Menebak Makna 'Siapapun Capresnya, Wakilnya Puan' dari Bambang Pacul
Beredar sebuah rekaman suara Ketua DPD PDIP Jateng, Bambang ‘Pacul’ Wuryanto yang berdurasi 3 menit 46 detik. Dalam rekaman itu, Pacul menganalogikan Puan Maharani dengan iklan produk teh botol. Menurut Pacul, siapapun capresnya, cawapresnya Puan Maharani.
Beredar sebuah rekaman suara Ketua DPD PDIP Jateng, Bambang ‘Pacul’ Wuryanto yang berdurasi 3 menit 46 detik. Dalam rekaman itu, Pacul menganalogikan Puan Maharani dengan iklan produk teh botol. Menurut Pacul, siapapun capresnya, cawapresnya Puan Maharani.
Suara yang diduga mirip Pacul tersebut diambil pasca-konsolidasi PDI Jateng yang tak mengundang Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, di Semarang 22-23 Mei 2021 lalu itu.
-
Kapan Ganjar Pranowo hadir di Rakernas PDIP? Mantan calon Presiden (Capres) nomor ururt 03 Ganjar Pranowo menghadiri agenda rapat kerja nasional (rakernas) PDIP di Beach City International Stadium (BCIS), Ancol Jakarta pada Jumat (24/5).
-
Siapa yang Ganjar Pranowo temui di Rakernas PDIP? Ganjar tiba di lokasi pukul 13.27 WIB dengan mengenakan pakaian serba merah sambil membawa gambar Ketua Umum (Ketum) PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden pertama RI, Soekarno.
-
Apa tugas penting yang diberikan PDIP kepada Ganjar Pranowo? “Tetap bersama rakyat,” tulis Ganjar di samping tanda tangan yang ia bubuhkan. “Kalau saya diminta atau tidak diminta, kalau kader ya harus siap,” tegasnya Ganjar saat diwawancara di gedung BCIS."Dulu dari dulu juga saya sering keliling ikut kampanye di banyak Pilkada gitu ya. Itu sudah melekat dalam diri, kalau kader ya harus begitu,” tambahnya.
-
Siapa yang disebut sebagai pilihan realistis bagi PDIP untuk mendampingi Ganjar Pranowo? Bagi pengamat politik dari Unsoed Purwokerto, Indaru Setyo Nurprojo, pemilihan Mahfud MD merupakan pilihan rasional dari PDIP. “Saya pikir pilihan rasionalnya begitu. Ketika Cak Imin (Muhaimin Iskandar) diambil oleh Anies Baswedan, tentu pilihan PDIP mengarah pada kader-kader NU. Nah siapanya itu mereka akan berhitung tentang kekurangan dan kelebihannya,” kata Indaru dikutip dari ANTARA.
-
Apa yang akan dilakukan oleh Ketua DPR RI Puan Maharani terkait calon Panglima TNI? Nama calon panglima TNI akan diumumkan oleh Ketua DPR RI Puan Maharani. Calon tunggal sesuai amanah UU," imbuhnya.
-
Di mana Rakernas PDIP diadakan? Mantan calon Presiden (Capres) nomor ururt 03 Ganjar Pranowo menghadiri agenda rapat kerja nasional (rakernas) PDIP di Beach City International Stadium (BCIS), Ancol Jakarta pada Jumat (24/5).
Terkait hal tersebut, Pengamat Sosial Politik dari Univesitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun mengatakan, penyataan Bambang Pacul menunjukan bahwa Puan Maharani memiliki elektabilitas rendah.
"Narasi dalam rekaman tersebut menunjukan Bambang Pacul sadar bahwa elektabilitas Puan Maharani itu rendah. Makanya ia simpulkan untuk Cawapres bukan Capres," katanya kepada merdeka.com, Jumat (4/6).
Pernyataan Pacul juga dinilai Ubedilah sebagai kekhawatiran PDIP akan mendapatkan kekalahan jika calon presidennya Puan Maharani. Sebab, kata dia, kemungkinan kekalahannya tinggi dan tidak sehebat Ibunya yaitu Megawati Soekarnoputri.
"Coba kita tengok Pilpres 2004 dan 2009, Megawati sebagai Capres kalah dua kali dalam pilpres. Itu Megawati, apalagi Puan Maharani. Jadi apa yang ada dalam rekaman itu, jika benar, maka menunjukan adanya semacam sikap sadar diri atau ngaca diri dari PDIP tentang Puan Maharani," bebernya.
Walaupun, kata dia, PDIP adalah partai pemenang Pemilu 2019 lalu, tetapi Puan elektabilitasnya tak sehebat Megawati pada 2004 dan 2009.
