Jika capreskan Jokowi, PDIP tak terkalahkan
Jika PDIP mencalonkan Jokowi sebagai capresnya dukungan yang diperoleh mencapai 29,9 persen.
Meski belum memiliki calon presiden secara resmi, raihan dukungan pemilih terhadap PDIP mencapai 29,9 persen. Perolehan dukungan itu didapat jika partai nasionalis itu benar-benar memunculkan Jokowi sebagai capresnya.
"Jika PDIP mencalonkan Jokowi sebagai capresnya dukungan yang diperoleh mencapai 29,9 persen. Golkar dengan Aburizal Bakrie 15,1 persen. Partai Gerindra dengan Prabowo 9,2 persen. PKB dengan Mahfud MD 5,9 persen. Partai Demokrat dengan Pramono Edhi 4,6 persen. Hanura dengan Wiranto 3,2 persen. Sedangkan partai lain yang belum memiliki calon presiden perolehan dukungannya stagnan," kata peneliti Departemen Politik dan Hubungan Internasional Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Fabias Basuki.
Hal itu dipaparkan Fabias dalam konferensi pers di Kantor CSIS, Jalan Tanah Abang III, Jakarta Pusat, Minggu (1/12).
Fabias mengungkapkan, perolehan dukungan yang paling mencolok adalah PKB. Menurutnya, kenaikan dukungan PKB itu karena adanya isu diusungnya Mahfud MD sebagai capresnya.
Saat ini PDIP memang belum menentukan calonnya. Namun, jika diskenariokan Jokowi sebagai capres PDIP, bahkan mencapai 30 persen dukungan.
"PDIP menunggu mengumumkan calonnya setelah pemilihan legislatif. Tapi dengan Jokowi sudah naik elektabilitasnya. Coba sudah diumumkan, dukungannya akan lebih meningkat," papar Fabias.
Seperti diketahui, PDIP akan menentukan capresnya dengan menunggu hasil perolehan suara para Pemilu Legislatif dahulu.
"Padahal jika dukungan makin tinggi PDIP akan memiliki posisi tawar tinggi. Tak perlu repot-repot mengandalkan koalisi. Bahkan bila mengandalkan koalisi dari banyak partai, pemerintahan akan berjalan tidak akan efektif," terang Fabias.
Survei CSIS yang bertajuk 'Tanda-tanda berakhirnya Oligarki Elit Partai?' dilakukan di 33 provinsi dan berlangsung pada 13 sampai 20 November 2013 dengan wawancara tatap muka. Jumlah sampel 1180 responden dengan tingkat kesalahan 2,85 persen dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.
Pemilihan responden dilakukan secara acak bertingkat dan proporsi kelamin 50:50 persen untuk laki-laki dan perempuan. Proporsi responden untuk desa dan kota juga sama 50:50 persen dengan data BPS 2011.