Peta Politik Pilkada Depok: Adu Kuat Dua Calon Petahana
Baik Idris maupun Pradi merupakan calon petahana. Idris adalah Walikota Depok sedangkan Pradi adalah Wakil Walikota Depok.
Pendaftaran pasangan bakal calon Wali Kota - Wakil Wali Kota Depok ditutup Minggu (6/9). Hanya ada dua pasangan yang mendaftar yaitu Pradi Supriatna - Afifah Alia dan Mohammad Idris - Imam Budi Hartono (IBH). Baik Idris maupun Pradi merupakan calon petahana. Idris adalah Walikota Depok sedangkan Pradi adalah Wakil Walikota Depok.
Idris - Imam didukung didukung empat partai yaitu PKS, Partai Demokrat dan PPP. Ditambah satu partai non parlemen yaitu Partai Berkarya. Keempat partai itu tergabung dalam Koalisi Tertata Adil Sejahtera (TAS).
-
Apa itu Pilkada Serentak? Pilkada serentak pertama kali dilaksanakan pada tahun 2015. Pesta demokrasi ini melibatkan tingkat provinsi, kabupaten, dan kota.
-
Kapan Pilkada serentak berikutnya di Indonesia? Indonesia juga kembali akan menggelar pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak di tahun 2024. Pilkada 2024 akan dilasanakan ada 27 November 2024 untuk memilih gubernur, wali kota, dan bupati.
-
Apa definisi dari Pilkada Serentak? Pilkada Serentak merujuk pada pemilihan kepala daerah yang dilaksanakan secara bersamaan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota.
-
Bagaimana Pilkada 2020 diselenggarakan di tengah pandemi? Pemilihan ini dilakukan di tengah situasi pandemi COVID-19, sehingga dilaksanakan dengan berbagai protokol kesehatan untuk meminimalkan risiko penularan.
-
Apa saja yang dipilih rakyat Indonesia pada Pilkada 2020? Pada Pilkada ini, rakyat Indonesia memilih:Gubernur di 9 provinsiBupati di 224 kabupatenWali kota di 37 kota
-
Mengapa Pemilu 2019 di sebut Pemilu Serentak? Pemilu Serentak Pertama di Indonesia Dengan adanya pemilu serentak, diharapkan agar proses pemilihan legislatif dan pemilihan presiden dapat dilakukan dengan lebih efisien dan efektif.
Sedangkan Pradi-Afifah didukung 12 partai yang terdiri enam partai di parlemen dan enam partai non parlemen. Enam parpol parlemen yang mendukung Pradi -Afifah antara lain, Partai Gerindra, PDIP, Golkar, PAN, PKB, dan PSI. Sedangkan, parpol non Parlemen antara lain, Hanura, Perindo, NasDem, Garuda, PKPI, dan PBB. Ke-12 partai itu tergabung dalam Koalisi Depok Bangkit.
Idris mengaku siap head to head menghadapi wakilnya. "Sepertinya head to head, sebab yang saya tahu memang hari ini hari terakhir, pendaftaran sampai jam 12 malam. Kalau tidak ada yang daftar lagi berartikan head to head. Tapi kan kita menunggu penetapan KPU. Sebab masih ada proses-proses lagi, misalnya kesehatan dsb. Kita mengikuti aturan dan ketentuan yang berlaku," kata Idris usai pendaftaran ke KPU Depok, Minggu (6/9).
Idris tidak ciut walau hanya didukung empat partai. Sedangkan kubu Pradi didukung koalisi gemuk 12 partai. Idris menuturkan, dirinya sangat siap menghadapi Pilkada Depok 2020.
"Ya kalau sudah didaftar kalau sudah ditentukan, kalau ada paslon yang tidak siap itu aturannya menjadi pidana. Jadi aturannya kita harus siap. Secara teknis soal penyelenggaraan kampanye itu nanti ada Bimtek dari KPU Depok," ucapnya lantang.
Lebih lanjut Idris menuturkan, saat ini pemilih sudah paham arti demokrasi. Pemilih akan lebih dewasa lagi menilai dan tidak sekedar memilih karena banyaknya partai politik saja.
"Saya rasa demokrasi di Indonesia yang usia republik ini sudah cukup dewasa 75 tahun, masyarakat warga kita itu akan lebih dewasa lagi menilai. Bahwa mereka memilih bukan banyaknya partai politik, tetapi bagaimana kerja-kerja para pemimpin selama ini terhadap pembangunan di daerahnya," katanya.
Idris dan partai pendukung berjanji mengedepankan politik santun dan kebersamaan. Pihaknya tidak menganggap kubu lain sebagai lawan apalagi musuh. Dia akan menganggap kubu lain sebagai sahabat di Kota Depok yang saat ini sedang berkompetisi.
"Harapan kita dan kita sudah bertekad dari partai koalisi, kita akan kedepankan politik yang santun, politik dalam kebersamaan. Kita tidak pernah menganggap itu sebagai lawan apalagi musuh, tetapi mereka adalah warga masyarakat dan sahabat di Kota Depok yang pada saat ini kebetulan mendapatkan kesempatan untuk berkompetisi. Harapan kami ini juga bisa dilakukan teman-teman yang pada saat ini melakukan pilkada tahun ini," tutupnya.
Pasangan Pradi - Afifah
Sementara itu, pasangan Pradi Supriatna dan Afifah Alia didukung 12 parpol. antara lain Partai Gerindra dan PDIP, Golkar, PSI, PKB, dan PAN. Kemudian juga ada partai non parlemen seperti Perindo, Nasdem, PBB, dan Hanura yang mendukung pasangan ini.
"Ada 12 partai parlemen dan nonparlemen tentunya akan menjadi modal kami untuk berjuang. Kami berjuang akan lebih keras, juga pasukan panglima-panglima ormas yang juga datang memberikan dukungannya," kata Ketua Tim Pemenangan Pradi-Afifah, Nuroji, Kamis (3/9).
Tak hanya didukung parpol, pasangan ini juga mendapat dukungan dari lima organisasi masyarakat (ormas). Antara lain Forum Komunikasi Anak Betawi (FORKABI), Pemuda Pancasila (PP), dan Forum Betawi Rempug (FBR). "Dengan kebersamaan semua, partai politik, tokoh ormas, tokoh agama, dan semuanya, kalau boleh saya katakan mewakili mayoritas masyarakat Kota Depok," kata wakil ketua tim pemenangan, Hendrik Tangke Allo.
Diharapkan pasangan Pradi-Afifah mampu membawa perubahan bagi wajah Depok. Dikatakan saat ini tidak ada ada pembangunan yang signifikan di Depok.
"Mayoritas warga Kota Depok yang tadi saya sebutkan melalui wakil-wakilnya di partai politik, tokoh agama, dan tokoh masyarakat, selama ini melihat tidak ada ada pembangunan yang signifikan di Depok, dibandingkan dengan kemampuan daerah yang dimiliki oleh kota ini," ucapnya.