PDIP tidak mungkin hanya mendukung Ahok
Ahok masih menunggu keputusan PDIP mendukung siapa di Pilgub DKI 2017.
Meski telah memiliki modal 1 juta KTP dan dukungan tiga partai politik dalam Pemilihan Gubernur DKI 2017, bakal calon petahana Basuki Tjahaja Purnama nampaknya masih belum puas. Ahok sapaan akrab Basuki menyatakan membuka peluang jika ada partai lain yang ingin memberikan dukungan termasuk PDIP.
Ahok masih menanti sikap resmi Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dalam Pilgub DKI tahun depan. Ahok mulai bimbang memilih jalur mana yang akan dipilih untuk maju sebagai gubernur di periode kedua.
Sikap plintat plintut Ahok pun mendapat kritik dari Ketua DPP PDIP Andreas Hugo P. Andreas menilai, ada inkonsistensi sikap dari Ahok. Dia pun menegaskan, PDIP tidak akan mendukung Ahok.
"Ada ketidakkonsistenan Ahok. Dulu katanya mau maju lewat jalur perseorangan bersama Teman Ahok dan PDIP cukup mendukung. Enggak mungkin kita hanya mendukung," kata Andreas saat dihubungi, Selasa (19/7).
Andreas juga mempertanyakan sikap Ahok yang belum puas dengan modal dukungan yang dimiliki. Politisi PDIP ini menegaskan partainya akan mengusung calon sendiri dan saat ini prosesnya masih berjalan.
"Kan sudah cukup dengan 3 partai itu, ngapain nunggu PDIP lagi?" tegasnya.
"PDIP punya mekanisme. Kalau kami perlu ya kita bicara. Yang pasti PDIP akan mengusung kandidat sendiri. Mengusung kadernya untuk mewarnai program-program ideologis di DKI. Bukan hanya untuk merebut kekuasaan. Kalau hanya untuk kekuasaan, jangan lewat PDIP," tambahnya.
Sebelumnya, Ahok lagi-lagi menyatakan membuka peluang jika ada partai lain yang ingin memberikan dukungan termasuk PDIP. Ahok masih menanti sikap Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
"Bu Mega si bilangnya 'Belanda masih jauh, tenang tenang'," katanya di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (19/7).
Ahok memilih menunggu sikap resmi PDIP melalui Megawati. Walaupun diakuinya, ada beberapa pihak di PDIP yang menolak dirinya.
"Mengatakan kalau lewat independen enggak mau dukung, ini juga 'kata orang' bukan kata Bu Mega loh. Karena kan PDIP ada hak prerogatif Bu Mega. Lain lagi," tutupnya.
Baca juga:
Djarot sebut PDIP masih mungkin usung Ahok
Jika maju lewat parpol, Ahok minta Teman Ahok jadi saksi di TPS
Bagi Teman Ahok, mau parpol atau independen yang penting Ahok maju
Ahok terus menanti PDIP, Mega bilang 'Belanda masih jauh'
Sesumbar Ahok: Saya udah terkenal, tak bisa dipengaruhi parpol
Maju mundur Ahok pilih jalur independen atau parpol
Hanura: Ahok tinggal berani memutuskan saja
-
Kapan Pilkada DKI 2017 dilaksanakan? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Siapa saja kandidat yang bertarung di Pilkada DKI 2017? Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
-
Apa saja isu yang muncul selama Pilkada DKI 2017? Apalagi pemilihan tersebut juga diwarnai dengan isu-isu seperti agama, etnis, dan kebijakan publik.
-
Siapa saja yang diusulkan untuk diusung oleh PDIP di Pilgub DKI 2024? Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan partainya masih mencermati nama-nama tokoh yang diusulkan untuk diusung sebagai calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta pada Pilkada serentak 2024.
-
Siapa saja kandidat di Pilkada DKI 2017 putaran kedua? Putaran kedua mempertemukan pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga.
-
Kapan Pilkada DKI 2017 putaran kedua dilaksanakan? Pemungutan Suara Putaran Kedua (19 April 2017):Putaran kedua mempertemukan pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga.