Menguji kesetiaan Dedi Mulyadi pada Golkar
Menguji kesetiaan Dedi Mulyadi pada Golkar. Nasib Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi untuk ikut bertarung di Pilgub Jawa Barat kian tak jelas. Hal ini setelah partai yang menaungi Dedi, Golkar memilih mendukung calon lain yakni Wali Kota Bandung Ridwan Kamil sebagai calon gubernur Jabar.
Nasib Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi untuk ikut bertarung di Pilgub Jawa Barat kian tak jelas. Hal ini setelah partai yang menaungi Dedi, Golkar memilih mendukung calon lain yakni Wali Kota Bandung Ridwan Kamil sebagai calon gubernur Jabar.
Padahal Dedi adalah Ketua DPD Golkar Jawa Barat. Secara organisasi, Golkar Jabar telah merekomendasikan agar mengusung Dedi sebagai calon gubernur Jabar. Sayang keputusan DPP Golkar berkata lain.
Namun demikian, sosok Dedi kini tengah diminati oleh partai penguasa, PDIP. Sejak awal, Dedi memang memiliki kedekatan dengan PDIP. Saat mencalonkan sebagai bupati Purwakarta, Dedi diusung PDIP, bukan Golkar.
Dedi juga sudah diundang oleh PDIP dalam acara 'curah gagasan' Rabu 25 Oktober lalu. Kini, dari 9 nama yang ikut curah gagasan, sudah mengerucut kepada tiga nama. Sayang, PDIP masih menutup rapat-rapat siapa nama yang sudah mengerucut itu. Pertengahan November nanti, PDIP baru akan mengumumkan calonnya.
"Tiga nama itu adalah tokoh yang diundang dalam hasil Curah Gagasan yang diselenggarakan akhir Oktober lalu," kata Sekretaris DPD PDIP Jabar Abdy Yuhana di Bandung, Kamis (2/11).
Sembilan nama cagub Jabar potensial ikut ajang Curah Gagasan PDIP, yakni Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar, Sekretaris Daerah Jabar Iwa Karniwa, Anggota DPR RI Puti Guntur Soekarnoputri, mantan Kapolda Jabar Anton Charliyan, Bupati Majalengka Sutrisno, Abdy Yuhana, Agung Suryamal dan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi.
Kedekatan Dedi dengan pengurus PDIP di Jawa Barat juga sudah erat. Golkar Jabar yang dipimpin Dedi sudah mendeklarasikan diri koalisi bersama PDIP Jabar pimpinan Tb Hasanuddin. Koalisi itu diberi nama 'Koalisi Pancasila'. Sayang koalisi ini gembos di tengah jalan, karena DPP Golkar merapat ke pasangan Ridwan Kamil dan Daniel Mutaqien.
Sementara itu, Sekjen Partai Golkar Idrus Marham berkeyakinan lain. Dia melihat, Dedi adalah kader yang loyal terhadap partai. Tidak akan pindah ke lain hati, atau dicalonkan oleh partai lain di Pilgub Jabar 2018 nanti.
"Saya punya keyakinan tidak. Saya ketemu dengan Dedi mengatakan tidak mungkin saya mengkhianati perjuangan saya di Golkar," kata Idrus di Kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta, Kamis (2/11).
Tak hanya itu, Idrus mengklaim, Dedi akan tetap bertahan di Golkar meski tidak dipilih sebagai bakal calon Gubernur Jawa Barat.
"Saya sudah bicara dan justru Dedi sendiri membuat pernyataan itu. 'Kanda, tidak mungkin saya meninggalkan partai yang selama ini saya bina'. Itu pernyataannya," tukasnya.
Konflik internal Golkar
Usai Golkar putuskan dukung pasangan Ridwan dan Daniel, Dedi memang belum bicara di media. Dia lebih memilih diam seribu bahasa.
Kisruh internal Golkar memang sudah terlihat berawal saat sejumlah orang mengatasnamakan ulama Purwakarta mendesak agar tak merekomendasikan Dedi maju di Pilgub Jabar. Di lain hal, koordinator pemilu wilayah Jawa-Sumatera Golkar, Nusron Wahid melempar wacana Ridwan dan Daniel.