“Jadi PDIP nampaknya sadar tidak mau mengalami luka yang dalam seperti saat kalah pada Pemilu 2004 dan 2009 lalu," ungkapnya.
Sementara itu, menurut Ubedilah, dalam pernyataan Bambang Pacul tersebut tidak ada perpecahan tubuh di PDIP. Tetapi situasi saling sikut antar kader dan elit partai. Walaupun, kata dia, secara historis PDIP sesungguhnya partai yang rawan perpecahan dan keluarga Soekarno perekatnya.
"Jadi jika keturunan darah Soekarno tidak lagi menjadi pimpinan PDIP, maka potensi pecahnya tinggi. Puan Maharani adalah keturunan Soekarno. Maka posisinya sangat penting bagi keberlangsungan PDIP," bebernya.
Dia pun menilai, terdapat masalah dalam pola sirkulasi elit PDIP yang sangat dinastik dan membuat demokrasi tidak sehat. Malah, kata dia, dalam partai yang mengklaim diri sebagai partai demokrasi.
"Kasak-kusuk soal Puan Maharani yang terjadi saat ini termasuk yang ada dalam rekaman tersebut adalah bukti adanya saling sikut antar elite PDIP," bebernya.
Hal senada juga dikatakan Pengamat komunikasi politik, Universitas Padjajaran (UNPAD), Kunto Adi Wibowo. Dia mengatakan, pernyataan Bambang Pacul menjadikan gambaran bahwa terdapat dua bagian terkait 2024 dalam tubuh PDIP. Pertama yaitu apapun yang terjadi harus dari keturunan Soekarno.
"Sepertinya elite-elite partai di PDIP lebih banyak yang ke sana (trah Soekarno). Cuma partai ini sendiri punya lapisan-lapisan lain terutama grassrootnya terutama yang terjadi popularitas Ganjar digrassroot itu lebih besar," ungkapnya.
Dia menduga munculnya Ganjar akan menjadi cerita seperti Joko Widodo (Jokowi) maju pada 2014. Kunto mengatakan, maju dan mendapatkan tiket tetapi bukan dari keturunan Soekarno.
"Cuma PDIP kalau dari pernyataan pak Bambang Pacul kapok untuk memberikan tiket itu di luar trah Soekarno. Ini kelihatan kayaknya elite PDIP ingin meredam dorongan dari bawah untuk mencalonkan Ganjar," bebernya.
"Cuma sekali lagi, apakah Ganjar punya peluang ya punya, saya mungkin mengutip pak Bambang Pacul : Kemungkinannya sangat kecil selama ketumnya bu Mega. Jadi itu yang terjadi di PDIP," tambahnya.
Dia pun menilai, pernyataan Bambang Pacul merendahkan PDIP. Padahal, kata Kunto, PDIP memiliki kemampuan untuk bisa mengajukan calon presiden sebab memiliki 20 persen kursi di DPR.
"Ya kalau pak Bambang Pacul bilang siapapun Presidennya wakilnya Puan, menurut saya satu degrading (merendahkan), dan saya agak enggak setuju. Karena itu degrading PDIP sendiri dan menurunkan drajat PDIP sendiri," bebernya.
Kunto menilai, Bambang Pacul sudah memperhitungkan popularitas Puan yang saat ini masih kecil. Bahkan, kata dia, jika dibandingkan dengan Ganjar, Tri Rismaharini, Prabowo, hingga Ridwan Kamil.
"Jadi justru menurut saya pak Bambang Pacul ingin sedikit rasional, tapi dari pernyataannya kan: masa enggak bisa jadi wakil presiden, pasti bisa, jadi calon presiden juga bisa kok, cuma apakah memenangkan pemilu ya hitung-hitungan politiknya harus dikalkulasikan dulu dan menurut saya apa yang dinyatakan pak Bambang Wuryanto ini adalah hal yang paling rasional saat ini," ungkap dia.
Walaupun begitu, dia menilai, hitung-hitungan saat ini belum tentu akan muncul menjelang 2024. Sebab bisa jadi, kata dia, popularitas dan elektabilitas Puan meroket jika sudah mendapatkan rekomendasi dideklarasikan PDIP.
Terlebih, dia pun berkaca dengan kejadian pada 2001, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang saat itu menjadi Presiden dan Wakilnya yaitu Megawati Soekarnoputri.
"Saat itu Gus Dur dan Megawati kan yang akhirnya Gus Dur harus turun dan Megawati jadi Presiden kan semua orang berpikir dua kali untuk presiden yang sama, siapapun jadi presidennya kalau wakilnya mbak Puan harus siap-siap tuh bisa-bisa diturunkan di tengah jalan, apalagi kalau kursi PDIP besar di DPR RI. Jadi ini presiden yang juga kalkulasi politik siapa yang mau jadi presidennya Puan,"
Kunto menyarankan, agar Puan mencalonkan sebagai Presiden. Kemudian mencari wakil presiden yang loyal dan tidak memiliki ambisi untuk menjadi presiden sehingga urusan birokrasi dan lainnya diurus oleh wakilnya.
