Jokowi punya tim internal godok cawapres, PDIP ingatkan keputusan akhir di parpol
PDIP mengingatkan bahwa partai politik adalah pihak yang memiliki wewenang untuk mengusung pasangan calon presiden dan wakil presiden. Dengan kata lain, keputusan akhir calon pendamping Jokowi tetap menjadi keputusan partai politik.
Presiden Joko Widodo disebut telah membentuk tim internal yang menggodok nama-nama calon wakil presiden yang layak mendampinginya di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tak mempersoalkan ada tim internal bentukan Jokowi.
"Oh itu yang tim Pak Jokowi ya boleh boleh saja lah," kata Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno saat dihubungi, Senin (12/3).
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Bagaimana tanggapan Prabowo atas Jokowi yang memenangkan Pilpres 2014 dan 2019? Prabowo memuji Jokowi sebagai orang yang dua kali mengalahkan dirinya di Pilpres 2014 dan 2019. Ia mengaku tidak masalah karena menghormati siapapun yang menerima mandat rakyat.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Kapan Jokowi mencoblos? Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan pencoblosan surat suara Pemilu 2024 di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
Sebagai salah satu orang terdekat Jokowi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno disebut sebagai ketua tim tersebut. PDIP juga tak mempersoalkan penunjukan sosok ketua tim di luar partai politik.
Hendrawan menduga, Jokowi menganggap Pratikno sebagai orang dekat dan bisa dipercaya sehingga diberi mandat untuk menyeleksi cawapresnya di Pemilu 2019.
"Kan memang Pak Pratikno dianggap orang yang paling dekat, paling dipercaya, orang kampus, sehingga kalau orang kampus dianggap imparsial, tidak mudah berpihak. Dan informasi sensitif tidak diperdagangkan diperjualbelikan antar parpol," ujarnya.
Terlepas dari itu, Hendrawan mengingatkan bahwa partai politik adalah pihak yang memiliki wewenang untuk mengusung pasangan calon presiden dan wakil presiden. Dengan kata lain, keputusan akhir calon pendamping Jokowi tetap menjadi keputusan partai politik.
"Jadi dengan pasal di UUD seperti itu, parpol sudah melewati babak kualifikasi dan langsung memasuki babak semi final. Kalau ada tim lain yang dibentuk itu pasti masih babak kualifikasi," tandasnya.
Diketahui, Presiden Jokowi menyatakan telah membentuk tim internal untuk Pemilu Presiden 2019. Tim ini tengah bekerja untuk menggodok calon wakil presiden untuk mendampingi Jokowi di periode kedua.
Baca juga:
Jokowi belum ajak Golkar bahas tim internal penjaringan cawapres
Golkar yakin dukungan Demokrat bakal muluskan kemenangan Jokowi
Wasekjen Gerindra duga ada drama di balik terbukanya dukungan Demokrat ke Jokowi
Politisi PDIP ke Demokrat: Kalau mau dukung Jokowi jangan minta syarat dulu
Soal capres dan cawapres, Jusuf Kalla sebut 'Biar yang muda saja'