Hanura: Pemikiran Prabowo salah besar soal rakyat bisa dibeli
Inas mengatakan bukti bahwa suara rakyat tidak bisa dibeli pernah terjadi di Pilpres 2014 lalu.
Ketua DPP Partai Hanura Inas Nasrullah Zubir menilai pernyataan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto soal orang yang punya uang bisa menentukan kepala daerah tidak tepat. Inas mengatakan bukti bahwa suara rakyat tidak bisa dibeli pernah terjadi di Pilpres 2014 lalu.
"Pemikiran dia bahwa rakyat Indonesia bisa dibeli dengan uang ternyata salah besar," kata Inas saat dihubungi merdeka.com, Rabu (20/6).
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Bagaimana tanggapan Prabowo atas Jokowi yang memenangkan Pilpres 2014 dan 2019? Prabowo memuji Jokowi sebagai orang yang dua kali mengalahkan dirinya di Pilpres 2014 dan 2019. Ia mengaku tidak masalah karena menghormati siapapun yang menerima mandat rakyat.
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Apa yang diusung Prabowo Subianto dalam acara tersebut? Ketua Umum Pilar 08, Kanisius Karyadi, mengatakan bahwa kegiatan yang diikuti oleh 70 ribu lebih peserta ini merupakan bentuk dukungan terhadap Prabowo Subianto dalam menjaga dan merawat Persatuan Indonesia, sejalan dengan Sila ke-3 Pancasila.
Saat Pilpres 2014 melawan Joko Widodo, kata Inas, Prabowo didukung oleh banyak konglomerat dengan kekuatan uang yang besar. Tapi, hasil akhirnya Prabowo tetap kalah dari Jokowi.
"Pada pilres yang lalu uang berlimpah-limpah di kubunya, sederetan konglomerat ada disana, tapi gagal merebut kekuasaan bukan?," ujarnya.
Untuk itu, Inas mengingatkan mantan Danjen Kopassus itu untuk berkaca diri sebelum menyebut orang 'berduit' dapat menentukan arah dan dinamika politik di Indonesia.
Sebelumnya, Prabowo Subianto kembali menyinggung kedaulatan ekonomi Indonesia. Menurut dia, banyak kekayaan alam yang bawa lari ke luar negeri dan menguntungkan bangsa lain.
Akibatnya, menurut Prabowo, kekuatan politik di Indonesia terancam. Bahkan, ada orang-orang berduit yang menganggap bisa menentukan kepala daerah dengan kekuatan uangnya.
"Kekuatan politik terancam, sekarang saat-saat kritis, ada kekuatan yang punya uang merasa bisa menentukan siapa yang akan jadi bupati, wali kota, gubernur, bahkan presiden RI mendatang," kata Prabowo saat memberikan pidato politik lewat live Facebook, Selasa (19/6) malam.
Prabowo mengatakan, saat ini Gerindra bisa dianggap sebagai benteng terakhir kemerdekaan Indonesia. Gerindra, kata dia, berkomitmen untuk mengembalikan kekayaan alam Indonesia agar menguntungkan bagi bangsa sendiri sesuai yang tertuang dalam pasal 33 UUD 1945.
Baca juga:
Hanura sebut Prabowo 'hopeless' lawan Jokowi di Pemilu 2019
Prabowo: Ada kekuatan uang merasa bisa menentukan siapa presiden mendatang
Prabowo: Kondisi memprihatinkan, arah bangsa Indonesia sudah menyimpang
Gerindra segera kaji duet Prabowo-Chairul Tanjung untuk Pilpres 2019
Sandiaga: SBY titip pesan, Insya Allah kita bersama-sama di 2019