Kandidat Cawapres Prabowo, lebih cocok Aher atau Anies Baswedan?
Pengamat Politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing punya analisis sendiri tentang siapa kandidat cawapres Prabowo yang paling pas dan menguntungkan. Menurut dia, wacana Prabowo-Aher lebih masuk akal.
Joko Widodo dan Prabowo Subianto kini tengah disibukkan untuk mencari calon wakil presiden di Pilpres 2019. Sejumlah nama telah disebut menjadi calon kuat pendamping kedua kubu tersebut.
Di kubu Jokowi, ada nama Mahfud MD, Moeldoko, Sri Mulyani, Muhaimin Iskandar, TGB Zainul Majdi dan Airlangga Hartarto. Jokowi kini tengah melakukan komunikasi dengan para pimpinan partai pendukung seperti PDIP, Golkar, NasDem, PPP, PKB serta Hanura.
-
Siapa yang bertemu dengan Prabowo dan Anies Baswedan? Susi Pudjiastuti mencuri perhatian publik setelah melakukan pertemuan dengan Prabowo dan Anies Baswedan.
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Mengapa Susi Pudjiastuti bertemu dengan Prabowo dan Anies Baswedan? Meski capres telah diumumkan, hingga kini bakal cawapres belum terlihat hilalnya. Justru Susi Pudjiastuti mencuri perhatian publik setelah bertemu dengan dua tokoh besar Prabowo dan Anies Baswedan.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Bagaimana Anies Baswedan menanggapi kekalahan Pilpres? "Mau perjalanan yang nyaman dan enak, pilih jalan yang datar dan menurun. Tapi jalan itu tidak akan pernah mengantarkan kepada puncak manapun," ujarnya."Tapi kalau kita memilih jalan yang mendaki, walaupun suasana gelap ... kita tahu hanya jalan mendaki yang mengantarkan pada puncak-puncak baru."
Sementara di kubu oposisi, Ahmad Heryawan dan Anies Baswedan sering disebut pantas mendampingi Prabowo. Selain itu, ada juga nama Agus Harimurti Yudhoyono, Zulkifli Hasan dan Chairul Tanjung.
Pengamat Politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing punya analisis sendiri tentang siapa kandidat cawapres Prabowo yang paling pas dan menguntungkan. Menurut dia, wacana Prabowo-Aher lebih masuk akal.
Dia beralasan, Aher akan mendongkrak elektabilitas Prabowo di Jawa Barat khususnya, seturut peningkatan suara calon kepala daerah yang diusung Gerindra-PKS di Pilkada Jabar beberapa waktu lalu. Meski tidak menang, namun pasangan Sudrajat-Syaikhu memberi kejutan yang menempel ketat pemenang yakni Ridwan Kamil-UU Ruhzanul Ulum.
"Aher kader PKS dan terbukti dua periode berhasil membangun Jawa Barat, dibanding dengan Anies Baswedan," kata Emrus saat dihubungi di Jakarta, Selasa (17/7).
Anies, kata Emrus, belum teruji di Jakarta karena pembangunan yang di Jakarta saat ini masih sebagai karya dari Jokowi yang kemudian dilanjutkan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Walhasil, menurut dia, lebih konkret ketika PKS pasangkan Prabowo dengan Aher. "Itu lebih produktif ketika nanti berhadapan dengan calon pesaingnya di Pilpres yakni Jokowi dan pasangannya," sambungnya.
Hal positif lainnya, adalah Aher merupakan kader idiologis PKS yang secara definitif akan memperkuat koalisi antara Gerindra dan PKS. Sebab bagaimanapun politik itu bicara kekuasaan dan bicara kepentingan.
"Bukankah kepentingan PKS lebih terwujud jika mengusung kadernya sendiri yaitu Aher dibanding Anies," ujar dia.
Dia khawatir jika PKS memaksakan diri mengusung Anies yang dianggapnya sebagai politisi yang sangat cair, akan berdampak buruk kepada PKS di kemudian hari. Sebagaimana diketahui, Anies pada 2014 lalu berada di pihak Jokowi dan mengkritik habis-habisan Prabowo. Tetapi, lanjut Emrus, saat Pilgub 2017 lalu, Anies langsung cair dan mendekat ke Prabowo.
"Jadi jangan sepelekan kader sendiri, kecuali memang tidak ada kader lagi. Dan jika Aher dicalonkan, sekaligus menunjukkan kepada publik bahwa kaderisasi di PKS berjalan dengan baik. Ini bisa jadi insentif elektabilitas untuk PKS di Pemilu Legislatif nanti," tutupnya.
Seperti diketahui, PKS mewacanakan formasi Anies dengan Ahmad Heryawan atau sebaliknya. Sementara Gerindra, mengkaji formulasi Anies mendampingi Prabowo. PAN pun tak menolak jika Anies didorong menjadi capres atau cawapres.
Anies sendiri tak menolak, jika dirinya diusung dalam Pilpres tahun depan. Mantan rektor Universitas Paramadina itu menyerahkan sepenuhnya kepada partai pengusung di Pilgub DKI 2017 yakni Gerindra dan PKS.
Presiden PKS Sohibul Iman mengungkap sikap Anies tersebut usai keduanya melakukan pertemuan di DPP PKS. Sohibul mengatakan, Anies menyadari betul bahwa bisa menjadi gubernur DKI Jakarta karena didukung oleh Gerindra dan PKS.
"Oleh sebab itu terkait masalah penyikapan tentang capres cawapres beliau katakan itu sepenuhnya diserahkan kepada PKS dan Gerindra," kata Sohibul.
Namun Sohibul keberatan jika Anies maju capres atau cawapres. Menurut dia, lebih baik Anies fokus mengurus Jakarta ketimbang memikirkan Pilpres 2019.
"Kami PKS berkeinginan pak Anies bisa menjalankan tugasnya dengan baik sampai masa jabatannya. Karena itu saya kira pak Anies harus lebih fokus di DKI," kata Sohibul.
Baca juga:
Said Aqil pesan ke Prabowo agar agama tak dijadikan alat politik
Bertemu Ketua PBNU, Prabowo konsultasi soal Cawapres
Prabowo tiba-tiba temui Ketua Umum PBNU malam ini
Prediksi 2 cawapres Prabowo, inilah prestasinya
Gerindra tegaskan umumkan Capres-Cawapres tanpa tunggu Jokowi
Rabu, Prabowo dan SBY bakal bertemu di Jakarta