Golkar minta koalisi Dedi Mizwar-Dedi Mulyadi lebih gencar bekerja
Golkar minta koalisi Dedi Mizwar-Dedi Mulyadi lebih gencar bekerja. Jika berkaca pada jumlah kursi partai pengusung di DPRD Jawa Barat, menurut Sukim, kemenangan memang realistis diraih pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi.
Wakil Sekretaris DPD Partai Golkar Jawa Barat, Sukim Nur Arif mengajak basis-basis suara pasangan nomor 4 Dedi Mizwar-Dedi Mulyadi di Pilgub Jawa Barat untuk merapatkan barisan. Menurutnya, saat ini seluruh barisan tidak terlena dengan hasil survei sementara.
"Seluruh kader, tim dan pendukung di basis-basis suara harus lebih mangprang lagi dalam bekerja. Semua tidak boleh terlena dengan hasil survei," kata Sukim, Kamis (29/3).
-
Apa yang didiskusikan Dedi Mulyadi dan pengurus Golkar di pertemuan tersebut? Kita tadi sudah berdiskusi banyak. Intinya bahwa kita mendukung Pak Dedi Mulyadi untuk menjadi calon gubernur di Jawa Barat.
-
Siapa yang diusung Partai Golkar menjadi Cagub Jabar? Partai Golkar mengusung mantan bupati Purwakarta Dedi Mulyadi maju menjadi calon gubernur Jawa Barat pada Pilkada 2024.
-
Kapan Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Kenapa Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Kapan pertemuan Dedi Mulyadi dengan pengurus Golkar berlangsung? Hal tersebut dipastikan usai pertemuan antara Dedi Mulyadi dengan utusan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, yakni Singgih Januratmoko dan sejumlah petinggi Golkar Jabar di Kota Bandung pada Jumat (2/8) malam.
-
Kapan Partai Golkar memutuskan mengusung Gibran? Keputusan diambil dalam Rapimnas Golkar pada Sabtu (21/10).
Jika berkaca pada jumlah kursi partai pengusung di DPRD Jawa Barat, menurut Sukim, kemenangan memang realistis diraih pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi. Berdasarkan data yang diperoleh, Gabungan kursi Partai Golkar dan Partai Demokrat sebanyak 29 kursi.
Kedua partai ini merupakan pengusung utama di Pilgub Jawa Barat. Ditambah dua partai nonparlemen yakni Partai Perindo dan PKPI.
Secara jumlah kursi parlemen, pasangan tersebut ditempel ketat oleh Sudrajat-Ahmad Syaikhu. Jumlah kursi partai pengusungnya, yakni Gerindra, PKS dan PAN adalah 27 kursi.
Kemudian, jumlah kursi partai pengusung Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum, terdiri dari Nasdem, PPP, Hanura dan PKB sebanyak 24 kursi. Meskipun belakangan, karena dinamika internal DPP, Partai Hanura diketahui mengalihkan dukungan kepada pasangan calon lain.
Sementara itu, PDIP mengusung sendirian pasangan calon TB Hasanudin-Anton Charlyan dalam Pilgub Jawa Barat ini.
"Kalau melihat itu semua, kemenangan itu realistis bagi pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi. Syaratnya, basis suara di Pileg 2014 lalu itu semakin menguat. Akan tetapi, Pilgub memiliki variabel berbeda dengan Pileg. Maka saya kira 2 kali Pilgub kemarin harus menjadi pelajaran berharga," ungkapnya.
Dua Pilgub Jawa Barat yang telah lalu belum pernah dimenangi oleh kandidat yang diusung oleh Partai Golkar dan Partai Demokrat. Pada Tahun 2008, Golkar dan Demokrat mengusung pasangan Danny Setiawan dan Iwan Sulandjana.
Kemudian, pada Tahun 2013 Golkar mengusung pasangan Irianto MS Syafiudin dan Tatang Farhanul Hakim. Sementara Partai Demokrat menjadi pengusung utama pasangan Dede Yusuf-Lex Laksamana.
Dalam dua kali pertarungan, dua kali pula Ahmad Heryawan dan pasangannya memenangi kontestasi di tanah Galuh dan Sunda tersebut.
"Kenaikan elektabilitas Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi memang menjadi perhatian berbagai pihak di tingkat nasional. Termasuk, saat saya mengikuti Rakernas Golkar 23-24 Maret kemarin di Jakarta. Pesan utamanya, kuatkan dan lebarkan basis suara," katanya.
Dalam melebarkan basis suara, Sukim juga mengingatkan agar tim pemenangan menjalankan kompetisi sehat dan penuh etika. Selain itu, karakter warga Jawa Barat harus menjadi pertimbangan utama saat melaksanakan kegiatan sosialisasi.
"Tim harus on the track pada peraturan perundangan dan etika. Kemudian, warga Jawa Barat mah kan senang didatangi langsung. Jadi, konsolidasinya bersifat mikro saja, dari rumah ke rumah, kita ajak memilih kandidat kita," ujarnya.
Cara ini dia pandang efektif dalam meraih insentif elektoral untuk pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi. Pasalnya, jalinan ikatan emosional dengan pemilih menjadi semakin kuat dan kecil kemungkinan berpindah kepada kandidat lain.
"Kang Deddy Mizwar dan Kang Dedi Mulyadi sudah menjalankan ini. Tim pun sudah menjalankan, tinggal intensitas dan areanya ditambah agar semakin kuat," katanya.
(mdk/eko)