Jenderal Moeldoko & Ryamizard masuk radar PDIP untuk cawapres
Megawati sudah keliling mencari tokoh yang dinilai cocok dipasangkan dengan Jokowi.
Ketua DPP PDIP Maruarar Sirait mengungkap sejumlah nama yang masuk dalam radar internal untuk disandingkan sebagai cawapres Jokowi. Di antaranya ada nama Hatta Rajasa, Mahfud MD sampai Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama (Ahok). Masuk juga nama mantan Kepala Staf TNI AD Jenderal (Purn) Ryamizard Ryacudu. Jenderal Moeldoko dan Luhut Pandjaitan.
Maruarar menjelaskan, saat ini Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sudah banyak bertemu dengan tokoh. Mega juga mempertimbangkan hasil pengamatan lewat survei dan media massa.
"Mbak Mega banyak bertemu tokoh masyarakat, media, agama, dia juga melihat hasil survei. Jadi keputusan yang diambil yang tepat dan bijaksana," ujar Maruarar saat dihubungi, Jumat (11/4).
Menurut dia, kriteria cawapres Jokowi sedang digodok. Kapan tepatnya akan diumumkan, hal itu diserahkan kepada Mega.
"Kalau masalah itu (kapan diumumkan) kewenangan Mbak Mega. Yang penting bukan kapannya tapi kriterianya apa dan untuk apa diputuskan," imbuhnya.
Anggota Komisi XI DPR ini membeberkan beberapa kriteria yang masuk radar PDIP. Dari bidang hukum sampai yang berpengalaman menjadi pertimbangan PDIP.
"Kalau masalah hukum ada Abraham-Mahfud MD. Ekonomi, Hatta. Keamanan Ryamizard, Moeldoko, Luhut Panjaitan. Pengalaman terbang tinggi? Ada JK, Kalau yang terbukti bisa kerjasama, loyal, profesional, Ahok," tutur dia.
Dia menilai, Ahok sangat cocok dengan Jokowi. Hal ini bisa dilihat dari kinerja Jokowi-Ahok memimpin Jakarta.
"Ahok adalah wagub yang cocok dengan Jokowi, Ahok juga nama yang berkembang di masyarakat akhir-akhir ini," kata dia.
Sementara Ryamizard, kata dia, sudah terbukti profesional dan kredibel. Untuk Hatta, lanjut dia, memiliki basis politik dan menguasai soal ekonomi
"Wacana-wacana itu jangan dimatikan biarlah itu berkembang di masyarakat sehingga nanti tentu bisa didengar intisarinya pada waktunya. Jokowi juga dulu kan berkembang dari masyarakat," pungkasnya.