Panglima TNI: Kalau prajurit tak netral di pilkada, saya akan gerak!
Panglima TNI: Kalau prajurit tak netral di pilkada, saya akan gerak. Menurutnya, segala bantuan yang dikerahkan TNI sebagai bentuk sikap netral dan tak berpihak pada kandidat manapun. Dia yakin kepolisian juga demikian. "Membantu mengamankan. Bukan membantu mencoblos salah satu pemenang."
Pilkada serentak di 101 daerah tinggal dua pekan lagi. Pihak yang terkait sudah jauh-jauh hari menyiapkan agar hajatan pemilihan kepala daerah itu berlangsung aman dan tertib.
Dalam hal pengamanan, TNI memastikan akan memberikan bantuan pada kepolisian. "Jadi TNI mengerahkan intelijennya, mengerahkan aparat-aparat teritorialnya dari Babinsa, Danramil, Dandim untuk mengumpulkan fakta tersebut dan kemudian menyampaikan kepada komandannya dan kepada kepolisian setempat," kata Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, usai memberikan pengarahan pada 1156 komandan, di Mabes TNI Cilangkap, Kamis (26/1) malam.
Pengamanan yang dilakukan tak hanya selama masa pilkada. Namun, bantuan TNI sudah dilakukan sejak persiapan jelang pilkada. Segala data yang didapat dari pihak intelijen, kata dia, sudah dilaporkan ke kepolisian.
"Membantu Polri sebelum pilkada atau pra pilkada, pelaksanaan pilkada, sampai dengan selesai pilkada. Karena semua data kita sudah sepakat yang menyampaikan adalah polisi, tanya lah pada Kapolri," jelasnya.
"Secara logika, pilkada ini ada 101 dan tempatnya tersebar. Kepolisian juga tersebar. Maka untuk menghadapi hal-hal yang tidak kita inginkan, agar pesta demokrasi ini berjalan sesuai dengan demokrasi yang ada, maka TNI harus membantu sepenuhnya, apapun," sambung Gatot.
Ditambahkan dia, segala bantuan yang dikerahkan TNI sebagai bentuk sikap netral dan tak berpihak pada kandidat manapun. Andai kata ada prajurit TNI yang tidak netral, Gatot minta dilaporkan, dan dia akan menindak. Dia yakin sikap netral itu juga dimiliki kepolisian.
"TNI netral. Emangnya polisi berpihak? Kan tidak. Membantu mengamankan. Bukan membantu mencoblos salah satu pemenang. Kalau itu dikhawatirkan, sama minta pada awak media, kalau ada anggota TNI yang terindikasi, tolong sampaikan. Namanya siapa, pangkatnya apa, tempatnya di mana dan apa yang dilakukan. Segera akan saya gerak, segera ditindak. Saya minta bantuan ini," tegasnya.
Ditambahkan dia, hasil pemantauan sementara memang ada sejumlah daerah yang mendapatkan perhatian khusus selama masa pilkada. Seperti DKI Jakarta dan Aceh. Dia berharap semua berjalan lancar meski segala kemungkinan bisa terjadi sehingga perlu diantisipasi.
"Kita harus mempersiapkan segala kemungkinan terburuk. Tapi jangan berprasangka yang tidak-tidak. Sehingga masyarakat bisa beraktivitas seperti biasa dan tenang. Karena ini pesta jadi kan bergembira," jelasnya.
Baca juga:
MUI harap para kandidat Pilkada jujur masalah dana politik
KPUD Tangsel tambah ribuan kotak suara untuk Pilkada serentak 2017
Kapolri tegaskan akan usut semua calon kepala daerah yang dilaporkan
Ratusan ribu personel gabungan disiagakan amankan Pilkada 2017
Tito soal pilkada serentak: Pro kontra hasil diamankan dengan baik
PAN incar Khofifah, Gus Ipul dan Risma di Pilgub Jawa Timur 2018
Polisi sebut Pilkada DKI Jakarta masuk kategori rawan
-
Siapa menantu Panglima TNI? Kini Jadi Menantu Panglima TNI, Intip Deretan Potret Cantik Natasya Regina Ini potret cantik Natasya Regina, menantu panglima TNI.
-
Kapan Panglima TNI menerima penghargaan? Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto dianugerahi penghargaan Meritorious Service Medal dari Pemerintah Singapura.
-
Siapa yang diusulkan Presiden Jokowi sebagai calon Panglima TNI? Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengusulkan Jenderal TNI Agus Subiyanto sebagai calon Panglima TNI.
-
Apa nama penghargaan yang diterima Panglima TNI? Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto dianugerahi penghargaan Meritorious Service Medal dari Pemerintah Singapura.
-
Siapa yang menjadi Panglima TNI saat Jenderal Surono berjuang bersama Barisan Keamanan Raktay (BKR)? Saat Indonesia merdeka, Surono dan kawan-kawannya bergabung dengan Barisan Keamanan Raktay (BKR) di Banyumas. Di sinilah Surono selalu mendampingi Soedirman yang kelak menjadi Panglima TNI.
-
Kapan Jenderal M Jusuf diangkat menjadi Panglima TNI? Saat memilih Jenderal M Jusuf menjadi Panglima TNI tahun 1978 pun Soeharto mengejutkan banyak pihak.