Golkar harus sasar pemilih muda dan kampanyekan antikorupsi
Golkar harus sasar pemilih muda dan kampanyekan antikorupsi. Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, kepemimpinan Airlangga Hartarto di Golkar harus membuat sejumlah terobosan. Terobosannya ada dua yaitu Rebound dan Re-brand.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, kepemimpinan Airlangga Hartarto di Golkar harus membuat sejumlah terobosan. Terobosannya ada dua yaitu Rebound dan Re-brand.
Burhan menjelaskan, Rebound berkaitan dengan elektabilitas Golkar yang turun setahun terakhir dari 17 persen menjadi 12 persen. Pada survei yang dilakukan Burhan, Golkar masih kokoh di peringkat kedua berselisih dengan Gerindra.
"Namun itu masih margin of error, jadi tidak mengetahui siapa yang ada di posisi 2. Jadi mau enggak mau harus mereboundkan tingkat kepercayaan publik yang merosot," kata Burhan dalam diskusi Menakar kepemimpinan Airlangga Hartato untuk kebangkitan Partai Golkar di RM Ayam Goreng Suharti, Jl Kapten Tendean, Mampang, Jakarta Selatan, Sabtu (16/12).
Burhan memaparkan, selama ini segmentasi pemilih Golkar terbiasa pada pemilih tua. Hal tersebutlah yang harus didobrak Golkar untuk mencari cara meluluhkan pemilih milenial. Burhan juga menyarankan gerbong partai Golkar diisi dengan kader-kader muda.
"Karena umumnya pemilih Golkar adalah pemilih yang tua, namun makin lama terjadi pemilih demografi yang rata-rata pemilih muda. Jadi Golkar harus merubah partai yang terkesan tua menjadi partai yang ramah anak muda," imbuhnya.
"Airlangga juga harus meyodorkan pengurus yang friendly, tapi bukan hanya muda saja, tapi harus punya terobosan. Jadi percuma kalau generasi muda tapi enggak punya pikiran politik, percuma," sambungnya.
Kemudian dari unsur Rebrand, Burhan memaparkan, yang paling utama partai Golkar harus menjual isu anti korupsi. Sebab belakangan ini Golkar jarang menyuarakan isu anti korupsi. Malah, korupsi tersebut blunder kepada Setya Novanto mantan Ketum Golkar yang terlibat kasus korupsi proyek e-KTP.
"Selama ini pun Golkar juga jarang menyuarakan antikorupsi. Jadi jangan sampai ekspektasi publik ketika melihat Golkar yang korupsi merupakan hal yang biasa di Golkar," imbuhnya.
Burhanuddin melanjutkan, jika Golkar menggulirkan isu antikorupsi maka akan sulit dilakukan karena sama saja dengan melawan dirinya sendiri. Airlangga pun harus membuktikan pada Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) dan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) mendatang untuk menjual isu antikorupsi dan tidak bersekongkol dalam hal 'nutrisi' dan 'gizi'.
"Kalau Golkar mau masuk pada isu antikorupsi tak mudah, karena sebenarnya itu melawan dirinya sendiri, kenapa, karena banyak kader-kadernya yang tersangkut kasus korupsi. Ini akan menjadi ujian pertama Golkar nanti di Rapimnas dan Munaslub," ujanya.
"Kalau mau serius berani gak Golkar undang KPK ke Munaslub Golkar, KPK juga berhak jika diundang parpol, karena disitu ada uang negara," tutup Burhanuddin.