Politisi PDIP: Kekuasaan Kalau Terlalu Gemuk Jadi Tidak Lincah
Politisi PDIP: Kekuasaan Kalau Terlalu Gemuk Jadi Tidak Lincah. Menurut Andreas, saat ini koalisi sudah lebih dari cukup. Sehingga tidak perlu ada penambahan partai koalisi.
Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Andreas Hugo Pareira menilai sebaiknya tidak ada lagi penambahan di partai koalisi Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin. Menurutnya, jika ada penambahan partai akan membuat koalisi menjadi gemuk dan tidak lincah.
"Dan saya kira kekuasaan itu kalau terlalu gemuk itu justru menjadi tidak lincah. Ya kita menghindari terjadinya obesitas kekuasaan. Sehingga saya rasa dengan koalisi yang ada tentu sudah efektif di pemerintahan ke depan," kata Andreas di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (23/7).
-
Kenapa PDIP bisa menjadi partai pemenang Pemilu 2019? PDIP berhasil menarik pemilih dengan agenda-agenda politiknya dan berhasil meraih kepercayaan masyarakat. Dengan perolehan suara yang signifikan, PDIP memperoleh kekuatan politik yang kuat dan pengaruh yang besar dalam pemerintahan.
-
Kapan PDIP menang di pemilu 2019? Partai pemenang pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase 19.33% dari total suara sah yang diperoleh.
-
Kenapa PDIP menang di pemilu 2019? Kemenangan ini juga menunjukkan bahwa citra dan program kerja yang ditawarkan oleh PDIP dapat diterima oleh masyarakat luas.
-
Bagaimana PDIP bisa menang di pemilu 2019? PDIP berhasil meraih kemenangan yang signifikan dalam pemilu 2019 dan menjadi partai pemenang dengan persentase suara tertinggi, menunjukkan popularitas dan kepercayaan yang dimiliki oleh partai ini di mata masyarakat Indonesia.
-
Bagaimana hubungan Jokowi dan PDIP merenggang? Diketahui, hubungan Jokowi dengan partai Pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merenggang saat keduanya beda pilihan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
Menurut Andreas, saat ini koalisi sudah lebih dari cukup. Sehingga tidak perlu ada penambahan partai koalisi.
"Karena dengan koalisi yang ada itu sebenarnya dukungan untuk pemerintah itu sudah sangat cukup. Dengan kurang lebih 60 persen itu sudah sangat cukup dan saya kira kita menjaga sih sehingga tetap ada mekanisme di dalam politik yang demokratis di mana kita butuh juga ada kekuatan politik lain di luar pemerintahan untuk menjaga check and balance," ungkapnya.
Dia melanjutkan, penambahan partai juga tidak baik untuk soliditas koalisi. Andreas khawatir penambahan koalisi akan mengganggu soliditas partai pendukung Jokowi-Ma'ruf.
"Sehingga jangan sampai ada penambahan atau ini justru membuat koalisi tidak solid. Saya kira ini poin yang paling penting," ucapnya.
Sebelumnya, Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid khawatir jika ada tambahan partai lain bergabung dalam koalisi parpol pendukung pemerintah Joko Widodo (Jokowi) dan Ma'ruf Amin. Koalisi ini sudah dihuni banyak partai. Jika ditambah partai lain, koalisi ini akan menjadi gemuk.
"Jika misalnya harus menambah satu lagi. Itu lebih besar lagi nanti. Apalagi kalau misalnya Gerindra yang masuk aduh, gemuk sekali. takutnya berlemak. Kegemukan, obesitas," kata Jazilul.
Baca juga:
Bara Hasibuan Sebut Ucapan Zulkifli Hasan Dukung Jokowi Tanpa Syarat Sikap Resmi PAN
Perindo: Oposisi Sehat Diperlukan Untuk Memperkuat Bangsa
Gerindra Bantah Kursi Ketua MPR jadi Syarat Rekonsiliasi dengan Kubu Jokowi
PDIP Absen Rapat 4 Ketum Parpol, Paloh Garuk Kepala, Suharso Colek Airlangga
4 Ketum Parpol Pendukung Jokowi Tegaskan Solid, Tak Berebut Kekuasaan