Pilkada saat Covid-19, Calon Kepala Daerah Dituntut Kreatif Kampanye Lewat Visual
"Perkumpulan virtual ini yang disebut dengan teori komunikasi itu dengan peradaban layar," tambah dia.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) tetap menggelar Pilkada Serentak pada Desember 2020 meski pandemi Covid-19 belum berakhir. Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Arief Budiman memastikan, Pilkada 2020 diselenggarakan dengan memenuhi asas demokrasi dan seluruh rakyat Indonesia bisa menggunakan hak pilihnya. Termasuk para pasien Covid-19 yang tetap bisa menggunakan hak pilihnya.
Direktur Executive Politician Academy, Bonggas Adhi Chandra mengatakan penyelenggaran Pilkada 2020 di tengah pandemi covid-19 menuntut calon kepala daerah menyajikan konten visual yang kreatif.
-
Bagaimana Pilkada 2020 diselenggarakan di tengah pandemi? Pemilihan ini dilakukan di tengah situasi pandemi COVID-19, sehingga dilaksanakan dengan berbagai protokol kesehatan untuk meminimalkan risiko penularan.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
-
Bagaimana peningkatan kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Peningkatan kasus Covis-19 di DKI Jakarta aman dan sangat terkendali. Tidak ada kenaikan bermakna angka perawatan rumah sakit juga.
-
Apa saja yang dipilih rakyat Indonesia pada Pilkada 2020? Pada Pilkada ini, rakyat Indonesia memilih:Gubernur di 9 provinsiBupati di 224 kabupatenWali kota di 37 kota
-
Kapan Pilkada serentak berikutnya di Indonesia? Indonesia juga kembali akan menggelar pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak di tahun 2024. Pilkada 2024 akan dilasanakan ada 27 November 2024 untuk memilih gubernur, wali kota, dan bupati.
"Tidak ada lagi model kampanye dengan menggelar acara musik hingga jalan sehat. Dia memprediksi kampanye kreatif akan membanjiri media sosial (medsos). Alasannya, ruang interaksi sosial untuk kampanye terbatasi akibat pandemi Covid-19," ujar dia, Senin (24/8/2020).
"Perkumpulan virtual ini yang disebut dengan teori komunikasi itu dengan peradaban layar," tambah dia.
Menurut dia, setiap pemilih dapat dengan mudah menyaksikan visi misi calon pemimpin daerah melalui ponsel. Sehingga tidak perlu lagi menggelar kampanye dengan jumlah massa besar yang berpotensi terjadi penularan covid-19.
"Tagar yang kreatif diyakini dapat membuat nama calon menjadi perbincangan teratas di medsos, seperti Twitter hingga Youtube," tutur dia.
Tim kreatif juga dapat mengangkat isu yang santer di tengah masyarakat sebagai bumbu kampanye virtual. Pembahasan mesti dilakukan konsisten dari awal hingga akhir.
"Kalau sudah menjadi opini publik ini akan (menjadi) keuntungan," kata dia.
(mdk/ded)