PDIP dan Gerindra Makin Lengket, Demokrat Tak Cemburu
Syarief Demokrat tak cemburu meski PDIP kini lebih dekat dengan Gerindra ketimbang partainya yang sudah lebih dulu menjalin kedekatan dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan angkat bicara terkait kedatangan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto ke Kongres V PDI Perjuangan di Bali (8/8). Dia menegaskan Demokrat tak cemburu meski PDIP kini lebih dekat dengan Gerindra ketimbang partainya yang sudah lebih dulu menjalin kedekatan dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
"Ya enggak dong masa pakai cemburu lagi segala macam hahaha. Masa sih ini kan yang penting kebersamaan gitu iya kan," kata Syarief pada merdeka.com, Jumat (9/8).
-
Kapan Partai Demokrat dideklarasikan? Selanjutnya pada tanggal 17 Oktober 2002 di Jakarta Hilton Convention Center (JHCC), Partai Demokrat dideklarasikan.
-
Bagaimana hubungan Jokowi dan PDIP merenggang? Diketahui, hubungan Jokowi dengan partai Pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merenggang saat keduanya beda pilihan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
-
Mengapa Partai Gerindra didirikan? Pada awalnya, ide pendirian Partai Gerindra digagas oleh Fadli Zon dan Hashim Djojohadikusumo. Mereka ingin melindungi kesejahteraan rakyat ekonomi kelas bawah terhadap jerat sistem kapitalisme.
-
Siapa saja yang menggodok ide pendirian Partai Gerindra? Pada 2007, Ide Fadli dan Hashim itu pun digodok oleh Ahmad Muzani, M. Asrian Mirza, Amran Nasution, Halida Hatta, Tanya Alwi, dan Haris Bobihoe.
-
Apa yang diusulkan oleh Partai Demokrat terkait penunjukan Gubernur Jakarta? Hal senada juga disampaikan Anggota Baleg Fraksi Demokrat Herman Khaeron. Dia mengatakan, pihaknya tetap mengusulkan agar Gubernur Jakarta dipilih secara langsung. "Kami berpandangan tetap, Pilgub DKI dipilih secara langsung. Bahkan wali kota juga sebaiknya dipilih langsung," kata Herman Khaeron.
-
Apa yang dikatakan Habiburokhman tentang hubungan Jokowi dan PDIP? Habiburokhman menyebut, sejumlah orang yang kalah pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 sudah move on, usai pesta demokrasi tersebut dianggap berakhir. "Mungkin dari 100 persen sudah 60 persen orang move on. Kemudian juga tahapan kedua hari ke hari misalnya adanya statement dukungan, statement selamat dari kepala-kepala negara penting di dunia itu mungkin membuat sekitar 80 persen orang move on. Terakhir penetapan KPU kemarin mungkin sudah 95 persen orang move on," jelasnya.
Syarief juga tak khawatir pertemuan antara Mega dan Prabowo yang semakin intens akan membuat Gerindra gabung koalisi Jokowi. Baginya penentuan koalisi adalah hak setiap partai politik.
"Ya enggak apa-apa dong itu kan hak masing-masing mau berkoalisi dengan siapa ya, tentunya kita harus hargai itu loh," ungkapnya.
Dia menegaskan pertemuan antara kedua tokoh adalah hal yang biasa saja. Pertemuan Mega dengan Prabowo pun dia anggap positif.
"Iya kan sesuatu hal yang biasa orang kalau semua orang kan ya semua orang kan punya hak dan punya kebijakan untuk saling bertemu gitu bagus saya pikir sih," ucapnya.
Sebelumnya, Putri Megawati yang juga Ketua DPP PDIP, Puan Maharani menilai, peluang Gerindra bergabung koalisi makin terbuka lebar. Puan mengatakan, dinamika politik akan selalu berkembang.
Puan mengutip salah satu isyarat ajakan Megawati untuk berkoalisi dengan Prabowo. Puan menyinggung ketika Megawati meminta Prabowo mendekatinya. Puan menerjemahkan pernyataan tersebut sebagai sinyal koalisi. Apalagi dia mengartikan ajakan tersebut apabila Prabowo ingin maju untuk Pemilu 2024.
"Dinamika politik selalu berkembang. Tadi ibu dalam pidatonya menyampaikan makanya kalau 2024 mau maju lagi deket-deket saya ya. Silakan dipikirkan apa maksudnya," kata dia di Hotel Grand Inna Beach, Bali, Kamis (8/8).
(mdk/bal)