Giliran Golkar NTT dan Sumut dukung Airlangga Hartarto jadi ketua umum
Giliran Golkar NTT dan Sumut dukung Airlangga Hartarto jadi ketua umum. Selain perwakilan dari NTT, dukungan juga datang dari DPD I Sumatera Utara. Airlangga mengucapkan terima kasih atas dukungan dari DPD I NTT dan Sumatera Utara. Dia menyebut dukungan dari dua DPD itu menunjukkan permintaan munaslub sudah lengkap.
Pengurus DPD I Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Sumatera Utara memberikan dukungan kepada calon Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. Ketua Korbid Kepartaian DPD I NTT Thomas Tiba mengatakan, dukungan diberikan dengan harapan Airlangga bisa membuat Golkar menjadi lebih baik.
"Saya lapor ke Pak Melki, saya biasa manggil dia adik. Saya bilang 'ade secara resmi lapor ke ade sebagai ketua sama bersama DPD II berangkat ke Jakarta untuk memberikan dukungan kepada bapak Airlangga," kata Thomas di Jln. Rajasa I No.7 Selong Kebayoran Baru Jakarta Selatan, Senin (11/12).
Selain perwakilan dari NTT, dukungan juga datang dari DPD I Sumatera Utara. Airlangga mengucapkan terima kasih atas dukungan dari DPD I NTT dan Sumatera Utara. Dia menyebut dukungan dari dua DPD itu menunjukkan permintaan munaslub sudah lengkap dari 34 DPD I.
"34 Daerah sudah meminta untuk Munas Luar Biasa, dan seperti yang disaksikan bahwa secara fisik mereka hadir di sini tingkat II dan menyatakan dukungan baik Munaslub maupun pencalonan sebagai calon Ketum," ujarnya.
"Jadi dengan demikian yang sudah terekap sampai hari ini sudah lebih dari 70 persen tingkat II dan 100 persen tingkat I, dan juga dari ormas itu 7 dari 10, dengan demikian sudah, dari berbagai unsur mewakili munaslub," sambung Airlangga.
Menteri Perindustrian ini mengklaim desakan munaslub bukan kepentingan perseorangan tetapi seluruh elemen yang ingin Golkar bangkit dan menang di Pemilu 2019. Golkar disebut masih punya waktu untuk melakukan perubahan.
"Saya yakin dengan dukungan kita semua, Insya Allah Tuhan ikut bantu kita agar bisa keluar dari persoalan yang ada dan Insya Allah rakyat kembali dengan Golkar," tukasnya.
Baca juga:
Di Paripurna, DPR bacakan lima surat Golkar soal 'kursi panas' Setya Novanto
Kelompok Agus Gumiwang yang tolak Aziz Syamsuddin jadi ketua DPR
Cegah kegaduhan, surat penunjukan Aziz batal dibacakan di paripurna DPR
Golkar Jabar dan DKI kompak dukung Airlangga Hartarto di Munaslub
Saat Ade Komarudin jadi ketua DPR ganti Setnov tak perlu rapat pleno Golkar
56 Anggota Fraksi Golkar teken surat penolakan Aziz jadi ketua DPR
Aziz tak langsung dilantik ketua DPR, dibahas dulu di internal Golkar
-
Apa yang diklaim Airlangga sebagai pencapaian Partai Golkar? "Dengan demikian Partai Golkar mengalami kenaikan dan dengan Partai Golkar mengalami kenaikan, Partai Golkar juga yang mendukung Pak Prabowo dan Mas Gibran bisa berkontribusi kepada kemenangan Bapak Prabowo Subianto dan Mas Gibran Rakabuming Raka," tutup Airlangga.
-
Bagaimana Airlangga Hartarto mengelola potensi konflik di dalam Partai Golkar? Lanjut Dedi, Airlangga juga mampu merawat infrastruktur partai dengan mengelola potensi konflik yang baik.
-
Bagaimana Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Golkar? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Kapan Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Kenapa Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Apa alasan Nurdin Halid menilai Airlangga Hartarto layak memimpin Golkar? "Sangat layak, Erlangga memimpin Golkar," ujarnya kepada wartawan, Rabu (3/4). Nurdin mengaku di Pemilu 2024, Golkar perolehan kursi di DPR RI meningkat menjadi 102. Padahal di Pemilu 2019, Golkar hanya meraih 85 kursi. "Dari 85 kursi menjadi 102, itu tidak mudah. Sangat layak (memimpin kembali Golkar)," tuturnnya.