Jadi Ketua Timses Jokowi, Dedi Mulyadi larang menjelekkan Prabowo-Sandi & isu SARA
Target perolehan suara sebesar 60% dari 31 Juta lebih pemilih diakui sangat sulit, tapi bukan mustahil untuk mencapainya. Semuanya bisa direalisasikan dengan konsolidasi yang baik antar sesama pendukung Jokowi-Maruf Amin.
Ketua Tim Pemenangan Joko Widodo-Maruf Amin tingkat Jawa Barat diserahkan kepada Ketua DPD Golkar Jabar Dedi Mulyadi. Ia ditugaskan bisa meraup suara yang dipatok sebesar 60 persen dalam Pilpres 2018.
Tugas tersebut disampaikannya melalui surat yang Metua Tim Kampanye Nasional (TKN) Koalisi Indonesia Kerja, Erick Thohir dan Sekretaris TKN, Hasto Kristiyanto.
-
Apa yang didiskusikan Dedi Mulyadi dan pengurus Golkar di pertemuan tersebut? Kita tadi sudah berdiskusi banyak. Intinya bahwa kita mendukung Pak Dedi Mulyadi untuk menjadi calon gubernur di Jawa Barat.
-
Kapan pertemuan Dedi Mulyadi dengan pengurus Golkar berlangsung? Hal tersebut dipastikan usai pertemuan antara Dedi Mulyadi dengan utusan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, yakni Singgih Januratmoko dan sejumlah petinggi Golkar Jabar di Kota Bandung pada Jumat (2/8) malam.
-
Apa yang menurut Puteri Komarudin, mengukuhkan komitmen Partai Golkar dalam mengawal pemerintahan Presiden Jokowi? “Dimana, hal tersebut mengukuhkan Partai Golkar selalu setia mengawal keberjalanan pemerintahan di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi. Untuk itu, kami pun berkomitmen untuk melanjutkan agenda pembangunan tersebut,” ungkap Puteri.
-
Mengapa Pak Jokowi diundang ke Apel Kader Partai Gerindra? Bapak Presiden diundang acara Apel Kader Partai Gerindra pada hari Sabtu, 31 Agustus 2024 Pukul 19.00 WIB. Rencana Bapak Presiden akan hadir dan memberi Sambutan
-
Kapan Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Siapa yang diusung oleh partai-partai pendukung Prabowo-Gibran? Dua nama yang santer bakal meramaikan Pilkada Jakarta adalah dua mantan Gubernur Ibu Kota dan Jawa Barat yakni Anies Baswedan dan Ridwan Kamil. Anies sebagai calon inkumben tampaknya bakal diusung oleh partai-partai pendukungnya di Pilpres 2024. Begitu juga dengan Ridwan Kamil yang didukung barisan partai pendukung Prabowo-Gibran.
Dedi akan menajamkan informasi terkait keberhasilan Joko Widodo. Begitu pula dengan kinerja yang belum terlaksana dengan baik di bawah kepemimpinan Jokowi. Hal ini bertujuan agar publik Jawa Barat mampu membedakan kualitas di antara dua kandidat.
Diharapkan, dengan cara seperti itu membuat publik sadar tentang profiling kandidat yang bekerja dan kandidat yang hanya menebar wacana.
"Berbagai capaian Pak Jokowi selama menjabat kita sampaikan kepada publik. Untuk hal (kinerja) yang belum tercapai, mari kita akui bersama dan dorong di periode selanjutnya," ucap Dedi melalui keterangan tertulis yang diterima, Kamis (20/9/2018).
"Saya kira ini lebih fair dibanding saling klaim," lanjutnya.
Target perolehan suara sebesar 60% dari 31 Juta lebih pemilih diakui sangat sulit, tapi bukan mustahil untuk mencapainya. Semuanya bisa direalisasikan dengan konsolidasi yang baik antar sesama pendukung Jokowi-Maruf Amin.
"Potensi kemenangan Pak Jokowi di Jawa Barat itu sangat besar. Karena itu kami menetapkan target 60% suara," katanya.
Dedi mengaku sudah meracik pola komunikasi menjaring simpati dan berkomitmen untuk menghindari isu SARA. Pola komunikasi yang sudah disiapkan berupa pergerakan kultural di masing-masing simpul. Pengalaman dalam keikutsertaannya di Pilgub 2018 lalu akan diperbaiki antar lini konstituen.
"Orang Jawa Barat memiliki kekhasan tersendiri, di masing-masing simpul tentu berbeda. Ada kultur Priangan, Panturaan, Cirebonan dan Sunda Betawi," katanya.
Secara teknis, Dedi mengimbau seluruh jajaran tim dan simpatisan untuk menjalankan pola kampanye yang baik. Caranya, dengan tidak menjelekkan Prabowo-Sandi dan melarang setiap juru kampanye memberi pernyataan kontraproduktif yang bisa berpengaruh pada elektabilitas Jokowi-Ma’ruf.
"Seluruh hal yang kita dorong ke ruang publik harus memiliki relevansi terhadap kebutuhan masyarakat. Tidak boleh sebaliknya, publik menjadi berdebat dan itu kontraproduktif," ujarnya.
Isu SARA yang menerpanya dalam keikutsertaannya dalam Pilgub Jabar tidak boleh terjadi lagi.
"Tidak perlu dan memang tidak boleh isu SARA itu digunakan. Karena itu, sudahlah jangan lagi ada perdebatan antara kriteria ulama dan bukan ulama. Kita fokus saja terhadap kebutuhan rakyat Jawa Barat," tuturnya.
Selain Dedi Mulyadi, para ketua partai pengusung Jokowi-Ma'ruf juga masuk ke dalam susunan Tim Kampanye Daerah di Jawa Barat. Mereka menempati posisi sebagai Wakil Ketua.
Posisi Sekretaris diisi oleh Sekretaris DPD PDIP Jabar Abdy Yuhana. Para sekretaris partai pengusung Jokowi-Ma’ruf yang lain menempati posisi sebagai Wakil Sekretaris. Pola ini juga senada di posisi bendahara dan wakil bendahara.
Baca juga:
Hasto sebut 32 kepala daerah di Jatim masuk timses Jokowi
Ambil nomor urut, Jokowi-Ma'ruf berangkat dari Rumah Aspirasi Proklamasi
Timses yakin Jokowi bisa selesaikan kisruh Buwas dan Mendag soal Impor Beras
Buni Yani gabung Prabowo, timses Jokowi tak khawatir kasus Ahok terulang
Sempat bilang Projo sejajar dengan TNI-Polri, Moeldoko sebut wartawan salah kutip
Hashim: Siapa yang usul debat Capres pakai Bahasa Inggris, goblok itu