Jokowi dan Prabowo bisa pancing orang datang ke TPS saat pemilu
KPU mematok target tingkat partisipasi pemilih dalam pemilu legislatif 2014 di kisaran 75 persen.
Survei Persepsi Masyarakat Indonesia jelang Pemilu Legislatif 2014 yang diselenggarakan IFES dan Lembaga Survei Indonesia menemukan jika para calon pemilih berniat datang ke TPS saat hari pencoblosan. Persentasenya pun cukup tinggi hingga mencapai 90 persen.
Survei dilakukan pada 17-30 Desember 2013 di semua provinsi di Indonesia (33) dengan jumlah responden ditetapkan secara proporsional berdasarkan propinsi. Dilakukan over sampling di Aceh, Maluku, Papua, dan Papua Barat. Jumlah sampel 1,890 responden yang mewakili para pemilih di Indonesia (17 tahun ke atas atau sudah menikah). Margin error ±2,3 %, dengan tingkat kepercayaan 95%.
Tingginya rencana partisipasi calon pemilih ini di atas target KPU yang memperkirakan tingkat partisipasi pemilih di pemilu legislatif 2014 sekitar 75 persen. Sebelumnya pada pemilu 2009, tingkat partisipasi pemilih di pemilu legislatif mencapai 75 persen, kemudian di 2004 sebesar 84 persen dan paling tinggi sejak era reformasi pada pemilu 1999 sebesar 91 persen.
Direktur Eksekutif LSI Dodi Ambardi yang dihubungi merdeka.com, menjelaskan, tingkat partisipasi yang diukur dalam survei itu sebenarnya tidak bisa memprediksi pada saat pencoblosan dilakukan. Karena niat memilih tidak sama dengan tingkat partisipasi.
"Kalau dalam bahasa surveinya itu adalah voting intention. Jadi memang setiap responden sebagian besar ketika ditanya apakah akan menggunakan hak pilih, mereka menjawab ya. Tapi pada saat hari pencoblosan belum tentu mereka datang ke TPS," ujar Dodi, Rabu (13/2).
Karena, lanjut Dodi, untuk datang ke TPS, banyak faktor yang bisa mempengaruhi para pemilih. Namun yang paling besar ketika terjadi polarisasi dukungan yang kuat di antara para pemilih, atau juga para pemilih yang menganggap pemilu sangat penting untuk mendapatkan perubahan.
Apalagi jika pemilu legislatif sangat terpengaruh dengan para pendukung capres dari masing-masing partai. "Sekarang kan ada yang fanatik Jokowi dan Prabowo dan yang sangat anti keduanya. Nah mereka ini akan datang ke TPS untuk mendukung partai yang menjadi pengusung para capres itu. Mereka ingin memastikan, parpol yang mereka dukung bisa mengajukan capres," jelas Dodi.
Meski begitu, Dodi memperkirakan, tingkat partisipasi di pemilu legislatif 2014 mendatang berada di kisaran 70-75 persen saja. Jumlah ini akan melonjak saat pemilu presiden mendatang.
"Apalagi kalau Jokowi maju jadi capres. Masyarakat menginginkan gaya kepemimpinan yang berbeda dari yang ada saat ini," pungkas Dodi.