Gerindra sebut nasib Jokowi bisa mirip Joseph Estrada
Joseph Estrada terpilih jadi presiden Filipina karena popularitas, akhirnya digulingkan rakyat.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menantang semua capres untuk saling membuka borok sebelum pilpres bergulir. Menurut Fadli, hal ini penting, agar rakyat tidak merasa dibohongi setelah pemilu presiden nanti.
Fadli mengatakan, Capres Gerindra Prabowo Subianto sudah sangat jelas rekam jejaknya. Apalagi di kalangan tentara, Prabowo sudah menjadi Danjen Kopassus. Sementara untuk Jokowi, dia menilai tidak jelas. Bagaimana rekam jejak dan kemampuan mantan wali kota Solo itu.
"Kalau Prabowo jelas malang melintang dari zaman beliau berkarier sudah diketahui kekuatan dan kelemahannya. Jokowi ini belum, belum melakukan sesuatu pembedahan, karena kemarin saya baru bikin puisi saja sudah reaksional ya, dan belum nyebut nama juga. Tapi sebetulnya belum apa-apa (puisi itu)," kata Fadli dalam sebuah diskusi survei SMRC di Jakarta, Minggu (4/5).
Fadli bahkan meminta antar tim sukses capres untuk saling buka-bukaan. Bahkan, mulai dari rekam jejak keluarga yang harus dibuka.
"Kalau punya hal disembunyikan pasti akan dibongkar, risiko pemimpin, harus diklarifikasi, kalau Prabowo kan sudah dimulai bahkan sejak sebelum pileg, ada isu (HAM) yang didaur ulang saya kira wajar," tegas dia.
"Pemikirannya apa, visi apa, misi apa, program kerja, tidak bisa hanya sekadar rapopo-rapopo. Di bidang ini apa di bidang ini apa, sehingga rakyat melihat apa visi dan misinya," imbuhnya.
Dia pun membandingkan seorang mantan Presiden Filipina Joseph Estrada yang terpilih karena popularitas. Namun baru dua tahun mantan aktor ternama Filipina itu memimpin, sudah digulingkan.
"Jangan sampai terkena Joseph Estrada sindrom, Pak SBY adalah kekuatan real, selama 10 tahun berkuasa hebat, relatif aman itu diakui dia punya leadership. Estrada luar biasa populernya dengan 80 persen tapi tidak tahu visi, misi, programnya apa akhirnya dalam dua tahun dijungkirkan. Tentu kita tidak ingin dijungkirkan, calon pemimpin ini harus dikuliti, asal bukan fitnah, latar belakang seperti apa, saya kira sah-sah saja diungkap, walau nanti diketahui mana benar mana salah," pungkasnya.