Isu korupsi tak berpengaruh, dinasti Atut menang di pilkada serentak
Tiga kerabat Atut berjaya di Pilkada Serang, Tangsel, dan Pandeglang.
Sebanyak 264 daerah menggelar pilkada serentak pada Rabu 9 Desember kemarin. Banyak cerita menarik dari momen lima tahunan kali ini. Di beberapa daerah, dinasti politik masih terus berjaya melanggengkan kekuasannya.
Seperti di Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan. Dua anggota dinasti Yasin Limpo bersaing ketat di Pilkada Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan. Adnan Purichta Ichsan Yasin Limpo yang merupakan putra dari mantan bupati Gowa dua periode Ichsan Yasin Limpo mengungguli tantenya Tenri Olle Yasin Limpo.
Hasil hitung cepat yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia (LSI), berdasarkan suara dari 100 persen sampel yang masuk, pasangan Adnan-Rauf mendapatkan suara 40,17 persen. Sedangkan tantenya, Tenri Olle Yasin Limpo-Chairil Muin Daengola hanya mendapat 25,58 persen.
Sementara di Pemilihan Gubernur Jambi, mantan artis sinetron Zumi Zola yang kini menjabat Bupati Tanjung Jabung Timur, berhasil unggul. Dia akan menggantikan bapaknya mantan gubernur Jambi dua periode Zulkifli Nurdin.
Data hitung cepat Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pasangan calon nomor urut dua Zumi Zola-Fachrori Umar unggul 59,22 persen dari total 99,33 persen suara yang masuk. Sementara pasangan Hasan Basri Agus-Edi Purwanto baru mendapatkan 40,78 persen suara.
Satu lagi dinasti yang mendapat sorotan adalah keluarga mantan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah. Di provinsi paling barat pulau Jawa ini, ada empat wilayah yang menggelar pilkada serentak. Kecuali Kota Cilegon, pilkada di tiga wilayah lainnya diikuti oleh keluarga Atut.
Di Kabupaten Serang, adik Atut, Ratu Tatu Chasanah yang merupakan incumbent wakil bupati, unggul telak dari pasangan nomor urut dua Ahmad Syarif Madzkurullah-Aep Saepullah. Tatu yang berpasangan dengan Panji Tirtayasa, berdasarkan hasil hitung cepat Indo Barometer memperoleh 60,58 persen, sedangkan lawannya mendapat 39,42 persen suara.
Meski menyatakan menunggu hasil resmi dari KPU, Tatu meyakini hasil hitung cepat itu. "Saya tetap menunggu perhitungan dari KPU, tapi dari hasil survei yang sudah-sudah tidak begitu jauh," ujarnya.
-
Apa itu Pilkada Serentak? Pilkada serentak pertama kali dilaksanakan pada tahun 2015. Pesta demokrasi ini melibatkan tingkat provinsi, kabupaten, dan kota.
-
Apa definisi dari Pilkada Serentak? Pilkada Serentak merujuk pada pemilihan kepala daerah yang dilaksanakan secara bersamaan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota.
-
Kapan Pilkada serentak berikutnya di Indonesia? Indonesia juga kembali akan menggelar pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak di tahun 2024. Pilkada 2024 akan dilasanakan ada 27 November 2024 untuk memilih gubernur, wali kota, dan bupati.
-
Kenapa Pilkada Serentak dianggap penting? Sejak terakhir dilaksanakan tahun 2020, kali ini Pilkada serentak diselenggarakan pada tahun 2024. Dengan begitu, penting bagi masyarakat Indonesia untuk mengetahui kapan Pilkada serentak dilaksanakan 2024.
-
Kapan Hari Sirkus Sedunia diperingati? Hari Sirkus Sedunia yang diperingati setiap tanggal 17 April, adalah sebuah perayaan internasional yang didedikasikan untuk menghormati dan mengapresiasi seni pertunjukan sirkus serta para pemain dan seniman yang terlibat di dalamnya.
-
Mengapa Pilkada penting? Pilkada memberikan kesempatan kepada warga negara untuk mengekspresikan aspirasi mereka melalui pemilihan langsung, sehingga pemimpin yang terpilih benar-benar mewakili kehendak dan kebutuhan masyarakat setempat.
Airin Rachmi Diany nyoblos ©2015 merdeka.com/arie basuki
Di Kota Tangerang Selatan, Airin Rachmi Diany berhasil memperpanjang masa jabatannya untuk periode kedua bersama wakilnya Benyamin Davnie. Airin yang merupakan adik ipar Atut, berdasarkan hasil hitung cepat Charta Politika memperoleh 60,2 persen suara.
Disusul kemudian, pasangan calon nomor urut 2, Arsid- Elvier Ariadiannie Soedarto Poetri mendapatkan 30 persen suara. Sedangkan nomor urut 1, Ikhsan Modjo-Li Claudia Chandra mendapatkan 9,8 persen suara.
Warga Tangsel rupanya tidak terpengaruh dengan kasus korupsi pengadaan alat kesehatan dan suap mantan ketua MK Akil Mochtar yang membuat suami Airin, Tubagus Chaeri Wardana harus mendekam di penjara.
Menantu Atut maju di Pilkada Pandeglang ©2015 merdeka.com/dwi prasetya
Satu lagi pilkada yang diikuti kerabat Atut adalah pilkada Kabupaten Pandeglang. Menantu Atut, Tanto Warsono Arban menjadi calon wakil bupati berpasangan dengan Irna Narulita, anggota DPR dari PPP yang juga istri Sekjen PPP kubu Djan Faridz, Dimyati Natakusumah. Dimyati merupakan mantan bupati Pandeglang dua periode.
Sebelum ikut pilkada Pandeglang, Tanto Arban merupakan anggota DPRD Banten dari Fraksi Golkar. Istrinya, Andiara Aprilia (anak Atut) saat ini merupakan anggota DPD dari Provinsi Banten.
Yang menarik, di Pilkada Kota Cilegon, calon wali kota incumbent Tubagus Iman Ariyadi merupakan anak dari mantan wali kota Cilegon dua periode (2000-2010) Tubagus Aat Syafaat. Aat sendiri tersandung kasuskorupsi pembangunan Dermaga Trestle Kubangsari tahun 2010. Dia dinyatakan bersalah oleh Pengadilan Tipikor Serang dan dihukum penjara tiga tahun enam bulan.
Hanya Kota Cilegon dan Kabupaten Tangerang yang tidak tersentuh dinasti Atut karena di Kota Serang, adik tiri Atut, Tubagus Haerul Jaman kini berkuasa menjadi wali kota.
Soal dinasti politik ini, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto pernah mengungkapkan mengapa partainya menolak pendekatan Airin. Menurutnya, PDIP akan memberikan pendidikan politik bagi masyarakat untuk tidak mengusung bakal calon yang memiliki catatan politik dinasti di dalamnya.
"Ini kan aspek pendidikan politik di mana opsi-opsi partai lebih banyak kepada calon. Di Banten kami enggak dukung lagi, di Tangsel meskipun yang bersangkutan beberapa kali menawar ke PDI Perjuangan," kata Hasto dalam diskusi bertajuk 'polarisasi koalisi partai politik di daerah' di Hotel Santika, Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Pusat, Kamis (8/9) lalu.
Tapi sikap ini ternyata tidak berlaku di Cilegon, karena pasangan Tubagus Iman Ariyadi-Edi Ariadi didukung oleh 11 partai politik yang salah satunya PDIP. Lawan pasangan ini, Sudarman-Marfi merupakan pasangan yang maju dari jalur independen.