PKB soal Ijtima Ulama II dukung Prabowo: Dari awal sikap politiknya sudah jelas
Edy melanjutkan, secara substansi, hasil Ijtima itu layak dikritisi dan dievaluasi. Salah satu poin dalam Pakta Integritas itu menyebut kriminalisasi ulama oleh pemerintah. Tudingan kriminalisasi ulama ini harus dibuktikan, siapa saja ulama yang pernah merasa dikriminalisasi.
Ijtima Ulama II yang diselenggarakan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama menghasilkan rekomendasi dukungan untuk capres-cawapres Prabowo-Sandi. Selain itu juga menghasilkan Pakta Integritas yang berisi 17 poin.
Ketua DPP PKB, Lukman Edy mengatakan hasil Ijtima Ulama bukan sepenuhnya representasi seluruh ulama dan umat. Karena menurutnya ulama yang hadir di Ijtima Ulama itu hanya ulama partisan. Hal ini disampaikan Edy di Kantor KPU RI, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (17/9).
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Bagaimana tanggapan Prabowo atas Jokowi yang memenangkan Pilpres 2014 dan 2019? Prabowo memuji Jokowi sebagai orang yang dua kali mengalahkan dirinya di Pilpres 2014 dan 2019. Ia mengaku tidak masalah karena menghormati siapapun yang menerima mandat rakyat.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Bagaimana Prabowo-Gibran menang Pilpres 2024? Berdasarkan hasil rekapitulasi KPU, Prabowo-Gibran unggul dengan suara sah sebanyak 96.214.691 dari total suara sah nasional, atau setara dengan 58,6%. Keduanya juga dilaporkan unggul di 36 Provinsi.
-
Apa yang diklaim oleh Prabowo? Menteri Pertahanan (Menhan) sekaligus calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto mengatakan dirinya sudah menyatu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sebab, Jokowi mampu menyatukan lawan menjadi kawan.
"Kami menghormati hasil ijtima ulama, walaupun terbatas ya kita hormati lah. Sekalipun, selagi itu sebuah kesepakatan beberapa orang kita hormati. Walaupun kita sadari bahwa beberapa orang ulama yang berkumpul ini tidak menggambarkan representasi dari ulama-ulama yang lain. Bahkan tidak menggambarkan representasi umat secara keseluruhan," jelasnya.
"Apalagi kalau kita track bahwa ulama-ulama yang berkumpul itu partisan. Dari awal sikap politiknya sudah jelas. Jadi bagi kita tidak aneh itu," sambungnya.
Edy melanjutkan, secara substansi, hasil Ijtima itu layak dikritisi dan dievaluasi. Salah satu poin dalam Pakta Integritas itu menyebut kriminalisasi ulama oleh pemerintah. Tudingan kriminalisasi ulama ini harus dibuktikan, siapa saja ulama yang pernah merasa dikriminalisasi.
"Kalaupun ada beberapa orang ustaz misalnya yang kemudian berperkara di pengadilan, itu sudah di luar kewenangan konteksnya Pak Jokowi sebagai presiden. Nah ulama-ulama seperti ini sudah harus memahami pemisahan kekuasaan, antara kekuasaan eksekutif dengan legislatif dan kekuasaan yudikatif," jelasnya.
"Kecuali ada ulama-ulama yang ditangkap kemudian tidak mengalami proses peradilan, langsung dihukum masuk penjara. Nah ini rezim yang seperti ini harus dipertanyakan. Tapi kita membantah kalau Pak Jokowi melakukan kriminalisasi kepada ulama," sambungnya.
Ia juga mempertanyakan dari mana para ulama mendapatkan data terkait tidak adanya perkembangan ekonomi saat ini. Seharusnya, kata Edy, para ulama terbuka menerima data dan masukan terkait perkembangan perekonomian bangsa.
"Supaya menjadi clear juga," pungkasnya.
Baca juga:
Ijtimak dukung Prabowo, PDIP klaim Jokowi sudah jalankan program keumatan
Prabowo bertemu Kwik Kian Gie di Kertanegara malam ini
Timses yakin hasil Ijtimak Ulama II tak ganggu elektabilitas Jokowi-Ma'ruf
Soal janji Prabowo pulangkan Rizieq, Ma'ruf bilang 'itu urusan pemerintah'
Sandiaga: Yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin, sungguh terlalu
Dibubarkan polisi, jawara Bekasi alihkan deklarasi dukung Prabowo-Sandi ke masjid