Marsekal Hadi akui ancaman separatis di RI akan selalu ada
Marsekal Hadi akui ancaman separatis di RI akan selalu ada. Calon Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, ancaman gerakan separatis di Indonesia akan selalu ada. Hal ini karena karakteristik dan kondisi geografis Indonesia.
Calon Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, ancaman gerakan separatis di Indonesia akan selalu ada. Hal ini karena karakteristik dan kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan.
"Dengan konstruksi Indonesia sebagai negara kepulauan dan masyarakat yang majemuk, potensi separatisme serta konflik komunal berbasis suku, agama, ras termasuk antar-golongan akan selalu ada," kata Hadi saat uji kelayakan dan kepatutan calon Panglima TNI di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (6/12)
Jika kondisi ini itu tidak dikelola dengan baik, kata Hadi, akan berpotensi membuat konflik komunal meningkat menjadi konflik vertikal. Bentuknya adalah pemberontakan terhadap pemerintahan yang sah.
Untuk itu, TNI memiliki tugas dan peran yang penting untuk mencegah gerakan-gerakan separatis merebak di Indonesia.
"Sesuai doktrin TNI saat ini maka tugas TNI yang masih sangat relevan adalah TNI sebagai kekuatan penyerang, TNI sebagai kekuatan pertahanan, TNI sebagai kekuatan pendukung, dan TNI sebagai instrumen kekuatan negara yang dapat digunakan untuk kepentingan apapun yang menjadi keputusan politik negara," jelasnya.
Selain itu, Hadi menjelaskan, atmosfer globalisasi yang kompleks, kemajuan teknologi, arus imigrasi manusia, sebaran informasi dan media serta pertumbuhan jaringan yang bersifat multinasional sangat sulit untuk dikendalikan.
Kondisi tersebut berpotensi menjadi ancaman bagi pertahanan dan keamanan negara dan bisa terjadi dimana saja dan kapan saja. Sebut saja menyebarnya paham radikalisme kelompok ekstrimis ISIS.
"Salah satu dampak ini dapat dirasakan secara nyata dengan berkembangnya paham radikalisme di tataran lingkungan strategis nasional yang ternyata memiliki benang merah dengan radikalisne ISIS dan paham radikal lainnya di Timur Tengah," tandasnya.
Untuk diketahui, uji kelayakan dan kepatutan calon Panglima TNI diawali dengan pemaparan visi-misi secara terbuka. Agenda dilanjutkan dengan pemaparan kebijakan dan program strategis TNI kedepan dan pendalaman materi uji kelayakan dilakukan secara tertutup.
Baca juga:
Marsekal Hadi ingatkan bahaya proxy war yang dimainkan pihak asing
Marsekal Hadi sampaikan visi dan misi jadi Panglima TNI di hadapan DPR
Marsekal Hadi paparkan lima potensi ancaman pertahanan negara
Kisah asmara Marsekal Hadi Tjahjanto 'Ken Arok dan Ken Dedes'
Panglima TNI sebut Kasad dan Kasal siap dipimpin Marsekal Hadi
Jenderal Gatot antar Marsekal Hadi Fit and Proper Test di DPR
Ini pesan khusus orangtua untuk Marsekal Hadi jika jabat Panglima TNI
-
Siapa menantu Panglima TNI? Kini Jadi Menantu Panglima TNI, Intip Deretan Potret Cantik Natasya Regina Ini potret cantik Natasya Regina, menantu panglima TNI.
-
Bagaimana cara Hadi Tjahjanto menyapa prajurit TNI? "Ketika berjumpa dengan Prajurit, maupun keluarga besarnya saya selalu berusaha menyapa terlebih dahulu seperti apa yang dipesankan oleh kedua orang tua saya dahulu," tulisnya dalam caption.
-
Kapan Panglima TNI menerima penghargaan? Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto dianugerahi penghargaan Meritorious Service Medal dari Pemerintah Singapura.
-
Siapa yang diusulkan Presiden Jokowi sebagai calon Panglima TNI? Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengusulkan Jenderal TNI Agus Subiyanto sebagai calon Panglima TNI.
-
Apa yang dilakukan Hadi Tjahjanto saat bertemu dengan keluarga prajurit TNI? Hadi juga sempat menceritakan perjuangan menjadi anak Kopral. "Tahu enggak Ibu-Ibu, dulu Bapak saya pangkatnya apa? Bapak saya pangkatnya Kopral. Tapi Bapak saya bisa menyiapkan saya ternyata bisa menjadi Menkopolhukam. Ya karena sekolah dan doa dari Ibu tiap hari," ungkapnya.
-
Apa nama penghargaan yang diterima Panglima TNI? Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto dianugerahi penghargaan Meritorious Service Medal dari Pemerintah Singapura.