Politisi Golkar Kritisi Jabatan Ketum Airlangga Hartarto Rangkap Menteri
Menurutnya, karakteristik ketum parpol dan menteri berbeda. Tugas keseharian menteri ialah fokus menjalankan tugas pemerintah. Sementara, ketum parpol harus mengurus partai dan juga rapat rutin. Jika merangkap, tugas keduanya tidak total.
Politisi Partai Golkar Lawrence Siburian menentang Ketum Golkar Airlangga Hartarto yang merangkap sebagai menteri. Ia pun mengingat pernyataan Presiden Jokowi yang tak membolehkan ketum parpol merangkap jabatan di kabinetnya.
"Karena itu betul Pak Jokowi itu tak boleh dirangkap. Kalau mau Partai Golkar itu besar, maka Pak Airlangga harus memilih. Jadi menteri atau ketum. Gak bisa rangkap dua kalau kemarin itu sangat pengecualian lah," kata Lawrence dalam diskusi di D'Consulate, Jakarta Pusat, Sabtu (20/7).
-
Bagaimana Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Golkar? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Apa prestasi yang diraih Airlangga Hartarto yang membuat banyak pengurus dan kader Golkar menginginkan dia memimpin kembali? Pasalnya, Airlangga dinilai berhasil dengan membawa Golkar berada di urutan kedua Pemilu 2024 dengan perolehan suara 15,28% "Prestasi AH (Airlangga Hartarto) yang bisa naikkan elektabilitas Golkar tak bisa dibantah," ujar Pengamat Politik Adi Prayitno, Jumat (29/3).
-
Kenapa banyak Ketua DPD Golkar ingin Airlangga Hartarto kembali memimpin secara aklamasi? "Makanya cukup rasional jika DPD ingin aklamasi untuk AH," jelasnya. Dia menambahkan, tidak mudah untuk Golkar meraup suara maksimal di Pemilu karena tidak ada kader yang bertarung di Pilpres 2024.
-
Siapa yang menyampaikan keinginan aklamasi untuk Airlangga Hartarto dalam memimpin Golkar? Untuk informasi, kabar adanya keinginan aklamasi dari DPD I dalam penunjukkan Airlangga kembali memimpin Partai Golkar disampaikan Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Lodewijk F. Paulus.
-
Apa alasan Nurdin Halid menilai Airlangga Hartarto layak memimpin Golkar? "Sangat layak, Erlangga memimpin Golkar," ujarnya kepada wartawan, Rabu (3/4). Nurdin mengaku di Pemilu 2024, Golkar perolehan kursi di DPR RI meningkat menjadi 102. Padahal di Pemilu 2019, Golkar hanya meraih 85 kursi. "Dari 85 kursi menjadi 102, itu tidak mudah. Sangat layak (memimpin kembali Golkar)," tuturnnya.
-
Kenapa Ormas Hasta Karya mendukung kepemimpinan Airlangga Hartarto? Ormas Hasta Karya siap mengawal seluruh keputusan yang nantinya akan diambil Airlangga terkait Pemilu 2024
Menurutnya, karakteristik ketum parpol dan menteri berbeda. Tugas keseharian menteri ialah fokus menjalankan tugas pemerintah. Sementara, ketum parpol harus mengurus partai dan juga rapat rutin. Jika merangkap, tugas keduanya tidak total.
"Jadi karakteristik dua jabatan ini berbeda, oleh karena itu kedepan (merangkap menteri) gak bisa, gak boleh. Karena dia juga gak ke daerah Pak Airlangga. Sedangkan partai Golkar ini harus ke daerah-daerah dalam arti kata turun sampai ke desa," tuturnya.
Dia pun membandingkan Airlangga dengan kepemimpinan mantan ketum Golkar Akbar Tanjung. Lawrence mengaku, Akbar sering keliling di seluruh provinsi dan menemui kader-kader dan pengurus daerah.
"Apa programnya, apa yang harus dibantu. Itu yang harus dilakukan ketua umum partai. Salah satu faktornya karena Pak Airlangga kurang turun ke daerah. Itu yang mau kita evaluasi," tuturnya.