Ibas sebut Demokrat berpeluang dukung Jokowi di Pilpres 2019
Ibas sebut Demokrat berpeluang dukung Jokowi di Pilpres 2019. Hubungan Partai Demokrat dengan Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla tengah harmonis menyusul dukungan terhadap Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang (Perppu) No 2 Tahun 2017 tentang Ormas meski dengan catatan harus direvisi.
Hubungan Partai Demokrat dengan Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla tengah harmonis menyusul dukungan terhadap Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang (Perppu) No 2 Tahun 2017 tentang Ormas meski dengan catatan harus direvisi. Bahkan, Partai Demokrat membuka peluang mendukung Joko Widodo di Pemilihan Presiden 2019 mendatang.
"Tidak ada yang tak mungkin, semuanya possible, sangat mungkin 2019 semua mungkin terjadi. Saya mengutip sekali lagi kata-kata Pak SBY, banyak skenario di 2019. Kita tunggu saja," kata Ketua Fraksi Partai Demokrat Edhi Baskoro Yudhoyono di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (31/10).
Pria yang akrab disapa Ibas ini menilai, Presiden Jokowi telah menjalankan banyak program dan kebijakan untuk membangun negara dan menyejahterakan rakyat. Meski banyak program dan kebijakan yang pro rakyat yang telah terlaksana, tapi ada pula pekerjaaan rumah yang belum tuntas.
Partai Demokrat menyatakan akan terus mengingatkan pemerintah untuk menyelesaikan tugas-tugas yang belum tuntas, serta mengkritisi jika ada kebijakan tak pro rakyat.
"Kami hargai sikap pemerintah dalam hal ini presiden melakukan kegiatan yang benar-benar ingin membangun negaranya, sejahterakan rakyatnya. Tapi kami juga terus jangan pernah padam untuk ingatkan banyak beberapa hal yang belum tuntas," ujarnya.
Dia menceritakan, Demokrat dan Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terus menjaga hubungan baik dengan para pemimpin bangsa termasuk Presiden Jokowi.
Hal itu terlihat dari kunjungan SBY ke Istana Merdeka dan bertemu Jokowi pada Jumat (27/10) lalu. Dia meyakini, SBY dan Jokowi membicarakan banyak hal positif bagi negara.
"Pak SBY sendiri yang pernah pimpin negara ini 10 tahun, dipilih secara demokratis juga menjaga komunikasi pada para pemimpin terdahulunya termasuk Pak Jokowi. Lihat saja kemarin santai tapi kita tak tahu apa yang dibicarakan," ungkap Ibas.
Anggota Komisi X DPR RI ini mengaku, Demokrat kian mesra dengan pemerintah dan fraksi partai-partai politik lain di DPR. Pemerintah juga disarankan menjaga kemesraan dengan rakyatnya.
"Kami juga ingin menjaga kemesraan. Kemesraan dengan pemerintah, kemesraan dengan fraksi-fraksi yang ada di DPR RI, kemesraan dengan teman-teman anggota Fraksi Demokrat," ucapnya.
Disinggung apakah Demokrat nyaman dengan pemerintah, Ibas menyebut pihaknya harus nyaman dengan kondisi yang positif saat ini.
"Kami harus nyaman dengan kondisi bangsa. Kami harus nyaman terhadap sesuatu yang positif. Tapi kami juga harus merasa ada yang diperbaiki jika sesuatu yang dibuat, dijalankan pemerintah hari ini belum berkenan dengan keinginan rakyat," tandas Ibas.
Meski demikian, Ibas menegaskan posisi Demokrat saat ini masih sebagai partai penyeimbang dan belum memutuskan akan merapat ke pemerintah.
"Sekali lagi Demokrat seperti posisi Pak Sekjen ini masih berada di tengah, akan terus berupaya mendukung sepenuh hati, tulus kepada pemerintah jika program-program atau kebijakan yang berkaitan dengan masyarakat itu baik, kami akan dorong bila perlu dioptimalkan," tukasnya.