JK sebut Pemilu 2019 yang terumit di dunia
JK sebut Pemilu 2019 yang terumit di dunia. JK menjelaskan, Pemilu 2019 nanti menjadi paling rumit karena dari sistemnya. Nantinya diprediksi akan diikuti oleh 12 partai politik.
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) menilai, Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 mendatang menjadi pemilu yang paling rumit di dunia. Sebab, Pemilu 2019 Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden akan dilakukan secara bersamaan. Hal itu dikatakan saat memberikan sambutan dalam acara Rapim TNI-Polri di Aula Gatot Soebroto, Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (23/1).
"Kalau kita lihat di Indonesia ini, di dunia ini tahun yang akan datang, tahun 2019, di mana Pileg bersamaan dengan Pilpres disatukan itu adalah pemilu yang terumit di dunia ini," kata Jusuf Kalla di Aula Gatot Soebroto, Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur.
-
Kenapa Ridwan Kamil menemui Jusuf Kalla? “Beliau kan orang pintar ya dan penuh dengan pengalaman, arif, bijaksana. Sehingga saya perlu mendapatkan arahan, wejangannya dari beliau,” sambungnya.
-
Bagaimana Jusuf Kalla menilai dampak dari hukuman terhadap BUMN yang rugi? Kalau suatu kebijakan bisnis, langkah bisnis rugi cuma dua kemungkinannya, dia untung, dan rugi. Kalau semua perusahaan rugi, maka seluruh BUMN karya harus dihukum, ini bahayanya, kalau satu perusahaan rugi harus dihukum, maka semua perusahaan negara harus dihukum, dan itu akan menghancurkan sistem," ujar JK.
JK menjelaskan, Pemilu 2019 nanti menjadi paling rumit karena dari sistemnya. Nantinya diprediksi akan diikuti oleh 12 partai politik.
"Kenapa saya katakan terumit? Karena sistemnya, katakan lah mungkin tahun depan 12 partai. Karena partai di Indonesia macam-macam," ujarnya.
Dirinya pun mengungkapkan, selama penyelenggaraan Pemilu, di Indonesia selalu diikuti oleh banyak partai. Namun, setelah Pemilu 1971 sampai dengan 1992, pesta demokrasi hanya diikuti oleh tiga partai saja. Dan pada Pemilu 1999, sedikitnya ada 48 partai yang ambil bagian dalam pemilihan langsung tersebut.
"Kira-kira juga tahun yang akan datang ini (Pemilu 2019) sekitar 12 partai," ucapnya.
Kendati demikian, menurutnya, Pileg, Pilkada dan Pilpres sudah merupakan bagian dari sistem demokrasi yang dipilih oleh rakyat. Konsekuensinya memiliki sistem yang rumit demi berlangsungnya pemilu yang demokratis.
"Demokrasi pada dasarnya adalah dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat. Demokrasi pada dasarnya ialah masyarakat memilih perwakilannya, memilih pemimpinnya secara langsung," tandasnya.
Baca juga:
Luhut sebut deklarasi maju sebagai cawapres tidak benar dan fitnah
KPU dinilai bertele-tele jalankan putusan MK soal verifikasi faktual
Beda pandangan NasDem dengan PDIP soal verifikasi faktual Parpol
Perubahan metode verifikasi dikhawatirkan pengaruhi kualitas Pemilu
'Partai kayak kapal selam, muncul ketika pemilu lalu tenggelam'
KPU diminta tegas soal verifikasi faktual Parpol peserta Pemilu
Dewan Pers ingatkan media independen saat Pilkada dan Pilpres