Kegelisahan Buya Syafii Lihat Ujaran Kebencian dan Hoaks Marak di Medsos
Buya Syafii mengaku gelisah melihat fenomena hoaks dan ujaran kebencian media sosial. Menurutnya, media sosial telah banyak dipakai untuk sesuatu yang salah oleh orang-orang tak bertanggungjawab.
Di awal tahun politik, hiruk pikuk Pemilu 2019 menjadi sorotan masyarakat. Mulai dari debat kandidat sampai soal 'contekan' masing-masing kandidat calon presiden dan wakil presiden.
Teranyar, terkait maju mundurnya pembebasan narapidana terorisme Abu Bakar Baasyir, kemudian kemunculan bebasnya tokoh fenomenal Basuki Tjahaja Purnama usai menjalani masa tahanan selama 1 Tahun 8 Bulan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok.
-
Siapa yang diharuskan bertanggung jawab atas konten hoax di media digital? Dalam peraturan itu dijelaskan bahwa apabila ada konten hoaks, yang pertama kali bertanggung jawab adalah platformnya, bukan si pembuat konten tersebut.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Bagaimana BRI memastikan bahwa video tentang hilangnya uang nasabah akibat serangan bansos adalah hoax? BRI memastikan video yang tengah viral di social media terkait "Uang Hilang di BRI adalah efek dari Pemilu Untuk Serangan Bansos" adalah tidak benar dan tidak berdasar.
-
Apa yang diklaim oleh berita hoaks tentang huruf Y? "Huruf 'Y' akan dihapus dari Alfabet", judul artikel tersebut.
-
Bagaimana Cek Fakta Merdeka.com melakukan penelusuran terhadap berita hoaks tersebut? Penelusuran Cek Fakta Merdeka.com melakukan penelusuran melalui fitur Google Image. Menemukan bahwa thumbnail video Youtube merupakan foto dari berita Antaranews.com berjudul “Polisi bebaskan perawat DN tersangka gunting jari bayi di Palembang” yang diunggah pada 13 Februari 2023.
-
Kata-kata lucu apa yang dibagikan di media sosial? Kata-Kata lucu yang dibagikan di medsos bisa menjadi hiburan bagi orang lain.
Deretan peristiwa itu tak membuat tokoh senior Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif atau akrab dikenal dengan sapaan Buya Syafii risau. Ada hal lain yang menarik perhatian Buya.
Anggota Dewan etik Mahkamah Konstitusi, itu mengaku gelisah melihat fenomena hoaks dan ujaran kebencian media sosial. Menurutnya, media sosial telah banyak dipakai untuk sesuatu yang salah oleh orang-orang tak bertanggungjawab.
Dampak ujaran-ujaran kebencian itu sangat fatal yakni membawa Indonesia ke arah perpecahan.
"Ujaran-ujaran itu orang tak bertanggungjawab tidak melihat akibatnya. Karena terlalu bebas dan tidak ada yang merasakan punya tanggungjawab moral. Saya rasa itu saja menurut saya," kata Syafii di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Rabu (23/1).
Dia mengutarakan, aturan tentang penggunaan media sosial secara bijak bagi sebagian orang hanya angin lalu saja.
"Aturan siapa yang mau mendengar. Yang punya hati nurani mau ikut aturan itu, kalau tidak? Politik segala-galanya sekarang," tuturnya.
Dia menegaskan, tak ada cara yang ampuh mengatasi perilaku orang-orang yang tidak bertanggungjawab di media sosial. Semuanya harus dimulai dari diri sendiri yang merasa media sosial harus digunakan secara baik.
"Enggak ada cara yang ampuh. Begini saja, orang yang waras jangan hanya diam. Harus bergerak," ucap Syafii.
Menurut dia, orang waras ini jangan hanya bergerak saat tahun politik semata saja. Sampai pertarungan kekuasaan bakal selesai, lalu ditinggalkan dan tak membenahinya lagi.
"Bukan hanya di tahun politik, selanjutnya kita harus begitu," jelasnya.
Dia mengingatkan, seluruh warga negara harus mulai bergerak menghadapi bahaya ancaman media sosial agar NKRI tetap utuh.
"Negara ini harus bertahan lama dan itu tergantung kepada warga negara kita. Kalau mereka tidak mau menghiraukan kesopanan, Undang-Undang Dasar, masa depan kita itu dalam tanda tanya besar," ungkap Syafii.
Meski begitu, dia melihat orang-orang waras sudah perlahan mulai bergerak. Tinggal bagaimana memobilisasinya dengan baik.
"Sudah mulai, tapi belum terkoordinasi dengan baik. Ya (harus dikencangkan lagi)," tutupnya.
Reporter: Putu Merta Surya Putra
Sumber : Liputan6.com
Baca juga:
Buya Syafii Sebut Razia Buku Sebagai Bentuk Pembodohan
Buya Syafii Maarif Sebut Medsos Dikuasai Orang Tidak Waras dan Sumbu Pendek
Buya Syafii Minta Masyarakat Tak Ragukan Perhatian Jokowi ke Umat Islam
Pesan-Pesan Mendalam Tokoh Muhammadiyah Pada Sunanto
Petuah-Petuah Tokoh Muhammadiyah Buya Syafii pada Tahun Politik