Jadwal padat, Jokowi batal berdialog dengan nelayan Surabaya
Para nelayan mengaku kecewa karena Jokowi lebih memilih menyambangi korban Lapindo.
Warga Kampung Nelayan, Nambangan, Kenjeran, Surabaya, Jawa Timur mengaku kecewa karena calon presiden Joko Widodo atau Jokowi, lebih memilih acara peringatan delapan tahun tragedi lumpur panas Lapindo Sidoarjo, daripada hadir di acara diskusi publik dan deklarasi dukungan di kampung nelayan tersebut, Kamis (29/5).
Padahal, sesuai jadwal, presiden yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), NasDem dan PKPI itu, akan hadir pada acara diskusi dan deklarasi di Kampung Nambangan, Kenjeran pada pukul 13.00 WIB. Sayang, ketika ditunggu hingga malam, Jokowi tak kunjung datang.
Sesuai agenda, pada tanggal 29 Mei, pada pagi hari, Jokowi akan menggelar kontrak politik dengan warga korban Lumpur Lapindo, bersamaan dengan acara peringatan delapan tahun peristiwa luapan lumpur panas di Kota Udang, sebutan Kabupaten Sidoarjo.
Namun, secara tiba-tiba, acara diundur hingga pukul 13.00 WIB. Nyatanya, Jokowi baru bisa datang sekitar pukul 15.00 WIB. Usai meneken kontrak politik dengan warga korban Lumpur Lapindo, sekitar 16.00 WIB, Jokowi langsung bertolak ke Pulau Dewata, Bali.
Sementara acara diskusi di Kampung Nelayan, Nambangan, Kenjeran, Surabaya, yang sesuai Jadwal akan dihadiri Gubernur DKI Jakarta itu, dengan sendirinya batal.
"Memang, saya menerima kabar dari tim Jokowi kalau beliau langsung terbang ke Bali setelah dari Sidoarjo," ujar Koordinator Kelompok Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Jawa Timur, Misbahul Munir, Kamis (29/5).
Acara diskusi dengan para nelayan di Nambangan sendiri, lanjut dia, sebenarnya dimulai pada pukul 13.00 WIB, namuan molor hingga pukul 15.00 WIB.
"Karena waktu kita menyesuaikan dengan agenda Jokowi yang baru tiba di Bandara Juanda Surabaya sekitar pukul 14.30 WIB," ungkap Misbahul.
Sayangnya, setiba di Bandara Juanda, Jokowi justru langsung bergerak menuju Sidoarjo, bukan ke Kampung Nambangan. Informasi yang diterima Misbahul sendiri menyebut, kacaunya agenda Jokowi di Jawa Timur, karena padatnya kegiatan di Jawa Barat, sehingga terlambat datang di Surabaya.
"Sebelumnya, kami sudah mendapat kepastian, kalau setelah menghadiri acara di Sidoarjo, Jokowi akan datang di Nambangan. Tapi karena agendanya kacau, sementara Jokowi sudah harus berada di Bali pada sore harinya, akhirnya diputuskan kalau acara yang di Surabaya batal, dan Jokowi langsung terbang ke Bali," katanya.
Menurut Misbahul, gelar acara dan dialog denga nelayan di Kampung Nambangan itu, Jokowi sendiri yang memintanya.
"Waktu itu, Jokowi sendiri yang ingin berdialog dengan nelayan di Surabaya, sayang batal," sesalnya.
Dengan batalnya kehadiran Jokowi di Nambangan, Kenjeran, Surabaya itu, menjelang magrib warga langsung membubarkan diri.
"Karena yang ditunggu batal datang, ya terpaksa acara kami bubarkan menjelang magrib," pungkasnya.