Panas dingin hubungan Akbar dan Ical
Beberapa kali Akbar mengkritik Bakrie. Dia pernah meminta pencapresan Bakrie dievaluasi.
Baru-baru ini di beberapa titik keramaian Ibu Kota Jakarta bertebaran baliho bergambar Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung . Publik tentu bertanya-tanya, kenapa baliho Akbar banyak dipacak di lokasi-lokasi strategis seperti itu.
Apakah Akbar bakal maju nyapres atau itu hanya sebatas perlawanan Akbar terhadap pencapresan Ical--sapaan untuk Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie?
Selama ini hubungan Akbar dengan Ical memang panas-dingin, kadang terlihat mesra, terkadang sebaliknya. Beberapa kali politisi kawakan itu melontarkan kritik terhadap Ical , terutama menyangkut pencapresan. Tapi beberapa kali pula dia membantah berseteru dengan Bakrie.
Tahun lalu misalnya, mantan ketua DPR itu pernah mengatakan penetapan Ical sebagai calon presiden tidak sesuai prosedur dan tidak transparan. "Kami menyarankan penetapan capres secara terbuka, dengan melibatkan jajaran partai dari bawah hingga ke pusat," kata Akbar saat dihubungi, Kamis (20/12).
Politisi senior itu terus melontarkan kritik terhadap Bakrie. Pada Agustus 2013 lalu misalnya, Akbar menyindir rendahnya elektabilitas Ical dalam beberapa survei. Padahal, kata dia, setiap hari sudah beriklan di televisi, dan telah melawat ke daerah-daerah. Bahkan, dia melanjutkan, elektabilitas Bakrie lebih rendah timbang elektabilitas partai.
Oleh sebab itu, Akbar mengkritik secara halus dengan meminta ada kajian mendalam, mengapa elektabilitas Ical masih rendah. Dia juga meminta pencapresan Akbar dievaluasi dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas).
"Ini juga bisa terjadi, kalau semua menyetujui untuk evaluasi, bisa saja," kata Akbar beberapa waktu lalu.
Kritik-kritik Akbar itu tak ayal menuai tanggapan keras dari kubu Ical . Seperti tanggapan Sekretaris Jendral (Sekjen) Partai Golkar, Idrus Marham . Dia menolak berbagai usulan yang diajukan oleh Akbar, termasuk evaluasi pencapresan Ical di Rapimnas. Menurut dia, seluruh proses yang berjalan di partai harus sesuai dengan AD/ART.
"Saya ingin tunjukan bagaimana cara berorganisasi yang baik, itu dasarnya AD/ART. Apa dalam AD/ART tercantum DPD kabupaten kota sebagai peserta Rapimnas. Dalam AD/ART Rapimnas itu ketua dewan pertimbangan tugas dan fungsi memberikan saran pertimbangan kepada DPP Partai Golkar, bukan menciptakan opini keluar," kata Idrus.
Belakangan Akbar melunak setelah bertubi-tubi menyerang Ical . Misalnya soal evaluasi pencapresan Ical . Setelah mengkritik, kini Akbar seperti melunak. "Evaluasi saudara Aburizal tidak ada agenda itu, kalau sudah diputuskan tidak ada alasan juga (untuk mengevaluasi)," ujarnya.
Begitu juga soal baliho dirinya yang banyak dipasang di beberapa titik di Jakarta. Dia justru mengatakan pemasangan baliho tersebut dilakukannya sebagai bentuk dukungan kepada partai.
"Baliho saya pasang itu untuk memberikan suatu dukungan, juga sekaligus menyampaikan informasi kepada publik bahwa saya itu bersama dengan keluarga Golkar memberi dukungan terhadap misi Golkar," tegas Akbar kepada wartawan di Akbar Tanjung Institut, Pancoran, Jakarta, Rabu (30/10).