Menanti titah SBY merapat ke Megawati atau Prabowo
Menanti titah SBY merapat ke Megawati atau Prabowo. Sikap tiga tokoh politik SBY, Megawati dan Prabowo amat menentukan di putaran kedua Pilgub DKI. SBY punya hubungan tak baik dengan Megawati. Sementara dengan Prabowo lebih cair.
Partai pendukung Agus Yudhoyono dan Sylviana Murni di Pilgub DKI 2017 kini tengah menjadi rebutan. Ya, suara Agus-Sylvi sangat menentukan kemenangan dalam pertarungan antara Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga di putaran kedua.
Hingga kini, Partai Demokrat, PKB, PPP dan PAN yang mendukung Agus-Sylvi belum memutus pilihannya akan bergabung ke poros Ahok-Djarot atau poros Anies-Sandiaga setelah tumbang di putaran pertama. Penentuan koalisi ini, sudah pasti diputuskan oleh para petinggi partai. Paling dinanti adalah titah Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Sejarah menyebutkan, ada hubungan yang kurang baik antara SBY dengan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri sebagai partai utama pengusung Ahok-Djarot. Bahkan, semenjak dilengserkan SBY di Pilpres 2004, Megawati tak pernah berkunjung ke Istana. Terlebih, keduanya tak pernah tampak menggelar pertemuan.
Hubungan Ketua umum Gerindra Prabowo Subianto yang mengusung Anies-Sandi bisa dibilang lebih cair dengan SBY. Prabowo sudah beberapa kali melakukan pertemuan dengan SBY. Baik di Cikeas, kediaman SBY jelang Pilgub DKI 2017. Prabowo juga pernah berkunjung ke Istana saat pencalonannya sebagai Presiden di Pilpres 2014 lalu.
Penentuan koalisi partai di putaran kedua Pilgub DKI, sudah tentu tergantung tiga tokoh politik yakni Megawati, SBY dan Prabowo.
Hal ini pun sudah dilihat oleh PDIP. Politikus PDIP Eva Kusuma Sundari berharap, SBY mau mendukung Ahok-Djarot di putaran kedua melawan Anies-Sandi.
"Semoga Pak SBY berkenan untuk mendukung Basuki-Djarot. Bagiku platform ideologi Demokrat sama yaitu nasionalis religius walau dalam taktik mungkin beda. Jadi tidak ada gangguan ideologis sebagai partai nasionalis kebangsaan untuk gabung dengan PDIP," kata Eva saat dihubungi merdeka.com, Kamis (16/2) lalu.
Golkar pun memandang perlu dukungan dari Partai Demokrat. Sayang, pihaknya belum berhasil menemui SBY untuk membicarakan dukungan.
"Ya kami ngobrol-ngobrol (dengan petinggi Demokrat), bicara-bicara setelah ini, lalu kemarin mengatakan, nanti saja dulu. Karena baru sehari kalah, perlu merenung, perlu kontemplasi. Yang pasti komunikasinya bukan dengan Pak SBY," kata Sekjen Golkar Idrus Marham.
Sementara itu, sejumlah relawan pendukung Agus-Sylvi telah menyatakan mengalihkan dukungannya kepada Anies-Sandi. Namun, koalisi Agus-Sylvi belum mau membicarakan hal tersebut. Demokrat pun tak melarang, jika ada relawan yang pilih dukung Anies-Sandi ketimbang Ahok-Djarot.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad mengatakan, partainya tengah melakukan penjajakan dengan empat partai pendukung Agus-Sylviana. Rencananya, Gerindra akan menggelar pertemuan dengan partai poros Cikeas dalam Minggu-Minggu ini.
"Pertemuan parpol pendukung paslon 1, ada rencana, ya rencananya begitu (pekan ini)," kata Dasco saat dihubungi, Jumat (17/2).
Gerindra tengah berupaya menarik dukungan dari partai Poros Cikeas agar memberikan dukungan kepada pasangan Anies-Sandiaga. Demi memuluskan niatnya, Gerindra mulai intensif melakukan komunikasi politik dengan keempat partai.
"Kita secara informal sudah ada partai yang menghubungi dan kita juga sudah menghubungi. Kalau komunikasi jalan terus," jelasnya.
Dari sisi Demokrat, Ketua tim pemenangan Agus-Sylvi, Nachrowi Ramli mengatakan, pihaknya akan melakukan komunikasi politik soal kemungkinan koalisi dengan partai pendukung Ahok-Djarot dan Anies-Sandi. Politikus Demokrat ini menyampaikan, partainya akan bergabung ke salah satu kandidat, asalkan memiliki visi misi yang sejalan.
"Itu yang belum terbicarakan, kita masih akan melakukan komunikasi politik dulu, kan kalau kita berkoalisi dari salah satu dari dua pasang calon ini, itu kan juga harus lengkap. Yang penting visi misinya itu harus sejalan," kata Nachrowi di Wisma Proklamasi, Jakarta, Rabu (15/2).
PAN sendiri memberikan sinyal bakal merapat ke koalisi Anies-Sandi. Sejak awal, PAN menolak Ahok. Bahkan pendiri PAN, Amien Rais pernah mengancam akan melengserkan Zulkifli Hasan dari ketua umum jika mendukung Ahok.
Sementara itu, Partai Kebangkitan Bangsa ( PKB) tak menutup kemungkinan akan mendukung pasangan Basuki Tjahaja Purnama ( Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat dalam putaran kedua Pilkada DKI Jakarta tahun 2017. Pertimbangannya, PKB ingin kompak dengan partai-partai pendukung pemerintahan Joko Widodo yang merupakan partai pengusung Ahok dan Djarot.
"Ya semua kita pertimbangkan," kata Ketua DPP PKB Lukman Edy di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (16/2).
Sedangkan PPP, memberi sinyal bakal merapat ke kubu Ahok-Djarot. Terlebih, tidak ada kesepakatan koalisi Agus-Sylvi bersama-sama kembali dalam koalisi di putaran kedua.
"Koalisi bersama Demokrat, PPP, PKB, PAN hanya untuk mengusung Agus-Sylvi. Selanjutnya ya terserah masing-masing parpol," kata Wasekjen PPP Ahmad Baidowi.