Pilwali Surabaya, Alim klaim punya jurus jitu hadapi Risma-Whisnu
Menurut Alim isu aklamasi yang dilontarkan PDIP yang mengusung pasangan Risma-Whisnu tidak tepat.
Tiga Bakal Calon Wali (Bacawali) Kota Surabaya, Jawa Timur berpeluang menjadi kandidat peserta Pilwali dari poros Koalisi Majapahit. Sementara dua orang berpotensi menjadi Bacawawalinya, untuk bersaing dengan calon patahana Tri Rismaharini-Whisnu Sakti Buana.
Informasinya, tiga Bacawali dari poros Koalisi Majapahit itu adalah, dua dari praktisi media massa yaitu; Dimam Abror Djuraid dan Sukoto. Sedangkan satu orang dari politisi, yaitu Ketua DPC PKB, Syamsul Arifin.
Alasan Partai Koalisi melirik tiga kandidat bakal calon ini, karena mereka yang aktif mengikuti penjaringan bakal calon di enam partai anggota koalisi, yaitu PKB, Gerindra, Golkar, PKS, PAN dan Demokrat. Dan satu dari tiga kandidat ini nanti, yang akan didorong Koalisi Majapahit melawan Risma-Whisnu, yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Sementara untuk wakilnya, yang berpeluang maju adalah M Mahmud dari Partai Demokrat dan pengusaha Basa Alim Tualeka. Namun, untuk Mahmud, dikabarkan mengundurkan diri karena dia lebih tertarik berpasangan dengan Tri Rismaharini, yang memutuskan kembali berpasangan dengan Whisnu Sakti Buana.
Dikonfirmasi terkait isu ini, Basa Alim Tualeka mengatakan, dia siap diposisikan sebagai apa-pun di Pilwali Surabaya nanti. Bahkan, dia siap dipasangkan dengan salah satu kandidat Bacawali yang diusung Koalisi Majapahit, yang baru saja mendeklarasikan diri pada 29 Juni lalu di Hotel Majapahit, Surabaya.
"Tujuan saya maju ini, bukan untuk menang atau kalah. Tapi untuk menyelamatkan demokrasi. PDIP kan mulai melempar isu aklamasi. Ini tidak boleh. Sesuai undang-undang, harus ada minimal dua pasang calon," terang Basa Alim Tualeka, Jumat (3/7) malam.
Direktur Utama PT Bintang Ilmu ini menegaskan, dari pada aklamasi, lebih baik looting (undian dengan menggunakan mata uang).
"(PDIP) jangan bermimpi aklamasi. Demokrasi harus diselamatkan, karena berdasarkan undang-undang tidak bolek aklamasi. Harus ada minimal dua pasangan," tegasnya lagi, sambil mengatakan lebih memilik L2 dari pada L1, untuk menghormati pilihan partai.
Pengusaha yang pernah menjadi salah satu tim sukses Jokowi-Jusuf Kalla ini, juga mengaku memiliki strategi jitu melawan dominasi Risma-Whisnu.
"Tujuan dideklarasikannya Koalisi Majapahit ini kan bukan untuk menjegal pasangan Risma-Whisnu, tapi murni untuk menyelamatkan demokrasi yang tengah dicederai. Makanya koalisi ini akan solid untuk melawan Risma-Whisnu," sindirnya.
Baca juga:
Usai lebaran, PDIP siap gelar deklarasi pasangan Risma-Whisnu
NasDem beri sinyal koalisi dengan PDIP di Pilwalkot Surabaya
Gabung di Koalisi Majapahit, Demokrat Jatim enggan tandingi Risma
Tak punya figur top, Koalisi Majapahit yakin kalahkan Risma-Whisnu
PDIP sambut positif KSB sebagai kompetitor di Pilwali Surabaya
Rekomendasi Risma turun, 6 Parpol siap bendung wacana aklamasi
Rekomendasi turun, PDIP jagokan Risma-Whisnu di Pilkada Surabaya
-
Kapan Pertempuran Surabaya terjadi? Tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan, terutama orang-orang yang terlibat dalam peristiwa Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945.
-
Kapan Kirab Kebo Bule di Surakarta diadakan? Surakarta memiliki tradisi pada perayaan malam 1 Suro atau bisa disebut malam tahun baru Hijriah.
-
Apa saja jenis wisata yang bisa ditemukan di Surabaya? Di kota ini, kita bisa menjelajahi berbagai macam destinasi menarik yang pastinya akan memberikan pengalaman seru.
-
Kapan pertempuran besar di Surabaya yang menandai Hari Pahlawan? Dikutip dari laman semarangkota.go.id, sejarah singkat Hari Pahlawan 10 November dimulai saat pertempuran di Surabaya yang merupakan pertempuran besar antara pihak tentara Indonesia dan pasukan Inggris pada 10 November 1945.
-
Kapan pertempuran hebat di Surabaya terjadi? Pada hari ini tepat 78 tahun yang lalu terjadi pertempuran besar di Surabaya yang menewaskan sekitar 20.000 rakyat setempat.
-
Siapa yang berjuang melawan penjajah di Surabaya? Mereka gugur dengan mulia sebagai pahlawan yang ingin mempertahankan tanah air.