Melihat Peluang Ganjar-Erick Thohir Diusung Parpol di Pilpres 2024
Berkaca pada pengalaman tersebut, dia menyakini, peluang Ganjar untuk diusung oleh PDIP masih sangat terbuka. Mengingat, Gubernur Jawa Tengah itu terus masuk dalam tiga besar sejumlah survei.
Duet Ganjar Prabowo-Erick Thohir dinilai masih berpotensi diusung oleh partai politik di Pilpres 2024 mendatang. Namun untuk memantapkan langkah sebagai pasangan capres dan cawapres, keduanya harus bisa meningkatkan elektabilitas.
Dosen Ilmu Politik Universitas Brawijaya, Wawan Sobari mengungkapkan, partai politik tetap akan menggunakan elektabilitas sebagai salah satu acuan untuk mengusung capres dan cawapres. Contohnya seperti Joko Widodo saat akan diusung oleh PDI Perjuangan di Pilpres 2014 silam.
-
Apa yang akan dilakukan Ganjar Pranowo terkait hasil Pilpres 2024? Ganjar menegaskan, pihaknya akan melakukan gugatan hasil Pilpres 2024 itu ke MK. Dia berharap MK bisa dengan adil dan membongkar kejanggalan-kejanggalan pemilu.
-
Kapan Ganjar Pranowo mengumumkan akan menggugat hasil Pilpres 2024? Ganjar menyebut, gugatan ke MK penting untuk membuka kecurangan selama proses Pemilu. “Sebelumnya ada proses maka inilah yang harus dibuka semuanya,” ujarnya.
-
Bagaimana Prabowo-Gibran menang Pilpres 2024? Berdasarkan hasil rekapitulasi KPU, Prabowo-Gibran unggul dengan suara sah sebanyak 96.214.691 dari total suara sah nasional, atau setara dengan 58,6%. Keduanya juga dilaporkan unggul di 36 Provinsi.
-
Siapa yang mendukung Prabowo dan Gibran dalam Pilpres 2024? "Prabowo-Gibran serta koalisi Indonesia maju, kami terang-terangan dan tidak malu-malu dan tidak mencla-mencle. Kami adalah timnya Pak Joko Widodo dan Anda tahu saya sekian tahun adalah lawan Pak Jokowi. Dua kali saya kalah (dari Jokowi),"
-
Siapa yang menjadi Cawapres Prabowo Subianto di Pilpres 2024? Pada Pilpres 2024 mendatang, Prabowo menggandeng Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka sebagai Cawapresnya.
-
Siapa saja capres-cawapres yang ikut bertarung dalam Pilpres 2024? Ada tiga pasangan capres-cawapres yang bertarung dalam Pilpres 2024. Capres-Cawapres nomor urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar. Capres-Cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Capres-Cawapres nomor urut 3, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
"Menurut saya, elektabilitas itu jadi hal yang penting. Elektabilitas jadi daya tarik dari parpol untuk mencalonkan kandidat, kita belajar dari 2014, Pak Jokowi belum punya partai, bahkan PDIP mau mencalonkan Megawati. Tapi elektabilitas Jokowi tinggi, kan mau tidak mau akhirnya mendukung Jokowi," katanya saat dihubungi merdeka.com, Sabtu (14/5).
Lihat Ganjar Pranowo di Liputan6.com
Berkaca pada pengalaman tersebut, dia menyakini, peluang Ganjar untuk diusung oleh PDIP masih sangat terbuka. Mengingat, Gubernur Jawa Tengah itu terus masuk dalam tiga besar sejumlah survei.
Mengenai kemungkinan Erick sebagai pendamping Ganjar, Wawan menerangkan, hal tersebut bisa saja terealisasi. Dia mengungkapkan, pada Pilpres 2019, Sandiaga Uno saat itu bukan merupakan kader partai namun mendapatkan dukungan mendampingi Prabowo.
Melihat fakta tersebut, dia menjelaskan, Erick Thohir masih akan menjadi pertimbangan partai politik untuk diusung.
"Erick tidak kesulitan untuk mencari kendaraan politik. Sekarang itu kekurangan cuman elektabilitas aja belum bagus. Tetapi dia punya modal kapital materi. Itu yang tidak dimiliki calon lainnya," jelasnya.
Namun, dia mengingatkan, Erick Thohir masih memiliki pekerjaan rumah yang harus diselesaikan dalam waktu dekat. Jangan sampai nantinya elektabilitas menjadi kendala untuk mengusung Menteri BUMN tersebut.
"Erick Thohir perlu kerja keras untuk meningkatkan elektabilitas dan membangun chemistry dengan Ganjar. Kalau Ganjar dan Erick Thohir di elite tidak susah, kalau di masyarakat harus diperhitungkan karena lebih banyak kedekatan emosional," tutup Wawan.
Untuk diketahui, nama Ganjar dan Erick Thohir masuk dalam daftar calon nama presiden yang akan diusulkan Partai NasDem kepada Surya Paloh dalam rapat kerja nasional (Rakernas). Selain itu, keduanya juga masuk dalam bursa Rembuk Rakyat yang dilakukan PSI.
Sebelumnya, nama Erick Thohir yang dipasangkan sebagai pendamping calon presiden terbilang mendongkrak persentase elektabilitas Capres. Hal itu terlihat dalam hasil survei simulasi tiga pasangan Pilpres yang dilakukan Lembaga Indikator Politik Indonesia.
Misalnya, Anies-AHY 27,4 persen Vs Ganjar-Erick 32,2 persen versus Prabowo-Puan 28,7 persen. Kemudian Anies-AHY 27,1 persen Vs Ganjar-Airlangga Hartarto 29, 7 persen versus Prabowo-Erick 31 persen. Selanjutnya, Anies-AHY 29,2 persen Vs Ganjar-Puan 26,9 persen Vs Prabowo-Erick 31,8 persen.
Tidak ketinggalan simulasi Anies-Erick 26,2 persen Vs Ganjar-Airlangga 31,2 persen Vs Prabowo-Puan 29,4 persen.
"Untuk simulasi dua pasangan, nama Anies-Erick 41,1 persen Vs Prabowo-Puan 38,9 persen. Ganjar-Erick 41,8 persen Vs Prabowo-Puan 39 persen. Ganjar-Puan 33,1 persen Vs Prabowo-Erick 47,5 persen. Ganjar-Anies 44,1 persen Vs Prabowo-Erick 39,7 persen," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi.
Untuk diketahui Indikator Politik Indonesia melakukan survei secara tatap muka pada 11 Februari - 21 Februari 2022. Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling. Dalam survei ini jumlah sampel basis sebanyak 1.200 orang. Sampel berasal dari seluruh Provinsi yang terdistribusi secara proporsional. Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel basis 1.200 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error--MoE) sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.
(mdk/fik)