Kubu Anies-Sandi sebut Ahok-Djarot kalah karena dukungan stagnan
Ahok-Djarot, kata Eep, sebenarnya mendapatkan 20 persen dukungan dari pendukung pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni. Sementara 80 persen sisanya mendukung Anies-Sandiaga. Namun, secara keseluruhan perolehan suara Ahok-Djarot justru mengalami penurunan hingga 14 ribu dibandingkan putaran pertama.
Konsultan politik Anies Baswedan-Sandiaga Uno, Eep Saefullah, mengungkapkan faktor yang membuat pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat kalah di putaran kedua Pilgub DKI Jakarta. Salah satunya karena dukungan kepada Ahok-Djarot stagnan dan tidak menjangkau basis suara baru.
"Suara Ahok-Djarot terkarantina, bahkan bukan hanya tidak bisa meluas jangkauannya, tapi turun hampir 14 ribu suara di putaran satu," kata Eep di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (22/4).
Ahok-Djarot, kata Eep, sebenarnya mendapatkan 20 persen dukungan dari pendukung pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni. Sementara 80 persen sisanya mendukung Anies-Sandiaga. Namun, secara keseluruhan perolehan suara Ahok-Djarot justru mengalami penurunan hingga 14 ribu dibandingkan putaran pertama.
"Karena ternyata 20 persen pendukung AHY ke Ahok-Djarot. Tapi angka agregat mereka turun, artinya terjadi penurunan lumayan besar basis dukungan mereka," terang Eep.
Selain itu, isu bagi-bagi sembako oleh kubu Ahok-Djarot dinilai sangat berpengaruh besar terhadap penurunan elektabilitas mereka di hari pencoblosan. Tudingan itu ternyata membuat pemilih Ahok-Djarot memilih merapat ke Anies-Sandiaga.
"Hujan sembako, musim sembako sangat pendek memberikan kontribusi besar, sedekah Ahok Djarot kepada Anies Sandi untuk tidak memilih Ahok Djarot. Ternyata tingkat pemilih Ahok Djarot yang memilih karena integritas turun," ungkapnya.
Baca juga:
Panwaslu nyatakan sembako di DPC PPP Jaksel tak ada pidana pemilu
TPS 19 Pondok Kelapa gelar pencoblosan ulang Pilkada DKI
Datangi TPS 01 Gambir, M Taufik sebut hasilnya tak akan berpengaruh
Disebut akan jadi menteri kabinet Presiden Jokowi, ini kata Ahok
Gerindra tak segan kritik Anies-Sandi jika tak realisasikan janji
-
Kapan Pilkada DKI 2017 dilaksanakan? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Apa saja isu yang muncul selama Pilkada DKI 2017? Apalagi pemilihan tersebut juga diwarnai dengan isu-isu seperti agama, etnis, dan kebijakan publik.
-
Siapa saja kandidat yang bertarung di Pilkada DKI 2017? Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
-
Kapan Pilkada DKI 2017 putaran kedua dilaksanakan? Pemungutan Suara Putaran Kedua (19 April 2017):Putaran kedua mempertemukan pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga.
-
Apa tugas Ahmad Sahroni di Pilgub DKI Jakarta? Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus akhirnya menunjuk Bendahara Umum (Bendum) Partai NasDem, Ahmad Sahroni sebagai ketua pemenangan untuk pasangan Ridwan Kamil - Suswono di Jakarta.
-
Apa yang dikatakan Hasto mengenai peluang Anies dan Ahok di Pilgub DKI 2024? Hasto mengatakan hal itu menanggapi pertanyaan terkait peluang PDI Perjuangan memasangkan dua mantan gubernur DKI Jakarta yakni Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai calon gubernur - wakil gubernur DKI Jakarta.