Nusron Wahid makin galak kritik Golkar era Setya Novanto
Nusron Wahid makin galak kritik Golkar era Setya Novanto. Pada Pemilu 2014 lalu, Nusron pilih dukung Jokowi-Jusuf Kalla ketimbang Prabowo-Hatta. Kala itu, partainya tegas mendukung Prabowo. Sayang, Nusron malah deklarasi dukung Jokowi.
Nusron Wahid kerap berseberangan dengan penguasa Partai Golkar. Bahkan, hal itu terjadi sejak partai beringin dipimpin oleh Aburizal Bakrie (Ical).
Pada Pemilu 2014 lalu, Nusron pilih dukung Jokowi-Jusuf Kalla ketimbang Prabowo-Hatta. Kala itu, partainya tegas mendukung Prabowo. Sayang, Nusron malah deklarasi dukung Jokowi.
Hingga akhirnya, Ical memutuskan untuk memecat Nusron, dan dua koleganya Agus Gumiwang serta Poempida Hidayatulloh yang juga dukung Jokowi. Status anggota DPR yang dipilih 200 ribu rakyat pun terpaksa hilang sekejap karena pilihan politik.
Tapi, setelah Jokowi menang Pilpres, Nusron diganjar hadiah berupa jabatan Kepala BNP2TKI.
Setelah peralihan kekuasaan dari Ical ke Setya Novanto, nama baik Nusron direhabilitasi. Statusnya sebagai kader partai beringin pun dikembalikan.
Seolah tak kapok, Nusron lagi-lagi berulah. Dia mengkritik habis-habis Golkar di bawah kendali Novanto. Bahkan secara terang-terangan, dia tak sepakat partainya dipimpin Novanto yang tengah terjerat kasus e-KTP. Meskipun, status tersangka sudah digugurkan oleh hakim praperadilan.
"Selepas legal formal itu. Pada satu sisi kita harus menghormati keputusan pengadilan. Tapi pada sisi lain kita enggak bisa buta pada aspirasi dan jeritan rakyat. Keinginan rakyat butuh sosok partai yang clean government. Partai yang cut of position dari perilaku yang koruptif. Partai apapun itu," kata Nusron usai rapat pleno di DPP Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Senin 2 Oktober lalu.
Tidak cuma itu, Nusron juga kembali menyindir tentang internal partai yang justru terlihat seolah mendukung perilaku koruptif. Salah satu bentuk nyata adalah mendukung Pansus angket KPK. Dia tak setuju dengan hal itu. Bahkan mendesak Fraksi Golkar untuk menghentikan pansus angket KPK di DPR.
"Makanya itu menjadi question mark bagi publik bahwa ada something wrong. Ada sesuatu yang salah dalam grand design di internal Golkar dalam rangka komitmen pemberantasan korupsi. Masak kita mau melakukan pemberantasan korupsi malah kita mendukung hak angket KPK," ujar Nusron di DPP Partai Golkar, Kemanggisan, Jakarta Barat, Rabu, (11/10) kemarin.
Selain itu, Nusron berharap, para kader Golkar wajib memiliki kesadaran dalam hal pemberantasan korupsi. Bukan malah bekerja sama untuk melakukan korupsi.
"Tapi selanjutnya harus ada kesadaran yang masif dari kader-kader Golkar untuk cut off position dari perilaku-perilaku koruptif. Ini kan banyak, ada yang eksekutif kayak saya. Ada yang di legislatif. Ini harus punya komitmen yang sama untuk anti terhadap tindakan korupsi. Jangan malah berbondong dan berjamaah korupsi," kata Kepala BNP2TKI ini.
Lebih galak lagi, Nusron menolak jika koleganya Yorrys Raweyai dipecat dari pengurus Partai Golkar. Diketahui, Yorrys copot dari Korbid Polhukam karena kerap menentang Novanto, bahkan berupaya melengserkan orang nomor satu di Golkar itu.
"Situasi sekarang ini kita enggak boleh memecat orang, nambah orang boleh, karena kita butuh pendukung. Sejelek jeleknya orang itu punya pendukung, mau 10 ribu, seribu, dua ribu, tiga ribu, sementara kita butuh pengikut," tuturnya.
"Ini kalau dipecat kan kecewa, keluarganya kecewa, temannya kecewa, koleganya kecewa, nanti enggak jadi milih lagi. Sikap saya seperti itu," tambahnya.
Nusron menjelaskan, seharusnya yang diberhentikan partai adalah anggota yang terbukti melakukan korupsi. Dan hal tersebut akan menjadi kekuatan baru untuk meraih suara dan memenangkan Pemilu mendatang.
"Yang harus dipecat itu orang yang sudah terbukti melakukan tindakan korupsi. Itu harus dipecat, idealnya. Saya sampaikan apa adanya. Namanya restrukturisasi, revitalisasi itu dalam rangka proses menambah kekuatan demi pemenangan pemilu mendatang. Tapi sudah diputuskan seperti itu. Kita lihat nanti seperti apa," tukasnya.
Baca juga:
Golkar dukung Pansus Angket KPK, Nusron Wahid sebut ada 'something wrong'
Nusron Wahid tak setuju Yorrys dicopot, lebih baik Golkar pecat koruptor
Banyak kader korupsi, Nusron sebut Golkar butuh refleksi total
Setnov menang praperadilan, Nusron Wahid ingatkan jeritan rakyat
Mereka yang menentang dan pasang badan buat Setya Novanto
-
Kenapa Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Kapan Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Bagaimana Nusron Wahid menanggapi pernyataan Agus Rahardjo tentang permintaan penghentian kasus Setya Novanto? Yang namanya pengakuan sepihak itu butuh bukti, Pak Agus Raharjo yang kita hormati kita sangat hormat pada beliau, tapi yang namanya pengakuan itu kan enggak boleh sepihak," kata Nusron kepada wartawan di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (1/12).
-
Apa alasan Nurdin Halid menilai Airlangga Hartarto layak memimpin Golkar? "Sangat layak, Erlangga memimpin Golkar," ujarnya kepada wartawan, Rabu (3/4). Nurdin mengaku di Pemilu 2024, Golkar perolehan kursi di DPR RI meningkat menjadi 102. Padahal di Pemilu 2019, Golkar hanya meraih 85 kursi. "Dari 85 kursi menjadi 102, itu tidak mudah. Sangat layak (memimpin kembali Golkar)," tuturnnya.
-
Siapa yang mengucapkan terima kasih kepada Partai Golkar? Presiden terpilih periode 2024-2029 sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, mengucapkan terima kasih kepada Partai Golkar atas kerja keras memenangkan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024.
-
Siapa yang diusung oleh Partai Golkar sebagai Cawapres? Partai Golkar resmi mengusung Gibran Rakabuming sebagai Cawapres Prabowo Subianto di Pilpres 2024.