"Jadi menurut saya itu yang akan dicari calon-calon presiden 2024. Mereka yang loyal, enggak punya ambisi besar, untuk menjadi presiden siap backup presidennya apapun yang terjadi, dan secara politik itu akan dicari sayangnya preseden itu enggak ada di mbak Puan," bebernya.
Bambang Pacul sendiri menolak berkomentar tentang rekaman tersebut. Pesan WhatsApp yang merdeka.com kirimkan hanya ceklis biru saja, tanpa berbalas.
Berikut transkrip lengkap perbincangan Bambang Pacul dengan sejumlah orang yang diperoleh merdeka.com:
Teh botol sosro, apapun makananannya Puan Maharani wakilnya, siapapun calon presidennya wakilnya PM (Puan Maharani). Kita punya partai sendiri kok. Punya golden tiket, mencalonkan sendiri saja bisa, kita minta wakil masa tidak bisa.
Pemilihan presiden itu apa, kalau kita hanya menurunkan pada level wapres, Gerindra dijadikan presiden dari PDIP senang tidak? seneng to pak. Happy happy to pak. Teorinya siapa? Seperti itu mau dikasih orang lain, dia (Ganjar) itu siapa?
Sampean punya perusahaan, CEO mu top, emang kamu dapat warisan dari CEO mu. Gak akan to mas, warisan ya ke anaknya. Mbahnya sangkil apa
Ya kalau belum ada yang lain, ya dia (Ganjar) sendiri yang mau meluncur ke atas. Yang lain belum ada cerita. Puan Maharani mau cerita apa wong cerita tidak boleh. Ya tetep saja surveinya rendah.
Jadi rumusnya Puan Maharani teh botol sosro. Apapun makanannya minumnya teh botol sosro. Ya to? Siapapun calon presidennya wakilnya PM. Masuk akal tidak? Ya pasti masuk to pak. Apakah presidennya Ganjar wakilnya Puan? Yang bener
Dalam soal capres, DPD PDI Perjuangan tidak sejalan dengan kemauannya Ganjar. DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah tidak sejalan dengan kemauannya Ganjar. Dalam hal pencalonan presiden.
Apa yang dilakukan DPD PDIP? Menunggu titah ketua umum. Kita sudah mempersiapkan. Kenapa? Saya akan ajak bicara ketua umum, saya jelaskan.
“Ora cul, iki aku intine Ganjar yang akan saya kasih rekomendasi”. Mohon ijin bu saya mengundurkan diri.
Berani cul, berani, kenapa takut? Nanti kalau Ganjar dikasih rekomendasi. Kemungkinan itu ada tidak? Ya ada, tapi nol koma nol nol persen.
Masih ada mbak Puan tidak bisa to pak. Teorinya siapa. Lha dulu Pak Jokowi bisa. Lha dulu Mbak Puan masih indil-indil. Sekarang ya tidak bisa.
(Mbak Puan) semua lorong kekuasaan istana pernah. Semua lorong di senayan pernah. Kurang apa? Kekuasaan di Republik itu hanya di dua titik. Di senayan dan istana. Mbak Puan pernah bergerak di dua lorong itu. Pengalaman sudah punya. Elit-elit sudah kenal semua, lebih gampang untuk berembuk.
Nanti kalau saya menegur (Ganjar), dia balas. Memang kamu siapa cul, negur aku. Yang bisa negur aku Bu Mega tok. Kan begitu mulutnya dia. DPD dan Ganjar beda pendapat, biar yang nilai ketua umum.
Ya kalau saya diberi kewenangan ya saya ajak tarung tidak perduli saya. Ini tak kasih kalian semua. Kalau rekom jatuh ke Ganjar, Bambang Pacul mengundurkan diri dari jabatannya!
Baca juga:
PDIP: Selayaknya Ojol atau Tenaga Kesehatan Difasilitasi Jalur Khusus, Bukan Sepeda
Andi Arief Sebut Demokrat Komunikasi dengan PDIP yang Bukan Kubu Hasto
Ini Transkrip Rekaman Bambang Pacul Sebut Siapapun Capresnya, Puan Wakilnya
Rekaman Bambang Pacul Ancam Mundur, Arief Wibowo Ingatkan Pesan Megawati
Soal Demokrat Ogah Koalisi dengan Partai Kasus Bansos, PDIP Nilai Retorika Politis