Ini Capres dan Cawapres Pilihan Warga NU di Jatim
Dari 1.000 responden, 80,1 persennya mengaku memiliki kedekatan dengan Nahdlatul Ulama.
Poltracking Indonesia merekam pilihan calon presiden dan calon wakil presiden warga Nahdlatul Ulama di Jawa Timur.
Ini Capres dan Cawapres Pilihan Warga NU di Jatim
Poltracking Indonesia merekam pilihan calon presiden dan calon wakil presiden warga Nahdlatul Ulama di Jawa Timur. Dari 1.000 responden, 80,1 persennya mengaku memiliki kedekatan dengan Nahdlatul Ulama.
Untuk pilihan calon presiden, Prabowo Subianto paling banyak dipilih dengan angka 41,7 persen. Ganjar Pranowo di urutan kedua dipilih warga NU dengan angka 37,5 persen. Anies Baswedan paling bawah dengan 14,6 persen.
"Pemilih yang merasa dekat dengan NU memiliki kecenderungan memilih calon presiden cukup berimbang kepada Prabowo Subianto 41,7 persen dan Ganjar Pranowo 37,5 persen,"
ujar Direktur Riset Poltracking Indonesia Arya Budi saat pemaparan survei secara daring, Rabu (11/10).
merdeka.com
Sementara untuk pilihan cawapres warga Nahdlatul Ulama, bersaing empat nama di papan atas. Pertama ada nama Menteri BUMN Erick Thohir yang menjadi pemimpin klasmen.
Erick Thohir mendapatkan dukungan 20,8 persen dari responden yang memiliki kedekatan dengan NU.
Kemudian, Menko Polhukam Mahfud MD dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar bersaing ketat di urutan kedua dan ketiga. Mahfud dipilih 17,2 persen warga NU, dan Cak Imin 16,7 persen.
Posisi berikutnya ada Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dengan angka 13,7 persen.
Cawapres pilihan warga NU berikutnya berada pada angka di bawah 10 persen.
Yaitu Ridwan Kamil 8,1 persen, Sandiaga Uno 4,1 persen, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) 2,7 persen, Andika Perkasa 2 persen, Puan Maharani 2 persen, dan Airlangga Hartarto 0,5 persen.
Sementara itu masih ada responden yang tidak menjawab atau tidak tahu sebesar 12,2 persen.
Poltracking Indonesia menggelar survei pada 25 September-1 Oktober 2023 di Jawa Timur. Provinsi Jawa Timur dipilih sebagai provinsi penentu dan terpadat kedua secara jumlah pemilih nasional, yaitu mencapai 15,5 persen.
Survei menggunakan metode stratified multistage random sampling dengan jumlah sampel 1000 responden. Survei memiliki margin of error kurang lebih 3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.