KPU RI sebut tren partisipasi warga buat nyoblos terus menurun
Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI) menggelar rapat koordinasi persiapan akhir Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2017 di Kantor KPU Pusat. Komisioner KPU Hadar Gumay, mengungkapkan tren partisipasi masyarakat dalam pemilu maupun Pilkada terus menurun setiap periodenya.
Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI) menggelar rapat koordinasi persiapan akhir Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2017 di Kantor KPU Pusat. Komisioner KPU Hadar Gumay, mengungkapkan tren partisipasi masyarakat dalam pemilu maupun Pilkada terus menurun setiap periodenya.
Kondisi itu terjadi mulai dari Pileg 2014, Pilpres 2014 dan Pilkada Serentak tahun 2015 lalu. "Data partisipasi masyarakat di pilkada terus turun. Pileg 2014 angkanya 75,11 persen, Pilpres 2014 angkanya 71,31 persen, dan Pilkada 2015 angkanya 69,14 persen," ujar Hadar saat rapat berlangsung di Kantor KPU RI Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Selasa (7/2).
Melihat fenomena demikian, kata Hadar, KPU khawatir tren penurunan partisipasi masyarakat kembali turun di tahun 2017 ini. Sebab banyak faktor menyebabkan warga enggan berpartisipasi dalam pemilihan kepala daerah. Salah satunya faktor calon kandidat tak sesuai harapan masyarakat.
"Mereka bisa berpandangan calon kepala daerah yang ada (tersedia) bisa tepat atau tidak. Cuaca juga bisa mempengaruhi, kalau pas mau nyoblos hujan deres? orang mikir-mikir datang ke TPS," terang Hadar.
Hadar tak menampik adanya korelasi kandidat peserta Pilkada dengan tren penurunan partisipasi masyarakat saat hari pencoblosan. Sebab bila pada Pilkada serentak ada 800 kandidat calon untuk 268 wilayah, pada Pilkada serentak tahun ini menurun hingga 310 calon sari 101 daerah.
"Melihat 2015 pilkadanya ada di 268 wilayah, sekarang kan cuma 101 wilayah, ini juga bisa jadi faktor. Tapi diakui memang presentasenya menurun," pungkas Hadar.