MUI: Malu Kalau Gara-Gara Pilpres Berkelahi, Menampar Muka Umat Islam
Selanjutnya, MUI meminta masyarakat menjadikan Pilpres sebagai sarana mendewasakan diri. Segala persoalan yang dihadapi harus diselesaikan menggunakan akal sehat.
Pemilihan legislatif (Pileg) sekaligus pemilihan presiden (Pilpres) akan dilaksanakan secara serentak pada 17 April 2019 mendatang. Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengimbau seluruh masyarakat menggunakan hak pilihnya pada perhelatan demokrasi tersebut.
Ini disampaikan Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional MUI, Muhyiddin Junaidi usai bertemu Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Senin (25/3).
-
Kapan Pemilu 2019 diadakan? Pemilu terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah pemilu 2019. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak yang dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, dan DPD.
-
Kapan pemilu 2019 dilaksanakan? Pemilu 2019 merupakan pemilihan umum di Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019.
-
Apa saja yang dipilih dalam Pemilu 2019? Pada tanggal 17 April 2019, Indonesia menyelenggarakan Pemilu Serentak yang merupakan pemilihan presiden, wakil presiden, anggota DPR, DPD, dan DPRD secara bersamaan.
-
Apa yang menjadi fokus utama Pemilu 2019? Pemilu 2019 ini menjadi salah satu pemilu tersukses dalam sejarah Indonesia.Pemilu ini memiliki tingkat partisipasi pemilih yang sangat tinggi. Joko Widodo dan Ma'ruf Amin berhasil memenangkan pemilu.
-
Mengapa Pemilu 2019 di sebut Pemilu Serentak? Pemilu Serentak Pertama di Indonesia Dengan adanya pemilu serentak, diharapkan agar proses pemilihan legislatif dan pemilihan presiden dapat dilakukan dengan lebih efisien dan efektif.
-
Partai apa yang menang di Pemilu 2019? Partai Pemenang Pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase suara sebesar 19.33% atau 27,05 juta suara dan berhasil memperoleh 128 kursi parpol.
"Kalau MUI minta agar masyarakat Indonesia pertama, mereka harus menggunakan hak pilihnya," kata Muhyiddin.
Selanjutnya, MUI meminta masyarakat menjadikan Pilpres sebagai sarana mendewasakan diri. Segala persoalan yang dihadapi harus diselesaikan menggunakan akal sehat.
Muhyiddin mengatakan, MUI juga mengimbau masyarakat tidak menjadikan Pileg dan Pilpres sebagai ajang memecah belah umat. Meskipun berbeda pilihan politik tapi jangan memutuskan hubungan persaudaraan dan persatuan.
"Berbeda pilihan adalah Sunatullah tapi jangan sampai terpecah belah. Siap kalah dan siap menang. Harus dewasa," ujarnya.
Muhyiddin menambahkan, Indonesia merupakan negara ke empat terbesar di dunia yang menerapkan sistem demokrasi. Posisi ini harus dijaga seluruh masyarakat Indonesia dalam kontestasi Pileg dan Pilpres 2019.
"Jadi kalau gara-gara Pilpres berkelahi-kan malu. Menampar muka bangsa Indonesia khususnya umat Islam," ucap dia.
Indonesia, sambung dia, juga merupakan salah satu negara dengan mayoritas penduduk muslim terbesar di dunia. Umat Islam harus menunjukkan pada dunia bahwa berbeda pilihan politik di Pemilu 2019 pun tak mampu menggoyahkan ukhuwah Islamiyah.
"Sampaikan ke masyarakat luas bahwa MUI insyaallah mendoakan Pilpres berjalan lancar tidak ada ribut. Siap kalah dan siap menang," katanya.
Baca juga:
BPN Ingatkan Menteri Tak Gunakan Fasilitas Negara Saat Kampanyekan Jokowi
Survei Charta: Jokowi-Ma'ruf 53,6%, Prabowo-Sandiaga 35,4%, 11% Belum Memilih
Sandiaga Wacanakan Hapus UN, Kemendikbud Ingatkan Amanat Undang-Undang
Fadli Zon Nilai Pelibatan Menteri di Kampanye Jokowi Timbulkan Konflik Kepentingan
Erick Thohir: Banyuwangi Adalah Salah Satu Jantung Kekuatan Jokowi