'Pak Jokowi, kalau Jakarta udah kelar baru nyapres'
Warga Jakarta menanggapi beragam pencapresan Jokowi oleh PDIP. Ada yang mendukung, ada yang keberatan.
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri akhirnya memberikan mandat kepada Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo untuk maju sebagai calon presiden. Disambut gembira oleh sebagian kalangan, namun bagi warga Jakarta keputusan itu disambut suara keberatan.
Jokowi mengumumkan siap menjadi capres saat berada di rumah Si Pitung di kawasan Marunda, Jakarta Utara, Jumat (14/3). "Saya sudah mendapatkan mandat dari Ketua Umum PDI Perjuangan Ibu Megawati Soekarnoputri untuk menjadi capres dari PDI Perjuangan," kata Jokowi .
"Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, saya siap melaksanakan amanat itu," lanjut Jokowi . Setelah menyatakan kesiapannya untuk maju menjadi capres, dia pun mencium bendera merah putih yang ada di belakangnya.
Deklarasi Jokowi itu kemudian disusul pengumuman resmi dari DPP PDIP yang dibacakan ketua DPP Bidang Politik Puan Maharani . Dia membacakan Surat Perintah Harian yang ditulis tangan oleh Megawati. Jokowi pun resmi menjadi capres yang akan diusung PDIP dalam pilpres 9 Juli mendatang.
Sementara Jokowi kemudian melanjutkan blusukan ke Rusun Marunda dan menemui para penghuni. Dia sempat mendapat protes dari salah satu penghuni soal pencapresannya.
"Saya tidak mau Bapak jadi presiden, saya mau Bapak tetap jadi gubernur!"
Mendengar itu, Jokowi langsung menyahuti, "Saya tidak mau membicarakan itu."
Sejumlah warga yang dimintai pendapat oleh merdeka.com berpendapat nyaris serupa.
"Bagus sih bagus, kalau jadi presiden. Tapi di Jakarta kan belum tuntas. Harusnya habisin satu periode dulu. Baru 2019 nanti jadi presiden. Ini aja belum ada sepertiganya (menjabat)," kata Suyatno, warga Sungai Tirem, Marunda Baru, Jakarta Utara.
"Udah ketahuan kerjaannya, tapi belum beres. Kalau jadi presiden sih bagus. Kalau udah kelar baru nyapres. Soalnya kerjaannya belum kelihatan," cetus Husain warga Marunda baru juga.
Sementara komentar yang mendukung dilontarkan Ijah, warga RT 6 RW 2 Kelurahan Marunda, Cilincing. "Ya boleh. Saya setuju kok, orang dia menangnya dari rakyat. Banyak bantuin rakyat. Baik sekali dia. Saya suka kalau dia jadi presiden. Mudah-mudahan dia jadi presiden."
"Ya, gimana ya, saya dukung. Pengennya sih jadi presiden. Biar rakyat-rakyat adil. Pak Jokowi peduli sama rakyat, enggak sombong. Tapi Jakarta jangan sampai ditinggal," pesan Ristin, warga RT 4 RW 2 Marunda.
Baca juga:
Rapat soal capres, Jokowi enggan diikuti wartawan
Pengusaha dulu dukung SBY, kini bekingi Jokowi
Jadi capres, Jokowi rahasiakan lokasi kampanye perdana
Jadi capres, Jokowi dituding tipu warga Jakarta
Wali Kota Solo datar tanggapi pencapresan Jokowi
-
Kapan Jokowi mencoblos? Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan pencoblosan surat suara Pemilu 2024 di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
-
Bagaimana hubungan Jokowi dan PDIP merenggang? Diketahui, hubungan Jokowi dengan partai Pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merenggang saat keduanya beda pilihan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Apa usulan PKS untuk Presiden Jokowi terkait capres 2024? Sekjen PKS Aboe Bakar Alhabsyi atau Habib Aboe mengusulkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang bakal capres Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto untuk makan siang di Istana Kepresidenan.
-
Apa yang dikatakan Habiburokhman tentang hubungan Jokowi dan PDIP? Habiburokhman menyebut, sejumlah orang yang kalah pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 sudah move on, usai pesta demokrasi tersebut dianggap berakhir. "Mungkin dari 100 persen sudah 60 persen orang move on. Kemudian juga tahapan kedua hari ke hari misalnya adanya statement dukungan, statement selamat dari kepala-kepala negara penting di dunia itu mungkin membuat sekitar 80 persen orang move on. Terakhir penetapan KPU kemarin mungkin sudah 95 persen orang move on," jelasnya.