Perjalanan karier Letjen Edy, mundur sebagai Pangkostrad maju di Sumut
Letnan Jenderal TNI Edy Rahmayadi bulat pensiun dini. Dia mantap maju sebagai calon gubernur Sumatera Utara. Pengunduran dirinya juga sudah diterima oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.
Letnan Jenderal TNI Edy Rahmayadi bulat pensiun dini. Dia mantap maju sebagai calon gubernur Sumatera Utara. Pengunduran dirinya juga sudah diterima oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.
Saat ini Edy menjabat sebagai Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad). Dia merupakan perwira tinggi jebolan Akmil 1985 berpengalaman dalam bidang infanteri.
-
Apa yang diresmikan oleh Prabowo Subianto di Sukabumi? Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto meresmikan lima titik sumber air di Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu (30/12/2023).
-
Kapan Prabowo tiba di Sumatera Barat? Calon Presiden (Capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto tiba di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Padang Pariaman pada Sabtu (9/12) pagi.
-
Siapa saja yang dibebani dengan pajak di Sumut? Pajak adalah pembayaran wajib yang harus dibayarkan oleh individu atau badan usaha kepada pemerintah sesuai dengan undang-undang.
-
Kapan Adi Suryanto meninggal? Kabar duka datang dari salah satu instansi pemerintah, Lembaga Administrasi Negara (LAN). Kepala LAN, Prof Dr. Adi Suryanto, meninggal dunia di Yogyakarta pada Jumat (15/12).
-
Apa yang dikatakan oleh Ridwan Kamil saat maju di Pilkada Jakarta? Calon pesaing Anies, Ridwan Kamil tak kalah kuat. Ridwan Kamil mendapatkan lampu hijau dari partai koalisi Prabowo-Gibran untuk maju Pilkada Jakarta. Partai-partai yang menyatakan kesiapan mengusung Ridwan Kamil itu adalah Gerindra, PAN dan Golkar. Bahkan, Gerindra sudah terang-terangan menginginkan kadernya menjadi calon wakil gubernur untuk mendampingi Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta 2024."Secara alami secara manusiawi, kami ingin wakil kami ada di wakil gubernur," kata Habibburokhman kepada wartawan.
-
Kapan Pilkada serentak berikutnya di Indonesia? Indonesia juga kembali akan menggelar pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak di tahun 2024. Pilkada 2024 akan dilasanakan ada 27 November 2024 untuk memilih gubernur, wali kota, dan bupati.
Dia pernah juga duduk sebagai Panglima Divisi Infanteri I Kostrad dan Panglima Kodam I/Bukit Barisan. Kini, selain berstatus sebagai Cagub, Edy juga masih menjabat sebagai ketua umum PSSI.
Panglima TNI sudah menunjuk Pangkostrad pengganti Edy. Posisi itu akan diisi oleh Dankodiklat TNI AD, Letjen Agus Kriswanto. Keputusan Panglima TNI ini Nomor Kep/12/I/2018 tertanggal 4 Januari 2018.
Edy mengaku telah resmi mundur sebagai prajurit TNI sejak dua bulan lalu. Edy mengaku sudah mendapatkan dukungan dari PKS, Gerindra, Golkar, PAN dan NasDem.
"Ya Insya Allah, ini kan sudah jadi kader PKS ini. Sudah pakai ini," kata Edy sambil menunjukkan logo PKS di saku jaketnya di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (4/1).
Selain itu, Edy mengungkapkan bahwa nanti dirinya akan melakukan deklarasi bersama dengan lima partai pengusung. "Persiapan di Sumut tanggal 7 Januari kami deklarasi, diusung oleh Gerindra PKS, PAN, Golkar dan NasDem," ungkapnya.
Edy mengungkapkan alasan kenapa dirinya terjun ke dunia politik dibanding meneruskan kariernya di TNI. "Enggak ada masalah, kan enggak ada bedanya juga prajurit dan politik. Hanya kalau prajurit tidak boleh berpolitik praktis, gitu saja, orang sipil bebas berpolitik mau berpolitik mau praktis mau politik negara dia kan tidak ada masalah," ucapnya.
Selain itu, Edy menegaskan, jika dirinya terpilih menjadi gubernur Sumatera Utara akan tetap menjabat sebagai ketua umum PSSI.
"Oh enggak, PSSI itu kan amanat rakyat, saya akan lebih leluasa kalau setelah saya jadi sipil, karena kalau saya jadi tentara nanti takut melulu mereka, nanti main bolanya jadi jelek. Saya harapkan animo warga di sana kepada saya 100 persen," tandasnya.
Baca juga:
Survei SPIN sebut Erry Nuradi ungguli Djarot di Pilgub Sumut 2018
Djarot 'mengadu nasib' di Sumatera Utara
Bahas Pilgub, Gubernur Sumut Erry Nuradi temui JK
Usung Djarot di Sumut, PDIP disarankan hindari pasangan 'pelangi'
Modal sosial Djarot dinilai kurang, dua kali pilgub Sumut PDIP selalu kalah