Parpol pendukung berebut jadi pendamping Ridwan Kamil di Pilgub Jabar
Ridwan Kamil akhirnya memiliki tiket bertarung memperebutkan kursi Gubernur Jawa Barat di Pilgub Jawa Barat 2018, setelah mengantongi dukungan syarat minimal 20 kursi DPRD Jabar. Pria yang akrab disapa Emil itu telah mendapat dukungan dari NasDem, PKB dan PPP.
Ridwan Kamil akhirnya memiliki tiket bertarung memperebutkan kursi Gubernur Jawa Barat di Pilgub Jawa Barat 2018, setelah mengantongi dukungan syarat minimal 20 kursi DPRD Jabar. Pria yang akrab disapa Emil itu telah mendapat dukungan dari NasDem, PKB dan PPP.
Jika ditotal, tiga parpol itu memiliki 21 kursi di DPRD Jabar yakni PPP 9 kursi, PKB 7 kursi, dan NasDem 5 kursi. Adalah PPP yang terakhir memastikan memberikan dukungan kepada Emil. Sebelumnya, NasDem dan PKB telah lebih dulu menyatakan dukungannya.
Dalam deklarasi dukungan yang dilangsungkan Selasa (24/10) lalu, PPP mengusung Emil dipasangkan dengan cawagub dari kadernya sendiri yakni Uu Ruzhanul Ulum. Emil mengaku NasDem dan PKB sudah sepakat UU sebagai cawagubnya.
"Alhamdulillah juga tiga (tiga Parpol) sudah menunjuk Pak Uu Bupati Tasikmalaya bersama kepala daerah dalam SK mendampingi saya sebagai calon wakil gubernur," kata Emil dalam konferensi pers di kantor sekretariat DPP PPP, Jalan Tebet Barat IX, Jakarta Selatan, Selasa.
Namun duet Emil-UU mendapat penolakan dari PKB. Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar menegaskan belum ada komunikasi politik yang dilakukan oleh PPP terkait dengan bakal Cawagub yang akan mendampingi Emil.
Pria yang biasa disapa Cak Imin itu mengatakan, nama cawagub dari PPP yakni UU juga masih perlu diuji lagi elektabilitasnya.
"Belum ada komunikasi dengan PKB, kita akan lihat kita harus uji lagi UU. Apa layak benar dari surveinya. Kalau surveinya bagus apa boleh buat, kalau surveinya jelek ya kita tolak UU," katanya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (25/10) kemarin.
Cak Imin mengaku partainya memiliki calon untuk mendampingi Emil. Dia menegaskan, tidak mau UU menjadi wakil dari Emil.
"Pasti, pasti kita punya calon dan kita tidak mau UU kita. Kita mau calon lain," katanya.
Hal berbeda diungkapkan Sekjen PPP Arsul Sani. Dia mengklaim telah melakukan komunikasi politik dengan PKB dan Partai NasDem terkait nama UU Ruzhanul Ulum yang akan mendampingi Emil. Menurutnya, komunikasi politik itu dilakukan sebelum PPP mengumumkan secara resmi dukungannya untuk Emil.
"Kami sampaikan sebelum tadi malam kami deklarasikan. Kami komunikasikan dengan pimpinan NasDem dan PKB," kata Arsul di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu.
Meski demikian, dia menyatakan pasangan calon definitif yang akan didaftarkan ke KPU merupakan hasil dari komunikasi dari seluruh partai pendukung.
"Nanti kan pada akhirnya siapa yang final yang kita daftarkan ke KPU itu kan hasil musyawarah, hasil komunikasi dengan semua partai yang mendukung," tegas Arsul.
Pihaknya akan tetap mencoba meyakinkan PKB, NasDem, bahwa UU adalah calon pendamping yang tepat bagi Emil. Namun, partainya terbuka jika partai pendukung Emil lainnya menawarkan nama calon wakil gubernur.
"Bukan tidak definitif, kami punya kewajiban untuk meyakinkan partai-partai yang lain agar bisa menerima Pak Uu dong. Tetapi tentu di dalam proses komunikasi ada ruang-ruang juga untuk juga mempertimbangkan yang lain, itu tidak boleh kita tutup sama sekali," katanya.
Sementara itu, Sekjen Partai NasDem Jhonny G Plate mengatakan partainya tak masalah PPP menduetkan Ridwan Kamil dengan UU.
"Terkait Cawagub ada banyak kader mumpuni di Jabar termasuk dari parpol, termasuk yang diusulkan PPP, kang UU. Itu kader mumpuni," kata Jhonny di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu.
Jhonny menyebut NasDem menyerahkan keputusan kepada Emil soal calon pendampingnya di Pilgub Jabar. Namun, yang terpenting cawagub yang digandeng harus memiliki elektabilitas dan kesamaan visi misi dengan Emil.