Jawab kritik Priyo, Ketua DPP sebut Golkar butuh nahkoda
Jawab kritik Priyo, Ketua DPP sebut Golkar butuh nahkoda. Sekretaris Dewan Kehormatan Partai Golkar Priyo Budi Santoso mengkritik proses pemilihan Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Partai Golkar menggantikan Setya Novanto. Priyo menyayangkan proses pemilihan Airlangga bukan melalui proses Munaslub.
Sekretaris Dewan Kehormatan Partai Golkar Priyo Budi Santoso mengkritik proses pemilihan Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Partai Golkar menggantikan Setya Novanto. Priyo menyayangkan proses pemilihan Airlangga bukan melalui proses Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) tapi cuma rapat pleno DPP.
Menyikapi hal tersebut, Ketua DPP Partai Golkar Happy Bone Zulkarnain menjelaskan, rapat pleno menunjuk Airlangga lantaran posisi ketua umum Partai Golkar kosong. Bone tak ingin partai Golkar berjalan tanpa komando. Mengingat juga ke depan memasuki kontestasi politik baik Pilkada, Pileg dan Pilpres.
"Kalau sudah lowong gini berarti kan nggak ada nahkoda. Dengan posisi tidak ada nahkoda, ini kan sebuah partai besar tidak mungkin berjalan tanpa nahkoda. Akhirnya kita sepakati sama-sama bahwa posisi yang lowong ini kita sepakati kita menunjuk ketua umum," kata Bone usai menghadiri diskusi Menakar Kepemimpinan Airlangga Hartato Untuk Kebangkitan Partai Golkar di RM Ayam Goreng Suharti, Jl Kapten Tendean, Mampang, Jakarta Selatan, Sabtu (16/12).
Ketua Harian Nurdin Halid juga mengatakan rapat pleno telah memutuskan berdasarkan AD/ART sehubungan dengan masalah hukum Setya Novanto, maka jabatan Ketum Golkar dinyatakan nol dan sesuai pasal 14 pengisian PAW. Dengan itu pun Pleno secara aklamasi menunjuk Menteri Perindustrian tersebut.
Penunjukkan Airlangga akan dikukuhkan dalam Munaslub. Namun, Bone mempersilakan bila ada yang ingin mencalonkan kembali menjadi Caketum Golkar.
"Di Munaslub ini tadi ada pertanyaan apakah memungkinkan kalau kemudian ada kader-kader lain yang ingin maju sebagai Ketua Umum Partai Golkar. Dipersilahkan, jadi tidak ditutup kemungkinan itu. Silahkan saja," tutur Bone.
Pada pleno DPP Partai Golkar Kamis malam (13/12) lalu para peserta pleno memutuskan memilih Airlangga Hartarto secara aklamasi sebagai Ketua Umum Golkar menggantikan Setya Novanto. Hasil pleno tersebut akan di bawa ke forum Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Golkar yang akan digelar pada 18 Desember dan dikukuhkan dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) pada 19-20 Desember 2017 mendatang di Jakarta.
Sebelumnya, kata Priyo, tidak tepat jika langsung memutuskan ketua umum baru Partai Golkar. Priyo beranggapan, rapat pleno biasanya hanya digunakan untuk melakukan perombakan pengurus, sementara pemilihan ketum dilakukan lewat Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub).
"Rapat pleno DPP punya kewenangan termasuk usulkan PAW pengurus, tapi khusus untuk penggantian Ketum di tengah jalan hanya bisa lewat Munaslub yang sehat dan demokratis," ujar Priyo.
Baca juga:
Menakar kemampuan Airlangga Hartarto pimpin Golkar
Ketua DPP Golkar ini yakin dukungan buat Ridwan Kamil bakal dicabut
Elektabilitas Golkar turun di hasil survei, Airlangga harus punya terobosan baru
Setnov lengser & Airlangga jadi Ketum, sorotan publik ke Golkar bakal menurun
Golkar harus sasar pemilih muda dan kampanyekan antikorupsi
'Mereka yang mau lawan Airlangga seperti buang garam di lautan'
Airlangga sebut Jokowi bakal hadiri Munaslub Golkar
-
Bagaimana Airlangga Hartarto mengelola potensi konflik di dalam Partai Golkar? Lanjut Dedi, Airlangga juga mampu merawat infrastruktur partai dengan mengelola potensi konflik yang baik.
-
Bagaimana caranya DPD I Golkar bisa mengganti Ketua Umum Airlangga Hartarto? Aturan mengenai pergantian ketum tercantum dalam anggaran dasar Partai Golkar dengan beberapa ketentuan. Salah satunya, apabila dua per tiga Pengurus Partai (DPD) Provinsi sepakat agar Munaslub dilaksanakan.
-
Apa yang diklaim Airlangga sebagai pencapaian Partai Golkar? "Dengan demikian Partai Golkar mengalami kenaikan dan dengan Partai Golkar mengalami kenaikan, Partai Golkar juga yang mendukung Pak Prabowo dan Mas Gibran bisa berkontribusi kepada kemenangan Bapak Prabowo Subianto dan Mas Gibran Rakabuming Raka," tutup Airlangga.
-
Kenapa banyak Ketua DPD Golkar ingin Airlangga Hartarto kembali memimpin secara aklamasi? "Makanya cukup rasional jika DPD ingin aklamasi untuk AH," jelasnya. Dia menambahkan, tidak mudah untuk Golkar meraup suara maksimal di Pemilu karena tidak ada kader yang bertarung di Pilpres 2024.
-
Bagaimana Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Golkar? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Kapan Prabowo tiba di Kantor DPP Partai Golkar? Prabowo tiba sekitar pukul 17.00 WIB dengan mengenakan pakaian berwarna hitam dan celana berwarna hitam.