Daniel sendiri memang bukan orang sembarangan di Golkar. Dia adalah seorang anggota DPR, anak dari mantan Ketua DPD Golkar Jabar Irianto Syafiudin alias Yance.
Menurut sumber, hubungan Dedi dengan Yance memang tak akur sejak lama. Yance, pernah memecat Dedi saat menjadi sekretaris DPD Golkar Jabar. Namun, sejalan dengan dinamika yang berkembang, Dedi justru bisa mengambil alih orang nomor satu Golkar di Jawa Barat dari Yance. Yance saat itu tengah terseret kasus korupsi lahan saat menjabat bupati Indramayu.
Disinggung soal hubungannya dengan Yance, Dedi Mulyadi memilih tak banyak komentar. Dia tak ingin, orang lain dikaitkan dengan pencalonan dirinya.
"Jangan bawa-bawa orang yang sedang susah," kata Dedi saat berbincang dengan merdeka.com beberapa waktu lalu.
Sosok Daniel sendiri diyakini bisa mendongkrak elektabilitas Ridwan Kamil di wilayah Pantura, Jawa Barat. Karena menurut survei internal, Ridwan akui bahwa dirinya tak dikenal di kawasan Pantura. Sementara Daniel adalah anggota DPR daerah pemilihan Jawa Barat VIII yang meliputi Cirebon dan Indramayu. Pada Pemilu 2014, Daniel meraup 91.958 suara.
Golkar rupanya pernah menawarkan duet Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi. Namun sayang, duet itu tak mendapatkan respons positif dari kedua belah pihak. Karena, Dedi diketahui memang sejak awal ingin menjadi calon gubernur, bukan wakil.
"Irisan Pak Dedi dan Emil itu sama idealnya kami menginginkan keduanya menyatu tapi karena kang Emil maupun pak Dedi tidak bersedia tentu kita tidak bisa memaksa," ujar Wasekjen Golkar Ace Hasan Syadzily.
Baca juga:
Nama cagub Jabar dari PDIP mengerucut
Idrus yakin Dedi Mulyadi tak khianati Golkar, tolak diusung partai lain
Ini alasan Golkar tak pasangkan Dedi Mulyadi sebagai pendamping Ridwan Kamil
Sekjen Golkar tegaskan keputusan usung Emil-Daniel sudah final
Bahas cawagub Jabar, Golkar akan kumpulkan partai pendukung Ridwan Kamil
SMRC: Popularitas Ridwan Kamil 77 persen, Dedi Mulyadi 50 persen
Survei SMRC: Ridwan Kamil 34,1%, Deddy Mizwar 15,5%, Dedi Mulyadi 5,6%
-
Siapa yang diusung Partai Golkar menjadi Cagub Jabar? Partai Golkar mengusung mantan bupati Purwakarta Dedi Mulyadi maju menjadi calon gubernur Jawa Barat pada Pilkada 2024.
-
Apa komitmen PKB terkait Pilgub Jabar? PKB sudah lama berkomitmen mengambil poros yang berlawanan dengan Ridwan Kamil. Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PKB Syaiful Huda membeberkan bahwa partainya berkomitmen untuk selalu memilih poros yang berlawanan dari Ridwan Kamil.
-
Bagaimana Dedi Mulyadi akan mencari pasangan untuk Pilgub Jabar? "Pak Airlangga berpesan ke saya, jangan terlalu jauh kalau main dari luar rumah, jangan melewati Jawa Barat, harus berada di wilayah Jawa Barat. Kemudian nanti cari pasangan di Golkar yang sesuai dengan kriteria sebagai calon istri (wakil) yang baik," kata dia.
-
Apa yang didiskusikan Dedi Mulyadi dan pengurus Golkar di pertemuan tersebut? Kita tadi sudah berdiskusi banyak. Intinya bahwa kita mendukung Pak Dedi Mulyadi untuk menjadi calon gubernur di Jawa Barat.
-
Kapan Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Kapan Partai Golkar memutuskan mengusung Gibran? Keputusan diambil dalam Rapimnas Golkar pada Sabtu (21/10).