Komitmen setop produksi hoaks demi demokrasi yang berkualitas di Pemilu 2019
Pertarungan Pilpres dan Pileg bersamaan di 2019 memicu kekhawatiran sejumlah pihak. Terlebih lagi, capres-cawapres hanya terdapat dua pasang. Yang berpotensi memecah belah rakyat.
Pertarungan Pilpres dan Pileg bersamaan di 2019 memicu kekhawatiran sejumlah pihak. Terlebih lagi, capres-cawapres hanya terdapat dua pasang. Yang berpotensi memecah belah rakyat.
Oleh sebab itu, menyambut momen sumpah pemuda yang jatuh pada 28 Oktober nanti, sejumlah Caleg muda dari berbagai parpol deklarasi gerakan 'Caleg Muda Kader Bangsa'.
-
Kapan Pemilu 2019 diadakan? Pemilu terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah pemilu 2019. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak yang dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, dan DPD.
-
Kapan pemilu 2019 dilaksanakan? Pemilu 2019 merupakan pemilihan umum di Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019.
-
Apa saja yang dipilih dalam Pemilu 2019? Pada tanggal 17 April 2019, Indonesia menyelenggarakan Pemilu Serentak yang merupakan pemilihan presiden, wakil presiden, anggota DPR, DPD, dan DPRD secara bersamaan.
-
Mengapa Pemilu 2019 di sebut Pemilu Serentak? Pemilu Serentak Pertama di Indonesia Dengan adanya pemilu serentak, diharapkan agar proses pemilihan legislatif dan pemilihan presiden dapat dilakukan dengan lebih efisien dan efektif.
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
-
Partai apa yang menang di Pemilu 2019? Partai Pemenang Pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase suara sebesar 19.33% atau 27,05 juta suara dan berhasil memperoleh 128 kursi parpol.
Melalui siaran pers kepada merdeka.com, Rabu (10/10), para Caleg muda ini memiliki sembilan pandangan terhadap masalah utama bangsa Indonesia saat ini.
Pandangan tersebut diperoleh hasil dari menyerap aspirasi publik yang disusun berdasarkan apa yang dirasakan oleh para caleg muda dari berbagai partai politik dan daerah di Indonesia ini.
9 Masalah utama itu yakni:
1. Lemahnya komitmen berkonstitusi.
2. Penegakan hukum yang masih inkonsisten.
3. Rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia dan daya saing anak muda.
4. Tingginya praktik dan mentalitas korupsi.
5. Merebaknya hoaks, ujaran kebencian dan konflik politik yang kontra-produktif.
6. Merebaknya intoleransi, radikalisme dan terorisme.
7. Rendahnya transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan dari tingkat daerah hingga pusat.
8. Lemahnya pembangunan industri, ekonomi rakyat dan aspek kesejahteraan sosial.
9. Masih lemahnya pelayanan publik.
Para caleg muda kader bangsa inipun berkomitmen untuk setia mengawal Pancasila dan konstitusi Indonesia. Kemudian, berkolaborasi dan bersinergi secara positif dalam berbagai aktifitas politik yang berkeadaban dan bermanfaat secara produktif untuk kehidupan dan kesejahteraan rakyat.
Ketiga, tidak memproduksi dan menyebarkan segala berita kebohongan, ujaran kebencian dan hoaks dalam mewujudkan demokrasi yang sehat dan berkualitas. Keempat, tidak melakukan seluruh bentuk politik transaksional sebagai wujud sikap antikorupsi dan pembusukan demokrasi.
Mereka juga berkomitmen untuk mendorong kesejahteraan umum untuk seluruh rakyat, mengutamakan Sumber Daya Manusia yang unggul dan budi pekerti yang luhur, memajukan ekonomi kreatif, serta peduli terhadap pembangunan karakter dan komunitas berbangsa-bernegara yang toleran, berkarakter, bersatu dan produktif.
"Kami caleg muda kader bangsa siap menjadi pemimpin untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik," sorak 30 perwakilan caleg muda dari seluruh Indonesia ini.
(mdk/rnd)