Jika Gaya Komunikasi Tak Diubah, Elektabilitas Jokowi Bakal 50:50 dengan Prabowo
Dua calon presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto dinilai tidak memanfaatkan peran juru bicara (jubir) dalam kampanye mereka. Padahal para capres, terutama Jokowi, dapat mengurangi blunder dengan adanya jubir.
Dua calon presiden Joko Widodo alias Jokowi dan Prabowo Subianto dinilai tidak memanfaatkan peran juru bicara (jubir) dalam kampanye mereka. Padahal para capres, terutama Jokowi, dapat mengurangi blunder dengan adanya jubir.
"Harusnya Jokowi menggunakan juru bicara, jadi kalau-kalau salah bisa di-counter. Tapi enggak, pak Jokowi senang ngomong sendiri," kata Pakar komunikasi Hendri Satrio di diskusi Setnas Prabowo-Sandiaga, Menteng, Selasa (4/12).
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Bagaimana tanggapan Prabowo atas Jokowi yang memenangkan Pilpres 2014 dan 2019? Prabowo memuji Jokowi sebagai orang yang dua kali mengalahkan dirinya di Pilpres 2014 dan 2019. Ia mengaku tidak masalah karena menghormati siapapun yang menerima mandat rakyat.
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
Menurut Satrio, para capres menanggapi suatu peristiwa di akhir sedangkan para jubir menanggapi di awal, dengan demikian maka akan mengurangi kesalahan.
"Lebih baik fungsi jubir digunakan, jadi kalau ada salah bisa diperbaiki," ujarnya.
Satrio menilai, capres harus lebih hati-hati dalam menyampaikan pendapat. "Sekarang harus hati-hati nanti blunder lagi. Sekarang pak Prabowo tone jadi lebih tenang, jadi bagaimana tim medianya," ucapnya.
"Sementara Pak Jokowi, enggak harus semua pertanyaan wartawan dijawab, kalau belum ada jawabannya enggak dijawab enggak apa-apa," tambah Satrio.
Sario menyatakan pertarungan Pilpres 2019 berbeda dengan 2014. Dia mencontohkan pada 2014 Jokowi memiliki banyak relawan. Namun, di Pilpres 2019, para relawannya itu sudah banyak menjadi komisaris.
"Sementara di kubu Pak Prabowo ada alumni 212 yang sangat militan," ucapnya.
Apabila gaya komunikasi Jokowi tidak diubah, Satrio memperkirakan elektabilitas Jokowi vs Prabowo akan sama pada Februari 2019 mendatang.
"Ini kalau dibiarkan sampai Februari akan 50:50," tandasnya.
Baca juga:
Ini Analisa Mengapa Jokowi Terapkan Strategi Menyerang di Pilpres 2019
Ketua KPK Minta Ketua Umum Parpol Serius Tegakkan Sistem Integritas
MUI Prihatin Pendukung Capres Sibuk Sebar Ujaran Kebencian dan Hoaks
Danny Pomanto Ungkap Alasan Dukung Jokowi Sekali Lagi Pimpin RI
DPD Tanah Bumbu Dukung Jokowi, Sekjen PAN Serahkan ke DPW Kalsel
Kubu Prabowo: Pengkritik Reuni 212 Tak Suka Umat Islam Bersatu