Melirik 3 pesona Hatta Rajasa
Elektabilitas Hatta cukup tinggi. Bahkan mendapat posisi kedua setelah Prabowo Subianto.
Partai Amanat Nasional (PAN) mengusulkan Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN), Hatta Rajasa sebagai calon presiden (capres). Hatta dinilai figur yang tepat dalam memimpin Indonesia ke depannya.
Alasan ini pun diamini oleh sejumlah lembaga survei. Elektabilitas Hatta cukup tinggi. Bahkan mendapat posisi kedua setelah Prabowo Subianto. Kinerjanya sebagai Menko Perekonomian pun mendapat tingkat kepuasan yang cukup tinggi dibanding menteri-menteri Kabinet Indonesia Bersatu jilid 2 tersebut.
-
Kenapa Nagita muncul di poster kampanye tersebut? Sebagai seorang yang masih ada darah Sulawesi Utara (yaitu) Manado, tentu bangga bisa mewakili daerah untuk membangun," tulisnya. "Namun untuk postingan yang mengatasnamakan saya sebagai Calon Wakil Gubernur, saya menyatakan belum pernah mencalonkan diri atau ajakan untuk mencalonkan," sambungnya.
-
Apa yang dibantah oleh TNI AD terkait video viral penganiayaan di Bandung? TNI Angkatan Darat (AD) membantah terkait narasi disampaikan pemuda inisial Y terduga pelaku penganiayaan yang mengaku sebagai keponakan dari Mayor Jenderal Rifky Nawawi.
-
Apa pesan utama kampanye Anies? Anies mengaungkan perubahan dari pelbagai sisi antara lain keadilan dan kemakmuran rakyat Indonesia."Sudah lama dari dulu kita kampanye, satu pesan utama, melahirkan keadilan. Visinya Indonesia adil makmur untuk semua," kata dia.
-
Lomba apa saja yang dipromosikan di pamflet ini? Pamlet lomba 17 Agustus biasanya berisi informasi penting seperti tanggal, waktu, tempat, kategori lomba yang dipertandingkan dan info hadiah menarik.
-
Di mana prajurit TNI AD ini berasal? Diungkapkan oleh pria asli Kaimana, Papua Barat ini bahwa sebelum memutuskan menikah, Ia sudah menjalin asmara atau berpacaran selama 3 tahun.
-
Kapan kata-kata promosi jualan paling efektif? "Perut keroncongan di tanggal tua? Segera datang ke outlet kami!"
Seperti apa pesona Hatta Rajasa? Berikut 3 faktor Hatta pantas menuju Istana, Kamis (3/4):
1. Elektabilitas tinggi
Indonesia Network Election Survey (INES) melakukan survei tentang ketertarikan masyarakat terhadap beberapa tokoh.
Survei INES menunjukkan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto bersaing ketat dengan Hatta Rajasa. Posisi Prabowo dengan Hatta beda tipis. Prabowo berada pada posisi pertama 97,2 persen. Sedangkan elektabilitas Hatta Rajasa memperoleh 93,2 persen.
Elektabilitas Hatta Rajasa ini mengalami kenaikan dibandingkan survei INES pada Oktober 2012 lalu. Pada 2013 lalu, elektabilitas Hatta 11,3 persen. Sekarang menjadi 14,4 persen. Hal ini terjadi karena banyaknya pendukung dari PKS, PPP, dan PKB beralih ke Hatta, yang dianggap representasi konstituen Islam.
Bahkan dalam survei Jaringan Survei Indonesia (JSI) berapa waktu lalu menempatkan Hatta Rajasa sebagai capres terkuat di bawah Prabowo Subianto. Hatta memiliki tingkat popularitas 69,3 persen dan sebanyak 50,3 persen responden menyatakan Hatta pantas diusulkan sebagai capres.
2. Kinerja di bidang ekonomi
Sebagai Menko Perekonomian, Hatta Rajasa memperoleh penghargaan di bidang kebijakan publik (Public Policy Award) dari Asia Society. Hatta memiliki kontribusi bagi peningkatan demokrasi, kesejahteraan, dan kemakmuran masyarakat Indonesia. Pengalaman Hatta sebagai menteri selama 11 tahun belakangan inilah yang dilirik Asia Society.
Dalam survei Developing Countries Studies Center (DCSC) Indonesia, sebagai Menko Perekonomian, Hatta memiliki tingkat kepuasan publik yang tinggi terhadap kinerjanya sebanyak 36,8 persen. Dari survei ini, Hatta mengungguli menteri koordinator lainnya seperti Menko Polhukam Djoko Suyanto dan Menko Kesra Agung Laksono.
Hatta dinilai paling bekerja keras menyelesaikan masalah yang ada. Persentase paling tinggi juga dipegang oleh Hatta yaitu sebesar 40,8 persen. Sedangkan Menko Polhukam sebesar 31,6 persen dan untuk Menko Kesra sebesar 29,5 persen. Kemauan Hatta dalam memberikan penjelasan terkait berbagai permasalahan ekonomi yang menjadikan tingkat kepuasan masyarakat terhadap dirinya cukup tinggi.
Pengamat politik LIPI, Lili Romli yang membuat kinerja Hatta dilirik masyarakat yakni dari program Masterplan Percepatan Perluasan dan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
Sementara survei Lembaga Survei Nasional (LSN) menghasilkan sosok Hatta Rajasa mendapat simpati publik dalam kerjanya. Ia merupakan menteri yang paling disukai. LSN menilai, meski menjabat sebagai ketua partai politik, kinerja Hatta tetap baik dan optimal.
3. SBYs factor
Hatta Rajasa merupakan besan dari Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono. Tidak dipungkiri, faktor ini cukup kuat dan melekat di diri Hatta untuk memuluskan jalannya menuju Istana.
Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari menilai bahwa peluang Hatta Rajasa tampil pada Pilpres (pemilihan presiden) 2014 cukup besar. Peluang Menko Perekonomian Hatta Rajasa salah satunya. Dan peluang berkoalisi dengan Partai Demokrat, untuk pencalonan presidennya.
Dalam survei Developing Countries Studies Center (DCSC) pada Oktober 2011, tingkat elektabilitas SBY masih di atas Megawati, Prabowo, dan Aburizal Bakrie. Jika popularitas SBY bisa dijaga dengan baik hingga masa akhir jabatannya, kemungkinan akan berimbas positif bagi Hatta.
(mdk/cza)