Jokowi-JK di mata tokoh Islam
"Dia sosok yang sederhana dan tidak sombong. Dia pemimpin yang bicara apa adanya. Jokowi tidak peduli citra-citra."
Jokowi sering diserang kampanye hitam. Dia sempat disebut keturunan Tionghoa dan bukan beragama Islam. Kampanye itu masif masuk ke pedesaan salah satunya lewat Tabloid Obor Rakyat yang dibuat oleh Setiyardi, asisten Staf Khusus Istana Negara untuk Pembangunan Daerah Tertinggal dan Otonomi Daerah.
Tapi kampanye hitam itu tak sejalan dengan kenyataan yang ada. Berikut ini kutipan pandangan tokoh-tokoh Islam pada sosok Jokowi - JK yang merdeka.com rangkum dari berbagai media, Rabu (25/6).
Din Syamsuddin, Ketua Umum PP Muhammadiyah
"Saya sampaikan terima kasih dan penghargaan kepada capres Jokowi yang dalam debat calon presiden disampaikan sikap dan pandangan untuk beri dukungan penuh kepada kemerdekaan Palestina." (tribunnews, 24 Juni 2014)
Alwi Shihab (Menko Kesra 2004-2005)
"Jokowi dan Jusuf Kalla mempunyai tekad untuk menciptakan Islam yang rahmatan lil alamin. Artinya Islam yang ramah, Islam yang sejuk, Islam yang memayungi semuanya" (pemiluseru.com, 07 Juni 2014)
KH. Hasyim Muzadi (Ketua Umum PBNU 1999-2004)
"Siapapun tidak bisa meragukan keislaman JK. Ke-NU-annya serta integritas, visioner dan kompetensinya dalam masalah kenegaraan. Hasil-hasil amalnya sudah jelas dalam mengatasi konflik agama" (antaranews.com, 21 Mei 2014)
Syafi’i Maarif, Ketua Umum Muhammadiyah 2000-2005.
"Dia sosok yang sederhana dan tidak sombong. Dia pemimpin yang bicara apa adanya. Jokowi tidak peduli citra-citra. Masyarakat memerlukan pemimpin seperti itu." (rmol.co, 19 Mei 2014)
Imam Shamsi Ali, Imam Islamic Cultural Center New York
Walaupun disampaikan dalam bahasa yang sederhana, konsep-konsep yang ditawarkan Jokowi - JK lebih jelas. (facebook.com/ImamShamsiAli)
Malik Fadjar (Menteri Agama 1998-1999)
Jokowi sudah menirukan apa yang dilakukan Nabi Muhammad SAW, di mana dia sering berjalan ke sudut-sudut kota untuk menemui orang-orang lemah. (suara.com, 20 Juni 2014)
Khofifah Indar Parawansa (Ketua Umum Muslimat NU)
Saya lihat Jokowi tenang sekali, penyampaiannya juga sangat tertata. Beliau tidak menggebu-nggebu tetapi sangat tenang. Saya rasa mudah dicerna masyarakat, pemirsa yang menyangsikan debat di televisi. (tribunnews.com, 10 Juni 2014)