Politikus PDIP minta istilah petugas partai tidak diributkan
Orang tidak akan mengenal figur Ganjar, Risma, atau Jokowi sekalipun kalau partai tidak aktif mencari.
Anggota Fraksi PDIP DPR RI, Charles Honoris meminta agar istilah petugas partai seperti yang disampaikan Megawati Soekarnoputri dalam Kongres di Bali tidak dibesar-besarkan. Sebab, kata dia, pernyataan itu tidak semata-mata ditujukan ke Joko Widodo dan istilah petugas partai tak selamanya berkonotasi negatif.
"Soal istilah petugas partai sebenarnya enggak perlu banyak diributkan. Petugas partai itu seseorang yang diberikan penugasan khusus oleh partai secara organisatoris. Ada yg ditugaskan di eksekutif, legislatif atau di struktural partai. Jadi beda dengan pemahaman yg dipersepsikan selama ini," kata dia, Jakarta, Minggu (12/4).
Charles menjelaskan, petugas partai ditugaskan atas dasar cita-cita garis perjuangan ideologi partai. Dalam konteks Presiden Jokowi, maka penugasan dari PDIP adalah mewujudkan Indonesia yang berdaulat secara politik, berdikari di bidang ekonomi dan berkepribadian di bidang budaya atau yang lebih populer disebut dengan cita-cita Trisakti gagasan Bung Karno.
"PDI Perjuangan itu partai berideologi jelas. Presiden Jokowi juga merupakan kader partai, jadi semua kader partai harus taat pada konstitusi partai dan garis perjuangan partai," jelas Charles.
Anggota DPR dari daerah pemilihan DKI Jakarta III itu menambahkan, peran partai politik termasuk PDIP dalam demokrasi tak semestinya dikerdilkan. Sebab, partai merupakan alat perjuangan untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat dan salah satu pilar dalam sebuah demokrasi.
"Partai itu juga kawah candradimuka. Orang tidak akan mengenal figur Ganjar, Risma, atau bahkan Jokowi sekalipun kalau partai sebagai mesin politik tidak aktif mencari orang-orang bagus yang seideologi dan se-visi," tutur Charles.
"Stop untuk mendeparpolisasi partai, karena misi pasca reformasi justru salah satunya memperkuat sistem demokrasi kita," imbuhnya.