Pertimbangkan dukung Jokowi, PAN janji tak incar posisi kursi cawapres
Jika nantinya merapat ke kubu Jokowi, PAN berjanji tak akan ngotot mensyaratkan kadernya dijadikan cawapres. Sebab, keputusan sosok cawapres harus kesepakatan bersama parpol pendukung.
Dinamika politik menjelang Pemilu 2019 masih terus berkembang. Peta koalisi parpol juga masih dinamis. Salah satu parpol yang belum menetapkan arah koalisi adalah Partai Amanat Nasional (PAN).
Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan masih terus menjalin komunikasi politik dengan pimpinan parpol, termasuk parpol pendukung capres Joko Widodo atau Jokowi. Tak menutup kemungkinan PAN juga akan merapat mendukung Jokowi. Alasannya, Jokowi punya peluang besar kembali memenangkan kontestasi politik 2019.
-
Kapan Jokowi memanggil dua menteri PKB tersebut? Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil dua menteri Partai Kebangkitan Bangsa, yaitu Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Indonesia (Mendes-PDTT) Abdul Halim Iskandar dan Menaker Ida Fauziyah.
-
Mengapa Pak Jokowi diundang ke Apel Kader Partai Gerindra? Bapak Presiden diundang acara Apel Kader Partai Gerindra pada hari Sabtu, 31 Agustus 2024 Pukul 19.00 WIB. Rencana Bapak Presiden akan hadir dan memberi Sambutan
-
Kapan Hari Lahir Pancasila diperingati? Hari Lahir Pancasila, yang diperingati setiap tanggal 1 Juni, adalah momen penting dalam sejarah Indonesia.
-
Kapan Partai Kasih dideklarasikan? Sekelompok anak muda Indonesia asal Papua mendeklarasikan mendirikan partai nasional yang diberi nama Partai Kasih pada Minggu 23 Juni 2024 di Jakarta.
-
Kapan Presiden Jokowi meresmikan Bandara Panua Pohuwato? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan Bandar Udara Panua Pohuwato di Provinsi Gorontalo.
-
Bagaimana menurut PKS, pertemuan Jokowi dengan para capres bisa membangun persatuan Indonesia? Dia menilai, jika pertemuan antara Jokowi dan ketiga kandidat capres terkuat itu terlaksana, maka persatuan Indonesia akan semakin baik. Sebab, seluruh tokoh terlihat bekerja sama membangun bangsa. "Bagus, saya senang itu. Itu berpikir matang dan dewasa. NKRI ini negara lagi baik-baik. Segala sesuatu kalau digabung dengan pemikiran-pemikiran positif untuk membangun NKRI ke depan itu positif."
"Pak Jokowi tentu kan incumbent peluangnya besar, menjadi pertimbangan," ujar Zulkifli di Gedung DPR RI, Selasa (27/3).
Jika nantinya merapat ke kubu Jokowi, PAN berjanji tak akan ngotot mensyaratkan kadernya dijadikan cawapres. Sebab, keputusan sosok cawapres harus kesepakatan bersama parpol pendukung.
"Ini kan masalah koalisi, kan berat syaratnya. Tentu enggak bisa maunya kita. Ini kan harus maunya bersama. Karena koalisinya enggak bisa sendiri atau satu-satu kan. Di sini tentu akan banyak, di sini tentu akan banyak. Oleh karena itu tidak mudah menyatukan pendapat partai-partai," jelasnya
Dalam koalisi besar, semua parpol tentu ingin kadernya dipilih sebagai cawapres. Namun pihaknya realistis karena tak bisa diputuskan sepihak melainkan harus diputuskan seluruh anggota koalisi.
"PAN mau ketua umumnya, PKB mau ketua umumnya, semua pasti akan begitu. Tentu nanti akan dibicarakan titik temu seperti apa. Ini juga tidak bisa menang-menangan karena lain kalau kami bisa sendiri. Kalau kami bisa sendiri ya sudah bablas itu," kata mantan Menteri Kehutanan era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini.
Dengan tidak mengincar posisi cawapres bukan berarti PAN menurunkan standarnya. "Ini bukan soal turun menurunkan standar. Ini soal koalisi yang berkualitas," ujarnya.
Terpenting bagi PAN adalah pemilihan legislatif maupun Pilpres berlangsung secara berkualitas dan tidak gaduh. Dalam membangun koalisi, yang harus dibahas dengan parpol ialah bagaimana membangun Indonesia ke depan, bukan jatah bagi-bagi kursi menteri.
"Apa yang harus dibicarakan nanti partai-partai ini kan kalau cuma satu menteri, dua menteri. Nanti kalau ke Pak Prabowo satu menteri, dua menteri. Dengan Pak Jokowi dua menteri, dua menteri, terus rakyatnya tanya kami ini dipikirin enggak sih? Kan gitu. Jadi kita orientasinya itu bagaimana kita bisa ikut bersama-sama terlibat untuk membangun negeri ini. Itu yang paling penting," paparnya.
"Enggak ada kerjasama (jatah) capres cawapres. Kalau kami kerjasama koalisi yang berbicara untuk kepentingan bersama memajukan Indonesia. Yang berkualitas, tidak gaduh, rakyatnya itu betul-betul bisa sejahtera dan jelas terang berpihak pada kepentingan merah putih. National interest itu yang paling penting," lanjutnya.
Zulkifli mengaku komunikasinya dengan kubu Jokowi cukup baik. Namun dia tak menjelaskan posisi PAN saat ini tak condong ke kubu tertentu.
"Condong semua, condong semua. Nanti tunggu (keputusan)," ujarnya.
Ia menambahkan dinamika politik masih terus berkembang. Koalisi parpol pendukung Jokowi juga masih terbuka untuk pindah haluan.
"Sekarang semuanya terbuka. Bisa kemana-mana. Ini kan masih (lama). Saya kira nanti Mei, April sudah mulai rajutannya kelihatannya. Mei saya kira sudah (ada keputusan) walaupun nanti masih Agustus (pendaftaran capres-cawapres)," tutupnya.
Baca juga:
PPP prediksi tiga partai bakal gabung koalisi Jokowi di 2019
Gerindra jaring tiga nama bakal Cawapres Prabowo, nama Anies masuk
Jelang Pemilu 2019, PAN bentuk tim penjajakan koalisi
Ketum PAN soal dukungan di Pilpres: Pak Jokowi tentu peluangnya besar
Soal cawapres Prabowo, PKS yakin bakal diajak bicara Gerindra