Pakai Baju Koko Putih, Pramono Anung Nyoblos Bareng Keluarga di Cipete Selatan
Pramono Anung mengenakan baju kokoh putih dipadu celana bahan hitam.
Calon Gubernur Jakarta nomor urut 03 Pramono Anung bersama istri Endang Nugrahani dan anaknya, Hanifa Fadhila menggunakan hak pilih Tempat Pemungutan Suara (TPS) 046, Cipete Selatan pada Rabu (27/11).
Pantauan di lapangan, Pramono dan istri serta anak berjalan kaki dari kediaman pribadi di Jalan Haji Ambas, Cipete, Jakarta Selatan.
- Pramono-Rano Karno Temui Anies Baswedan, Dapat Dukungan?
- Kelakar Prabowo Sapa Ketum Parpol Hingga Sebut Punya Sosok Rambut Putih
- Berpakaian Nyentrik, Rombongan Tamu di Pernikahan Anak Pemilik Padepokan Wewe Gombel Ini Curi Perhatian
- Setiap Sabtu, Relawan Prabowo-Gibran Bakal Pakai Baju Biru Langit saat Kampanye
Dia berangkat pada pukul 07.30 WIB. Terlihat, Pramono Anung mengenakan baju koko putih dipadu celana bahan hitam. Dia juga mengalungi cukin bermotif ondel-ondel.
Pramono menyapa dan menyalami satu-persatu warga yang ditemui di sepanjang jalan, sebagian warga juga memanjatkan doa agar Pramono bisa menang satu putaran di Pilkada Jakarta 2024.
"Saya doakan Mas Pram Menang," kata salah seorang warga.
Mendengar itu, Pramono menjawab. "Aamiin, doakan ya pak doakan," ujar Pramono.
Pramono Ngaku Sempat Tidur Nyenyak
Pramono mengaku tidur sekitar pukul 23.00 WIB pada Selasa (26/11) malam. Dia satu ranjang dengan istri dan anak perempuannya.
"Jadi saya, istri, dan anak saya, sehingga saya lihat ketiganya tidurnya tenang banget. Bahkan subuhannya juga bisa bersamaan," kata Pramono.
Pramono mengaku bisa tidur nyenyak bukan karena suaranya yang unggul dalam sejumlah hasil survei. Tetapi karena dia merasa tenang saja.
"Tidur tenang, tidur tenang aja," ucap eks Sekretaris Kabinet ini.
Lebih lanjut, Pramono berharap Pilgub Jakarta bisa berjalan satu putaran. Menurutnya, jika terjadi dua putaran bisa terjadi pembelahan di masyarakat.
"Saya berharap mudah-mudahan pilgub ini berlangsung satu putaran, karena kalau dua putaran pasti ada ketegangan. Karena belajar dari pengalaman pilgub sebelumnya, karena ketegangan itulah yang membuat kemudian Jakarta sempat terbelah pada waktu itu," pungkasnya.