PKB sebut wacana Jokowi-OSO di Pilpres 2019 biar Hanura eksis
PKB sebut wacana Jokowi-OSO di Pilpres 2019 biar Hanura eksis. Menurut Lukman, akan berpengaruh juga pada perolehan suara partai di pemilu legislatif jika ketua umumnya tidak diikuti dalam Pilpres 2019. Sebab itulah, kini banyak partai yang membawa nama ketua umumnya untuk ikut meramaikan Pilpres.
DPD Partai Hanura Jawa Barat (Jabar) mengusulkan Ketua Umumnya Oesman Sapta Odang (OSO) untuk ikut maju mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019. Menyoroti hal itu, Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Lukman Edy menganggap, munculnya nama OSO hanya untuk meningkatkan eksistensi dalam pemilu 2019.
"Ya itu bagian dari upaya partai politik untuk eksis di Pemilu 2019," kata Lukman saat dihubungi merdeka.com, Rabu (8/11).
Menurut Lukman, akan berpengaruh juga pada perolehan suara partai di pemilu legislatif jika ketua umumnya tidak diikuti dalam Pilpres 2019. Sebab itulah, kini banyak partai yang membawa nama ketua umumnya untuk ikut meramaikan Pilpres.
"Akibat tidak ikut sertanya partai politik dalam Pilpres bisa berkurang suaranya di pileg itu saya kira wajar kalau pimpinan partai politik kemudian memasang posisi untuk ikut terlibat sebagai Presiden maupun Wapres," ungkapnya.
Lukman juga tidak merasa tersaingi dengan munculnya nama Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) itu. Mengingat saat ini PKB juga ingin mencalonkan Ketua Umumnya Muhaimin Iskandar atau yang akrab disapa Cak Imin untuk maju juga di Pilpres 2019 baik sebagai Presiden maupun Wakil Presiden (Wapres).
"Ya persaingan itu bagus. Saya katakan tadi semua parpol dengan keadaan pemilu serentak itu ingin menjaga parpolnya memperoleh suara signifikan dan bisa lolos di parliamentary threshold, ya harus mendeklarasikan dirinya ya ikut terlibat di pemilihan Presiden juga itu sudah teori politiknya seperti itu," ucapnya.
Untuk diketahui, Ketua DPD Hanura Jawa Barat (Jabar) Aceng Fikri mengatakan bahwa kader Hanura Jabar ingin OSO menjadi pendamping Jokowi di Pilpres 2019. Hal itu kata Aceng dilakukan karena Hanura terlalu cinta dengan OSO.
"DPC itu mungkin saking cintanya sama pak OSO sama Pak ketum itu. Jadi mengharapkan pak OSO mendampingi Pak Jokowi sebagai wapres," kata Aceng usai memimpin Rakerda Hanura Jawa Barat di Bandung, Minggu (5/11).
Baca juga:
Aksi relawan capreskan Cak Imin sampai sebut penerus Gus Dur
Golkar bentuk tim seleksi caleg jelang Pemilu 2019
PAN nilai wajar Hanura wacanakan OSO jadi wapres Jokowi di Pilpres 2019
Giliran santri di Jember deklarasi dukung Cak Imin jadi Cawapres
Cak Imin: Saya sangat terharu teman-teman antusias capreskan saya
Hanura Jabar wacanakan Jokowi-OSO di Pemilu 2019
Demokrat: Kesempatan makin sempit buat kami jika ambang batas capres 20 persen
-
Kapan Pemilu 2019 diadakan? Pemilu terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah pemilu 2019. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak yang dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, dan DPD.
-
Kapan pemilu 2019 dilaksanakan? Pemilu 2019 merupakan pemilihan umum di Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019.
-
Apa saja yang dipilih dalam Pemilu 2019? Pada tanggal 17 April 2019, Indonesia menyelenggarakan Pemilu Serentak yang merupakan pemilihan presiden, wakil presiden, anggota DPR, DPD, dan DPRD secara bersamaan.
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.