Kubu Prabowo-Hatta tuding KPU gelembungkan jumlah DPT
"Pilpres ini jadi seperti anak yang sudah cacat sejak dalam kandungan," kata Suryo.
Penasihat relawan Prabowo - Hatta, Letjen TNI (Purn) Suryo Prabowo mengatakan jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang dimiliki Komisi Pemilihan Umum (KPU) lebih banyak dari jumlah penduduk yang memiliki hak suara. Jumlah pemilih dalam DPT pilpres KPU sebanyak 188.461.971 orang, atau lebih banyak 6,7 persen dari jumlah penduduk yang memiliki hak pilih. Analisa itu berdasarkan data BPS pada tahun 2013 sebesar 176.662.097 orang.
"Pilpres ini jadi seperti anak yang sudah cacat sejak dalam kandungan. Situasi bisa lebih parah, tapi belum terlambat, pilpres masih bisa diulang sebelum situasi makin tidak terkendali," kata Suryo Prabowo dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (26/7).
Dia mengatakan, selisih 6,7 persen lebih besar jumlah DPT dengan jumlah penduduk tersebut sangat janggal karena angka pertumbuhan penduduk 6,7 persen per tahun itu jauh lebih tinggi dari versi BPS yaitu 1,34 persen. Selain itu jumlah pemilih dalam DPT seharusnya lebih sedikit daripada BPS karena usia pemilih adalah 17 tahun ke atas, bukan 15 tahun.
"Jadi jelas, sejak awal sudah ada yang ingin bermain curang dengan cara memainkan jumlah DPT," jelasnya.
Selain itu, dia juga mencermati penggelembungan suara untuk pasangan Jokowi - JK semakin bombastis bila melihat data di setiap provinsi yang dimenangkan oleh pasangan Jokowi - JK. "DPT Jateng digelembungkan sampai 17,3 persen atau 4.042.673 pemilih. DPT Jatim 14,1 persen, atau 3.788.064 pemilih dan Papua 48,0 persen, atau 1.045.878 pemilih. Kecurangan ini benar-benar parah," ujarnya.
Karena itu, menurutnya, kejanggalan pilpres ini bersifat masif, terstruktur dan sistematis. "Apakah hanya karena ingin tepat sesuai jadwal tahapan pilpres, KPU abaikan kecurangan yang masif, terstruktur dan sistematis ini? Sebelum semuanya terlambat ada baiknya KPU lakukan pilpres ulang karena menyangkut hak 150 juta warga," ujarnya.