Ini alasan Jokowi kurangi jumlah menteri dalam kabinetnya
"Kan ada kementerian yang dulu ada menjadi tidak ada, bisa digabung.
Presiden terpilih periode 2014-2019 Joko Widodo (Jokowi) sementara ini memutuskan untuk mengurangi jumlah menteri dalam kabinetnya menjadi 33 kementerian. Dia mengatakan, alasan pengurangan ini disebabkan oleh adanya kementerian yang digabung.
"Kan ada kementerian yang dulu ada menjadi tidak ada, bisa digabung. Tapi ngak usah diberi contoh," ungkapnya di rumah dinas Gubernur DKI Jakarta, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (10/10).
Dia menambahkan, walaupun mengalami perubah jumlah kementerian dalam kabinetnya, tidak ada nama kementerian yang baru. "Hanya itu saja. Nanti kita umumkan kalau sudah final akan kita sampaikan," ujar Jokowi.
Mantan Walikota Solo ini mengungkapkan, ini masih belum menjadi kepastian bahwa kementerian dalam kabinetnya akan berisikan 33 kementerian. Sebab semua masih dalam evaluasi dan masih ada kemungkinan berubah.
Sebelumnya, Jokowi mengatakan, sebelum mengambil keputusan untuk merubah struktur kabinet, telah melakukan evaluasi secara bertahap bersama JK. Sehingga dia mengambil keputusan untuk merubah struktur kabinet menjadi 33 menteri.
Dia menambahkan, dalam struktur tersebut telah diisi oleh beberapa nama calon menteri. "Sudah diisi semuanya, tapi masing-masing (menteri) itu ada yang isinya. Ada yang lima, empat dan tiga. Nanti baru disaring-saring. Nanti kalau sudah final betul, tapi sampai kini ada 33 Menteri 4 Menko," ungkapnya.
Hal ini berdampak kepada proporsional menteri yang akan diberikan kepada profesional dan profesional dari partai. Pada saat kabinet masih berisi 34 menteri, terdiri dari 18 profesional dan 16 profesional partai. Karena kini menjadi 33 menteri, menyebabkan jatah untuk partai berkurang.
"Sekali lagi ini kita evaluasi terus, kita harus kerja operasional dan detail, supaya makro kena dan mikronya kena. Sementara 18 profesional dan 15 profesional parpol, tapi belum final," terangnya.